Tiket Masuk Borobudur Bakal Naik, Akademisi Unpad: Upaya Konservasi Jangan Menghilangkan Daya Tarik

Konservasi diperlukan untuk menjaga kelestarian cagar budaya yang ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO tersebut.

oleh Huyogo Simbolon diperbarui 07 Jun 2022, 09:00 WIB
Stupa-stupa Budha terlihat di candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah, Indonesia 10 Mei 2016. Menurut Kepala Balai Konservasi Borobudur Marsis Sutopo untuk mengajukan arsip sebagai Memory of the World tidak bisa tunggal. (AFP Photo/Goh Chai Hin)

Liputan6.com, Bandung - Ramai komentar terkait wacana pemerintah menaikkan tarif masuk ke area struktur Candi Borobudur bagi wisatawan domestik menjadi Rp750 ribu. Hal ini turut mengundang reaksi akademisi dari Universitas Padjadjaran (Unpad), Evi Novianti.

Evi mengatakan, meskipun bertujuan untuk konservasi, pemerintah perlu mempertimbangkan lebih lanjut mengenai wacana kenaikan ini.

"Saya kurang setuju kalau itu dibebankan ke wisatawan mancanegara dan nusantara. Boleh naik asalkan jangan terlalu tinggi,” kata Evi dikutip dari laman Unpad, Selasa (7/6/2022).

Evi menilai, rencana pembebanan tarif untuk menaiki Candi Borobudur terbilang mahal bagi wisatawan domestik. Padahal, hadirnya wisatawan domestik justru menjadi daya tarik untuk meningkatkan perekonomian masyarakat di sekitar kawasan wisata.

"Jangan sampai wisatawan nusantara beranggapan lebih baik ke luar negeri daripada menikmati destinasi wisata Indonesia," ujarnya.

Di sisi lain, konservasi diperlukan untuk menjaga kelestarian cagar budaya yang ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO tersebut. Meski begitu, upaya konservasi jangan sampai dibebankan kepada wisatawan.

"Upaya konservasi memang membutuhkan dana yang cukup tinggi. Sebaiknya ada subsidi silang dari sektor yang lain," ucapnya.

Kebijakan pembatasan pengunjung untuk naik ke atas dinilai lebih efektif untuk upaya konservasi. Pembatasan ini lebih membuat penataan dan tata kelola wisata di Candi Borobudur dapat lebih terorganisasi.

"Sekarang semua serba reserve, dan wisman serta wisnus sudah mulai paham juga dengan teknologi. Berarti berkelanjutan dengan akses internet serta prasarana lain yang belum ada bisa saling mendukung," ungkapnya.

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Metode Lain untuk Pelestarian Candi Borobudur

Wisatawan menikmati matahari terbit atau sunrise dengan latar belakang Candi Borobudur di Punthuk Setumbu, Karangrejo, Magelang, Jawa Tengah, Senin (16/5/2022). Punthuk Setumbu menjadi destinasi favorit di Jawa Tengah, terlebih saat libur Waisak yang terkenal dengan keindahan alam Candi Borobudur dan sekitarnya saat matahari terbit. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Lebih lanjut, Ketua Program Studi Magister Pariwisata Berkelanjutan Unpad itu menjelaskan, ada metode yang bisa dilakukan sebagai upaya melestarikan Candi Borobudur. Metode tersebut adalah kerja sama Hexahelix.

Kerja sama Hexahelix bertujuan mendeskripsikan, menganalisis peran dan interaksi, serta model dari helix pemerintah, industri, masyarakat, akademisi, media, dan wisatawan pada tata kelola pariwisata. Melalui kerja sama ini, seluruh pihak dapat saling bahu membahu dalam melakukan tata kelola pariwisata yang baik.

Menurut Evi, model kerja sama ini baik diterapkan dalam mendukung penguatan destinasi wisata, khususnya wisata budaya. Saat ini, konsep wisata sejarah ataupun budaya sudah mulai digencarkan di masyarakat.

Selain itu, edukasi akan pentingnya menjaga kelestarian warisan budaya juga perlu dilakukan kepada wisatawan. Hal ini dilakukan agar para wisatawan, khususnya wisatawan domestik, bisa lebih menghargai dan mencintai destinasi budaya dan sejarah.

Upaya edukasi bisa dilakukan dengan cara yang ringan, salah satunya dengan model bercerita (story telling) yang mampu menarik wisatawan untuk mengetahui dan berkunjungan secara langsung. Upaya ini merupakan salah satu implementasi dari konsep kerja sama Hexahelix.

"Wisatawan nusantara dan mancanegara diharapkan lebih aware dan diberikan pengertian dari aparat/pengurus setempat mengenai begitu bernilainya destinasi wisata melalui cerita dan media penunjang, baik itu below the line atau above the line," kata dia.


Infografis Candi Borobudur

Infografis Heboh Harga Tiket Naik Stupa Candi Borobudur untuk Wisatawan Lokal. (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya