Liputan6.com, Jakarta - PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) melepas kepemilikan sahamnya di PT SLP Surya Ticon Internusa (SLPSTI) dan PT Surya Internusa Timur (SIT) kepada Frasers Property Thailand Pte Ltd pada Senin, 6 Juni 2022.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), fRASEditulis Selasa (7/6/2022), PT Surya Internusa Semesta Tbk melepas 23.200.000 saham perseroan di PT SLP Surya Token Internusa dengan nilai nominal Rp 301,60 miliar. Selain itu, perseroan juga melepas 1.200.000.000 saham SIT dengan nilai nominal Rp 120 miliar.
Advertisement
Adapun nilai transaksi penjualan saham dalam SLPSTI sebesar Rp 430,58 miliar dan penjualan saham dalam SIT Rp 131,59 miliar. Dengan demikian, perseroan meraup dana Rp 562,09 miliar dari penjualan saham dalam SLPSTI dan SIT.
“Dengan divestasi ini, perseroan tidak memiliki penyertaan saham lagi di kedua perusahaan tersebut (SLPSTI dan SIT), dan sebagai gantinya mendapatkan tambahan dana dari hasil penjualan saham,” tulis manajemen perseroan dalam keterbukaan informasi BEI.
Manajemen PT Surya Internusa Semesta Tbk menyatakan transaksi penjualan saham tersebut bukan merupakan transaksi material sebagaimana dimaksud dalam Peraturan OJK Nomor 17/POJK.04/2020 tentang transaksi material dan perubahan kegiatan usaha dan bukan merupakan suatu transaksi afiliasi sebagaimana dimaksud dalam Peraturan OJK Nomor 42/POJK.04/2020 tentang transaksi afiliasi dan transaksi benturan kepentingan.
"Tidak terdapat hubungan afiliasi antara perseroan dengan Frasers Property Thailand (Indonesia) Pte Ltd,” tulis perseroan.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Penutupan IHSG Senin 6 Juni 2022
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bertahan di zona merah hingga penutupan perdagangan Senin, (6/6/2022). Investor asing melakukan aksi jual saham signifikan di seluruh pasar.
Pada penutupan perdagangan, mengutip data RTI, IHSG melemah 1,2 persen ke posisi 7.096,58. Indeks LQ45 turun 0,69 persen ke posisi 1.036,38. Sebagian besar indeks acuan alami koreksi. Pada awal pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.194,53 dan terendah 7.056,17. Sebanyak 301 saham melemah sehingga menekan IHSG. 234 saham menguat dan 162 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan 1.503.842 kali dengan volume perdagangan 25,8 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 14,9 triliun. Investor asing jual saham Rp 1,15 triliun di seluruh pasar. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 14.431.
Sebagian besar sektor saham tertekan. Sementara itu, indeks sektor saham IDXhealth melonjak 1,64 persen, indeks sektor saham IDXproperty menanjak 0,73 persen dan indeks sektor saham IDXnonsiklikal menguat 0,62 persen.
Sedangkan indeks sektor saham IDXtechno merosot 4,35 persen, dan catat koreksi terbesar. Diikuti indeks sektor saham IDXfinance melemah 1,25 persen, indeks sektor saham IDXindustry tergelincir 1 persen, indeks sektor saham IDXsiklikal meroost 0,71 persen, dan indeks sektor saham IDXenergy susut 0,47 persen.
Bursa saham Asia bervariasi pada perdagangan Senin, 6 Juni 2022. Bursa saham China memimpin penguatan di regional yang didorong saham teknologi di Hong Kong.
Advertisement
Bursa Saham China Pimpin Penguatan
Mengutip CNBC, Indeks Hang Seng melonjak 2,71 persen ke posisi 21.653,90. Saham teknologi China di Hong Kong melompat seiring laporan Wall Street Journal menyebutkan regulator di China sedang menyelesaikan penyelidikan terhadap perusahaan ride-hailing Didi dan dua perusahaan teknologi lainnya yang tercatat di Amerika Serikat.
Regulator berencana mencabut larangan perusahaan untuk menambahkan pengguna baru di platform mereka dan izinkan aplikasi kembali ke aplikasi domestik, menurut laporan itu.
Saham Alibaba di Hong Kong naik 5,04 persen. Sementara Meituan melonjak 9,93 persen, Baidu naik 5,18 persen. Indeks Hang Seng teknologi bertambah 4,64 persen menjadi 4.601,95.
Di China daratan, indeks Shanghai naik 1,28 persen ke posisi 3.236,37. Indeks Shenzhen melompat 2,66 persen menjadi 11.938,12. Indeks Manajer Pembelian layanan Caixin China yang dirilis pada Senin berada di 41,4, lebih baik dari pembacaan Apil 36,2, tetapi masih di wilayah kontraksi.
Rilis ini muncul setelah angka resmi PMI non manufaktur pekan lalu sebesar 47,8 pada Mei, meningkat dari posisi April pada 41,9. Angka ini masih di bawah angka 50 yang memisahkan ekspandari kontraksi.
Di Jepang, indeks Nikkei 225 menguat 0,56 persen ke posisi 27.915,89. Hal ini juga didukung saham Fast Retailing melompat 2,77 persen. Indeks Topix bertambah 0,31 persen ke posisi 1.939,11. Indeks Australia turun 0,45 persen ke posisi 7.206,30. Indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang menguat 0,8 persen.
Harga Minyak Menguat
Ta Hui dari JPMorgan Asset Management menuturkan, perusahaan saat ini mengamati tanda-tanda momentum Amerika Serikat jelas mulai melambat serta dampak dari kondisi moneter yang lebih ketat.
“Saya pikir di situlah kami memantau dengan sangat cermat, tetapi kami belum sampai di sana dalam hal menjadi bearish di pasar Asia,” ujar dia kepada CNBC.
Sementara itu, bursa saham di Korea Selatan libur pada awal pekan ini.
Dalam perkembangan geopolitik lainnya, Menteri Perdagangan AS Gina Raimondo menuturkan, pemerintahan Joe Biden sedang melihat potensi menaikkan sejumlah tarif di China untuk lawan inflasi.
“Presiden telah meminta kami di timnya untuk analisis itu, jadi kami sedang dalam proses melakukan itu untuknya dan dia harus membuat keputusan itu,” kata dia.
Ia menambahkan ada pertimbangan pelonggaran pungutan atas produk tertentu seperti barang rumah tangga dan sepeda.
Indeks dolar AS berada di posisi 101,948 dari posisi sebelumnya 102,21. Yen Jepang berada di posisi 130,71 per dolar AS. Harga minyak menguat pada jam perdagangan di Asia. Harga minyak Brent naik 0,68 persen menjadi USD 120,53 per barel. Harga minyak berjangka Amerika Serikat melompat 0,69 persen menjadi USD 119,69 per barel.
Advertisement