33 Emiten Bakal Rights Issue, Incar Dana Rp 25,2 Triliun

BEI menilai, minat perusahaan yang akan menghimpun dana melalui pasar modal masih kondusif.

oleh Agustina Melani diperbarui 07 Jun 2022, 15:24 WIB
Pekerja mengamati pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di salah satu perusahaan Sekuritas di Jakarta, Rabu (14/11). Pasar saham Indonesia naik 23,09 poin atau 0,39% ke 5.858,29. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat terdapat 33 perusahaan yang berencana melalukan penambahan modal dengan rights issue hingga 3 Juni 2022. Perkiraan dana yang akan diraup dari rights issue sebesar Rp 25,2 triliun.

“Sampai dengan 3 Juni 2022, pada pipeline rights issue BEI saat ini terdapat 33 perusahaan yang berencana melakukan rights issue dengan perkiraan dana yang akan dihimpun sebesar Rp 25,2 triliun,” ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna, kepada wartawan ditulis Selasa (7/6/2022).

Ia menambahkan, untuk pipeline pencatatan efek bersifat utang dan sukuk terdapat 36 emisi yang akan diterbitkan oleh 30 perusahaan dengan perkiraan total dana yang akan dihimpun sebesar Rp 44,9 triliun.

Untuk sektor-sektor perusahaan yang berada dalam pipeline pencatatan efek bersifat utang dan sukuk adalah sebagai berikut :

- 17 Perusahaan dari sektor Financials

- 3 Perusahaan dari sektor Infrastructures

- 1 Perusahaan dari sektor Consumer Non-Cyclicals

- 2 Perusahaan dari sektor Properties & Real Estate

- 3 Perusahaan dari sektor Industrials

- 2 Perusahaan dari sektor Basic Materials

- 1 Perusahaan dari sektor Transportation & Logistic

- 1 Perusahaan dari sektor Energy

BEI menilai, minat perusahaan yang akan menghimpun dana melalui pasar modal masih kondusif baik itu berupa saham, efek bersifat utang dan sukuk. Hal ini ditunjukkan dari pipeline efek yang akan dicatatkan di BEI.

“Sampai dengan 3 Juni 2022, jumlah perusahaan maupun nilai fundraising yang berada pada pipeline pencatatan saham, efek bersifat utang dan sukuk mengalami peningkatan secara rata-rata sekitar 50 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya,” ujar dia.

Nyoman menuturkan, berdasarkan catatannya pada 3 Juni 2022, jumlah perusahaan yang berada pada pipeline pencatatan saham merupakan yang tertinggi dalam tiga tahun terakhir. 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


43 Perusahaan Jalani Proses IPO

Pekerja tengah melintas di layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini IHSG ditutup melemah 5,72 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.122,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Bursa Efek Indonesia (BEI) mengantongi 43 perusahaan dalam proses pencatatan saham di BEI hingga 6 Juni 2022. Total dana yang akan dihimpun dari 43 perusahaan itu Rp 14,1 triliun.

“Sampai dengan 6 Juni 2022, terdapat 43 perusahaan yang berada dalam pipeline pencatatan saham BEI dengan total dana yang direncanakan sebesar Rp 14,1 triliun,” ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna, kepada wartawan, Senin (6/6/2022).

Adapun rincian sektor perusahaan yang proses penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) antara lain:

-Tiga perusahaan dari sektor basic materials

-Tiga perusahaan dari sektor industrials

-Empat perusahaan dari sektor transportasi dan logistik

-Sembilan perusahaan dari sektor konsumer non siklikal

-Delapan perusahaan dari sektor konsumer siklikal

-Dua perusahaan dari sektor teknologi

-Dua perusahaan dari sektor healthcare

-Tiga perusahaan dari sektor energi

-Empat perusahaan dari sektor properti dan real estate

-Lima dari sektor infrastruktur


Sederet Aksi Korporasi Emiten BUMN pada 2022

Layar pergerakan IHSG di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/11/2019). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada zona merah pada perdagangan saham awal pekan ini IHSG ditutup melemah 5,72 poin atau 0,09 persen ke posisi 6.122,62. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tengah ramai-ramai berbenah. Beberapa di antaranya akan melakukan restrukturisasi hingga penambahan modal.

Wakil Menteri BUMN II, Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, ada lima aksi korporasi berupa rights issue yang akan dilakukan lima emiten dalam waktu dekat. Pertama, yakni PT Semen Indonesia Tbk atau SIG (SMGR).

Pemerintah berencana mengalihkan seluruh sahamnya di PT Semen Baturaja Tbk (SMBR) kepada SIG melalui rights issue.

"Jadi memang Baturaja ini masih di luar holding semen. Nanti prosesnya melalui rights issue seperti waktu inject pegadaian dan PMN ke BRI,” ujar pria yang akrab disapa Tiko itu dalam Rapat Kerja dengan Komisi VI, Selasa (7/6/2022).

Mengingat dua perusahaan publik yaitu Semen Indonesia maupun Semen Baturaja membutuhkan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Aksi tersebut diharapkan dapat terlaksana pada kuartal III 2022. Selanjutnya PT Waskita Karya Tbk (WSKT) yang akan menerima PMN sebesar Rp 3 triliun tahun ini. Penambahan modal juga dilakukan melalui skema rights issue.

"Ini rights issue terakhir di Waskita. Diharapkan dengan rights issue terakhir ini dan penjualan beberapa ruas tol diharapkan di 2022-2023 sudah masuk ke fase penyehatan," kata Tiko.


Rights Issue Lainnya

Layar indeks harga saham gabungan menunjukkan data di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (2/1). Angka tersebut naik signifikan dibandingkan tahun 2016 yang hanya mencatat penutupan perdagangan pada level 5.296,711 poin. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Ketiga, yakni PT Adhi Karya Tbk (ADHI) yang juga direncanakan rights issue pada kuarta II 2022. ADHI menjadi perusahaan pelat merah yang menerima PMN paling kecil dibanding lainnya, yakni sebesar Rp 1,86 triliun.

"Dengan berbagai proyek yang ada, termasuk tol Solo-Yogya ada tambahan permodalan Rp 1,98 triliun, ini yng terkecil di antara seluruh karya. KIta harapkan ada rights issue pada triwulan II juga,” ujar Tiko.

Dari sektor perbankan, pemerintah akan menambah modal untuk PT Bank Tabungan Negara Tbk atau BTN (BBTN). Tiko mengatakan, langkah ini diambil lantaran BTN memiliki CAR yang kecil di antara bank BUMN lainnya.

"CAR BTN paling kecil di antara bank buku IV, Kita ingin tambah CAR nya sampai 19 persen dibutuhkan tambahan modal Rp 2,98 triliun yang sudah disetujui, nanti juga melalui RI mungkin di triwulan 3-4,” ujar dia.

Terakhir, ada PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA). Tiko menuturkan, jika PKPU mencapai ksepakatan homologasi, rights issue akan dilakukan sebanyak dua kali. Rights issue pertama dieksekusi pemerintah atas porsi kepemiikannya 65 persen. Kemudian rights issue tahap II akan digelar sekitar kuartal IV 2022 untuk tambahan pendanaan dari investor strategis.

"Jadi cukup banyak kesibukan kami di semester II untuk berbagai rights issue, diharapkan semuanya bisa berjalan lancar semoga kapasitas bursa untuk serap ini cukup baik,” kata dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya