Membangkitkan Girah Silek Tradisi Minangkabau, ini Masukan dari Para Tuo Silek

Silek tradisi MInangkabau dinilai mulai tergerus seiring perkembangan zaman.

oleh Novia Harlina diperbarui 07 Jun 2022, 18:30 WIB
Ketua Ikatan Pencak Silat (IPSI) Sumatera Barat, Supardi berdiskusi dengan para tuo silek. (Liputan6.com/ ist)

Liputan6.com, Padang - Forum musyawarah tuo silek se-Sumatera Barat ini menghasilkan sejumlah rekomendasi yang terbagi dalam beberapa aspek. Mulai dari Penguratan dari Dalam, Regulasi, Pendidikan, sampai aspek kerjasama antar pemangku kepentingan.

Ketua Ikatan Pencak Silat (IPSI) Sumatera Barat, Supardi, sangat mengapresiasi rekomendasi tersebut. Ia berterimakasih pada tuo-tuo silek yang telah 'turun gunung' untuk ikut berembuk terkait keberlangsungan silek tradisi. Rekomendasi tersebut menurutnya merupakan masukan berharga untuk kemajuan dan pengembangan silek tradisi.

"Kita akan tindaklanjuti hasil musyawarah ini untuk membangkitkan girah silek tradisi Minangkabau," ujarnya, Senin (6/6/2022).

Namun, untuk mewujudkan rekomendasi tersebut secara konkret, Supardi mengatakan diperlukan kerjasama lintas sektor di institusi pemerintahan dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) baik di Provinsi mau pun di Kabupaten dan Kota.

Supardi juga menyampaikan bahwa, dari beberapa hasil rekomendasi tampak tuo-tuo silek dan IPSI Sumbar memiliki visi yang sama mengenai keberlangsungan silek tradisi.

IPSI Sumbar, misalnya, sangat mendukung diadakannya Musyawarah Tuo Silek dengan konsep galanggang siliah baganti, dimana musyawarah dilakukan secara bergilir di tiap wilayah.

Di aspek promosi dan perluasan kesadaran, Supardi juga punya visi meningkatkan popularitas silek lewat produk-produk audio visual.

"Silek harus dikemas secara kreatif dalam bentuk dokumenter, film, atau bentuk audio visual lainnya, agar silek semakin dekat dengan generasi kini," ujarnya.

Musyarah tersebut dihadiri oleh lebih kurang 60 tuo-tuo silek (atau yang mewakili) dan para pewaris silek dari Kabupaten dan Kota di Sumatra Barat.

Pertemuan tersebut digagas untuk menyampaikan persoalan-persoalan yang sedang dihadapi oleh sasaran-sasaran Silek di Sumatra Barat saat ini.

Selain itu memetakan persoalan-persoalan tersebut untuk diteruskan menjadi sehimpun rekomendasi yang dapat ditindaklanjuti oleh pihak-pihak yang paling berwenang dan bersangkutan, melalui mekanisme pelaksanaan jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.

 


Surau dan Silek

Menurut fasilitator Musyawarah Tuo Silek, Heru Joni Putra, musyawarah ini bertujuan untuk memperkuat kaitan antara Surau dan Sasaran sebagai model pendidikan klasik Minangkabau.

Surau dan Silek tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Segala upaya yang dapat memisahkan kaitan erat keduanya mesti dicegah dengan cepat dan segala upaya yang dapat mempererat kaitannya mesti didukung bersama-sama oleh setiap warga Minangkabau di mana pun berada.

"Tanpa kaitan erat antara Surau dan Silek, Minangkabau akan lapuk karena hujan dan akan lekang karena panas," jelasnya.

Menurutnya rekomendasi ini merupakan usaha memajukan surau dan sasaran bukan hanya tanggungjawab tuo silek, namun juga kewajiban pemerintah dan semua lapisan masyarakat yang bersinergi dengan niniak mamak, alim ulama, cadiak pandai, dan sebagainya.

Iven dengan tema 'Mamancuang di Nan Kalam, Basudah di Lapiak Sumbayang' ini diselenggarakan oleh UPTD Taman Budaya Sumatera Barat dengan inisiasi dari Ketua DPRD Sumatra Barat Sumatra Barat, Supardi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya