Pusat Pendidikan Agama Pada Masa Kerajaan Majapahit

Pusat pendidikan ini dipimpin oleh seorang Siddhapandita atau Maharesi, yang disebut Dewaguru

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Jun 2022, 14:00 WIB
Gajah Mada, Patih Amangkhubumi Kerajaan Majapahit. Sumpahnya yang terkenal adalah Sumpah Palapa.

Liputan6.com, Jakarta Besarnya kerajaan Majapahit di Jawa Timur tak lepas dari peran pendidikan agama yang diberikan kepada keturunan raja maupun kerabat.

Sejumlah pusat pendidikan pada masa Kerajaan Majapahit dalam rangka menciptakan generasi penerus yang lebih baik. Informasi yang dihimpun dari berbagai sumber, Kerajaan Majapahit memiliki sejumlah pusat pendidikan.

Seperti pusat pendidikan agama yang disebut mandala atau Kadewaguruan. Pusat pendidikan ini dipimpin oleh seorang Siddhapandita atau Maharesi, yang disebut Dewaguru. 

Mandala (Kadewaguruan) disebut pula sebagai wanasrama karena letaknya terpencil. Mandala biasanya berada di tempat sunyi, hutan, lereng gunung, pantai dan sebagainya.

Sementara itu, Wanasrama merupakan sebuah kompleks perumahan para pertapa, dengan tatanan secara khusus. Tempat tinggal Dewaguru berada di tengah-tengah kompleks dikelilingi oleh rumah murid-murid yang disusun berjenjang berdasarkan tingkat pengetahuan mereka. 

Dewaguru yang tinggal di tengah-tengah, disebut tapowana atau pajaran. Di sekitarnya adalah tempat tinggal murid-murid senior, yaitu tempat tinggal pangubwanan (para pendeta wanita) dekat dengan tapowana.

Kemudian tempat tinggal para pendeta laki-laki (pamanguywan) dan paling luar adalah tempat tinggal para pemula yaitu para kaki dan endang, atau tapaswi.

Saksikan video pilihan berikut ini:


Raja Hayam Wuruk

Tata letak pusat pendidikan agama di Majapahit yang tersebar, maka kompleks perumahan pertapa disebut mandala atau lingkaran. Dengan titik pusat tapowana, tempat tinggal Dewaguru. 

Mandala Kadewaguruan kemungkinan telah muncul pada zaman Singasari, karena dibicarakan dalam kitab Rajapatigundala yang berasal dari masa Singasari. 

Raja yang disebut adalah raja Bhatati yang diperkirakan sebutan raja Kartanagara. Jumlah Kadewaguruan di Majapahit makin banyak dan berkembang pesat sejak pemerintahan Raja Hayam Wuruk. 

Pendidikan agama sangat penting oleh karenanya pemilihan guru agama yang baik sangat diperlukan. 

Pendidikan bisa dilakukan perorangan atau berkelompok, maksudnya mengikuti pendidikan agama di pusat pendidikan agama seperti halnya kadewaguruan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya