Pencapaian Kinerja Vale Indonesia Bisa Jadi Contoh BUMN Tambang Lain

Manajemen MIND ID menyatakan, keberadaan saham MIND ID dalam PT Vale Indonesia Tbk dalam rangka mengelola sumber daya strategis Indonesia.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 06 Jun 2022, 13:53 WIB
Komisaris Utama MIND ID Doni Monardo  (Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - PT Vale Indonesia Tbk (INCO) yang konsisten melaksansakan program keberlanjutan dan good mining practice mendapatkan dukungan MIND ID untuk rencana perubahan status kontrak karya PT Vale Indonesia Tbk menjadi izin usaha pertambangan khusus (IUPK).

Perubahan status tersebut diyakini akan memperkuat sinergi MIND ID dan PT Vale Indonesia Tbk  dalam peningkatan nilai tambah komoditas nikel Indonesia pada masa yang akan datang. 

Direktur Hubungan Kelembagaan MIND ID, Dany Amrul Ichdan mengatakan, keberadaan saham MIND ID dalam PT Vale Indonesia Tbk dalam rangka mengelola sumber daya strategis Indonesia. 

MIND ID memegang kepemilikan saham pada PT Vale Indonesia Tbk sebesar 20 persen. Holding tambang itu menyelesaikan transaksi pembelian saham PT Vale Indonesia Tbk pada 7 Oktober 2020.

"Kepemilikan saham MIND ID pada PTVI juga menambah portofolio serta hilirisasi komoditas nikel perusahaan,” kata Dany melalui keterangan resminya, ditulis Senin (6/6/2022).

Sementara itu, Komisaris Utama MIND ID Doni Monardo pun memastikan konsistensi PT Vale Indonesia Tbk dalam melaksanakan program keberlanjutan dan good mining practice. Ia bahkan meminta keberhasilan program itu dapat diikuti oleh BUMN tambang lainnya.

Apalagi PT Vale Indonesia Tbk yang merupakan perusahaan tambang dan pengolahan nikel terintergasi ini mencatatkan kinerja positif pada kuartal I 2022. Perseroan membukukan laba bersih USD 67,7 juta atau sekitar Rp 978,88 miliar (asumsi kurs Rp 14.459 per dolar AS), atau tumbuh 100,77 persen year on year (yoy) dibandingkan periode sama tahun lalu USD 33,7 juta atau sekitar Rp 487,27 miliar.

Laba tersebut didorong dari pertumbuhan pendapatan 13,8 persen menjadi USD 235,08 juta atau sekitar Rp 3,39 triliun  jika dibandingkan kuartal I 2021 sebesar USD 206,6 juta atau sekitar Rp 2,98 triliun.

Presiden Direktur PT Vale Indonesia Tbk, Febriany Eddy menuturkan, perseroan terus berkomitmen melaksanakan tata kelola dan praktik operasional yang baik. 

“Komitmen perusahaan terhadap environment, social dan governance (ESG) juga ditunjukkan dengan pemenuhan prinsip ICMM (International Council on Mining and Metals),”  tutur Febriany.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Miliki Cadangan Nikel Terbesar

Ilustrasi Nikel (Foto: Istimewa)

Kemudian, sejauh ini, PT Vale Indonesia Tbk memiliki cadangan nikel yang cukup besar dan telah melakukan hilirisasi nikel di Sorowako, Sulawesi Selatan. Perseroan juga sedang menginisiasi proyek pengembangan hilirisasi nikel di Bahodopi dan Pomalaa, Sulawesi Tenggara. 

Komitmen keberlanjutan perseroan ditunjukkan dengan deklarasi perusahaan terhadap komitmen untuk mencapai Net Zero Emission dari scope 1 dan scope 2 pada tahun 2050 atau lebih awal, selaras dengan ambisi Paris Agreement. 

Bukan hanya itu, PT Vale Indonesia Tbk juga terus berkomitmen menyerap tenaga kerja lokal sebagai bentuk nilai tambah keberadaan perusahaan untuk masyarakat di sekitar wilayah operasional. Hingga saat ini PTVI sudah mempekerjakan 2.966 karyawan dengan presentase 86,6 persen (dari Luwu Timur), dan 99,7 persen karyawan di lingkungan perusahaan adalah putra-putri terbaik Indonesia.

PT Vale Indonesia Tbk melaksanakan program-program pengembangan masyarakat dengan mengedepankan kemitraan tiga pilar yakni, pemerintah, masyarakat, dan perusahaan. 

“Rencana Induk Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (RIPPM) menggunakan tiga Skema yaitu Pembangunan Kawasan Pedesaan Mandiri (PKPM), Kemitraan Strategis dan Kontribusi Strategis,” kata Febriany.

 

 


Program Perseroan

Lahan bekas tambang, PT Vale Indonesia (dok: Athika Rahma)

Program PKPM yang dikembangan perusahaan meliputi, penguatan 10 kawasan dengan target minimal 7 konsolidasi, 2 mandiri dan 1 berdaya saing, 10 Badan Kerjasama Antara Desa (BKAD), terciptanya 6 Bumdesma dan 4 Pusat Pertanian, fasilitas produksi pertanian, dibentuknya 2 desa wisata, serta dilakukannya konservasi pesisir laut. 

PT Vale Indonesia Tbk bersama pemerintah daerah juga sepakat menunjang industri agro-bisnis dan pariwisata. Hal ini diperkuat dengan hibah Bandara Sorowako kepada pemerintah dengan tujuan untuk pemberdayaan ekonomi lokal, khususnya pariwisata.

Lalu, di bidang lingkungan, PTVI secara aktif menjaga kualitas air danau di komplek Danau Malili yang berdekatan dengan areal tambang. Danau Komplek Malili terdiri dari tiga danau yang berada di Malili, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Tiga danau tersebut antara lain, Danau Matano, Mahalona, dan Danau Towuti.

Perseroan  juga melakukan reklamasi lahan bekas tambang secara progresif. Targetnya, 70 persen lahan akan direklamasi di tahun 2025. Perusahaan juga fokus pada penanaman pohon. 

Sebanyak 3,7 juta pohon telah ditanam, di antaranya endemik Ebony (Diospyros celebica), Dengen (Dillenia serata), Kaloju (Caralia braciata), Mata kucing (Hopea celebica) dan jenis unggulan lokal. Total Rehabilitasi PTVI seluas 10.280 hektar dengan rincian 10.000 hektar di luar daerah operasional dan 280 hektar di dalam daerah operasional.

 


Perkembangan Proyek Vale Indonesia di Pomalaa

Seorang pria mengambil gambar layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Seiring berjalannya perdangan, penguatan IHSG terus bertambah tebal hingga nyaris mencapai 1,50 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) menggandeng Zhejiang Huayou Cobalt Company Limited untuk mengembangkan fasilitas pengolahan High-Pressure Acid Leaching (HPAL) di Pomalaa, Kolaka, Sulawesi Tenggara (Proyek HPAL Pomalaa).

Presiden Direktur PT Vale Indonesia Tbk, Febriany Eddy mengungkapkan, proyek tersebut telah mencatatkan sejumlah perkembangan. Salah satunya perizinan kunci sudah didapat dengan dukungan dari pemerintah.

"Akuisisi lahan sedang dalam proses. Kemudian pelabuhan sudah siap untuk kapasitas 40 ribu ton. Saat ini sedang di-upgrade menjadi 120 ribu ton nikel,” kata Febriany dalam RDP dengan Komisi VII, Kamis (2/6/2022).

Sebelumnya, perseroan bekerja sama dengan Sumitomo Metal Mining Co., Ltd, (SMM) untk proyek di Pomalaa dengan potensi kapasitas produksi 40 ribu metrik ton nikel per tahun.

Namun, akhir April lalu SMM memutuskan untuk menghentikan studi kelayakan yang sedang berlangsung atas pembangunan kilang nikel di wilayah Pomalaa di Kabupaten Kolaka di Sulawesi Tenggara di Indonesia.

Perusahaan mengaku sulit untuk mempertahankan tim studi proyek internal dan eksternal tanpa prospek kemajuan di masa depan. Sehingga SMM menyimpulkan bahwa mereka tidak punya pilihan selain menghentikan studi.

Tak berselang lama, Vale Indonesia mengumumkan kerja sama dengan Zhejiang Huayou Cobalt Company Limited untuk mengembangkan fasilitas pengolahan High-Pressure Acid Leaching (HPAL) di Pomalaa, Kolaka, Sulawesi Tenggara (Proyek HPAL Pomalaa).

Proyek HPAL Pomalaa akan mengadopsi dan menerapkan proses, teknologi dan konfigurasi HPAL Huayou yang telah teruji untuk memproses bijih limonit dan bijih saprolit kadar rendah dari tambang PT Vale di Pomalaa, untuk menghasilkan Produk Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) dengan potensi kapasitas produksi hingga mencapai 120 ribu metrik ton nikel per tahun.

“Kami mengubah partner dari SMM menjadi Huayou, dengan kapasitas produksi dari SMM yang tadinya 40 ribu ton per tahun menjadi 120 ribu per ton,” kata dia.

Febriany mengatakan pekerjaan konstruksi awal sudah dilakukan. Diperkirakan, dalam waktu maksimum 3 tahun pengerjaan pabrik akan rampung.

 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya