Saham Twitter Makin Tertekan Usai Elon Musk Ancam Batalkan Pembelian

Saham Twitter turun 5 persen pada awal perdagangan pekan ini seiring Elon Musk mengancam akan meninggalkan kesepakatan untuk membeli Twitter.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 07 Jun 2022, 21:09 WIB
Elon Musk berjalan dari pusat peradilan di Wilmington, Delaware, Amerika Serikat, Senin (12/7/2021). Pemegang saham telah menggugat Musk dan anggota dewan Tesla lainnya dengan tuduhan kesepakatan yang terjadi pada 2016 merupakan bailout SolarCity. (AP Photo/Matt Rourke)

Liputan6.com, Jakarta - Elon Musk mengancam akan meninggalkan kesepakatan untuk membeli Twitter. Musk menilai pihak Twitter telah melanggar kesepakatan dengan tidak memberikan data yang dia minta soal spam dan akun palsu.

Menyusul kabar tersebut, saham Twitter turun 5 persen pada awal perdagangan pekan ini. Bahkan sebelum ancaman itu, saham Twitter diperdagangkan jauh di bawah harga penawaran atas pengambilalihan Musk sebesar USD 54,20 per saham.

Melansir CNN, Selasa (7/6/2022), Musk melayangkan sebuah surat kepada head of legal, policy and trust Twitter, Vijaya Gadde. Musk menuduh Twitter disebut menolak dan menggagalkan hak Musk atas informasi Twitter, sebagaimana yang termaktub dalam kesepakatan.

"Ini jelas merupakan pelanggaran material terhadap kewajiban Twitter berdasarkan perjanjian. Musk memiliki semua hak, termasuk haknya untuk tidak menyelesaikan transaksi dan haknya untuk mengakhiri perjanjian merger," tulis seorang pengacara yang mewakili Musk kepada perusahaan, melansir CNN, Selasa, 7 Juni 2022.

Musk meminta agar Twitter menyerahkan informasi tentang metodologi pengujian mereka yang mengklaim jumlah bot dan akun palsu kurang dari 5 persen dari basis pengguna aktif platform.

Elon Musk berencana melakukan penilaian independennya sendiri berdasarkan data Twitter. Musk beranggapan, jumlah sebenarnya dari akun spam kemungkinan mencapai 90 persen.

Beberapa analis Wall Street mengatakan tindakan Musk sebagai upaya untuk menekan Twitter agar menegosiasikan harga yang lebih rendah senilai USD 44 miliar atau sekitar Rp 635,62 triliun (asumsi kurs Rp 14.446 per dolar AS). Sebelumnya juga ada pertanyaan mengenai bagaimana Musk akan membiayai akuisisi tersebut. Saham media sosial juga terpukul dalam beberapa pekan terakhir di tengah kegelisahan pasar yang lebih luas.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Elon Musk Sebut Kesepakatan Akuisisi Twitter hingga Ada Kejelasan Jumlah Akun Palsu

Elon Musk, founder Tesla dan SpaceX. Sumber: Business Insider

Sebelumnya, CEO Tesla Elon Musk mengatakan pembelian Twitter senilai USD 44 miliar atau sekitar Rp 644,25 triliun (asumsi kurs Rp 14.642 per dolar AS) tidak akan dilanjutkan sampai dia memiliki kejelasan lebih lanjut tentang berapa banyak akun palsu.

Twitter memperkirakan dalam pengajuan awal bulan ini kurang dari 5 persen dari pengguna aktif harian yang dapat dimonetisasi selama kuartal I adalah bot atau akun spam.

Namun, Musk memperkirakan sekitar 20 persen akun di Twitter adalah akun palsu atau spam dan dia khawatir jumlahnya bisa lebih tinggi.

"Penawaran saya didasarkan pada keakuratan pengajuan SEC Twitter," tweet Musk Selasa pagi. “Kemarin, CEO Twitter secara terbuka menolak untuk menunjukkan bukti  kurang dari 5 persen. Kesepakatan ini tidak dapat bergerak maju sampai dia melakukannya,”.

Saham Twitter tergelincir 2,22 persen dalam perdagangan pra-pasar pada Selasa, 17 Mei 2022. Seorang juru bicara Twitter tidak segera menanggapi permintaan komentar CNBC.

Elon Musk mengatakan, timnya sedang melakukan analisis mereka sendiri pada jumlah akun palsu di platform, tetapi para ahli di media sosial, disinformasi dan analisis statistik mengatakan pendekatan yang disarankan untuk analisis lebih lanjut sangat kurang.

"Untuk mengetahuinya, tim saya akan melakukan sampel acak 100 pengikut @twitter," tweet Musk pada Jumat. “Saya mengundang orang lain untuk mengulangi proses yang sama dan melihat apa yang mereka temukan,”.


Klarifikasi Metode

Elon Musk berjalan dari pusat peradilan di Wilmington, Delaware, Amerika Serikat, Senin (12/7/2021). CEO Tesla tersebut menjadi saksi pertama dalam persidangan terkait masalah akuisisi SolarCity. (AP Photo/Matt Rourke)

Tak hanya itu, dia juga mengklarifikasi metodologinya di tweet berikutnya, "Pilih akun mana saja dengan banyak pengikut," dan "Abaikan 1000 pengikut pertama, lalu pilih setiap 10. Saya terbuka untuk ide-ide yang lebih baik,”.

Musk juga mengatakan, tanpa memberikan bukti, ia memilih 100 sebagai nomor ukuran sampel untuk studinya karena itulah nomor yang digunakan Twitter untuk menghitung angka dalam laporan pendapatan mereka.

"Setiap proses pengambilan sampel acak yang masuk akal baik-baik saja. Jika banyak orang secara mandiri mendapatkan hasil yang serupa untuk persen akun palsu/spam/duplikat, itu akan berarti. Saya memilih 100 sebagai nomor ukuran sampel, karena itulah yang digunakan Twitter untuk menghitung <5 persen palsu/spam/duplikat.”

Carl T. Bergstrom, profesor Universitas Washington yang ikut menulis buku untuk membantu orang memahami data dan menghindari klaim palsu secara online, mengatakan kepada CNBC bahwa mengambil sampel seratus pengikut dari satu akun Twitter tidak boleh berfungsi sebagai uji tuntas  untuk melakukan akuisisi senilai USD 44 miliar.

Dia mengatakan, ukuran sampel 100 jauh lebih kecil dari norma bagi peneliti media sosial yang mempelajari masalah serupa dan dapat mengakibatkan bias seleksi.

Sedangkan, pendiri Facebook Dustin Moskovitz mempertimbangkan masalah ini melalui akun Twitter-nya sendiri, menunjukkan bahwa pendekatan Musk sebenarnya tidak acak, menggunakan sampel yang terlalu kecil, dan menyisakan ruang untuk kesalahan besar.


Saham Twitter Merosot

Aplikasi Twitter. Ilustrasi: Dailydot.com

Sebelumnya, Elon Musk mengumumkan penangguhan proses kesepakatan dengan Twitter. Hal itu dilakukan sampai Elon Musk menerima lebih banyak informasi terkait berapa banyak akun palsu yang ada di platform media sosial tersebut. Meski begitu, melalui akun twitter @elonmusk, Musk mengatakan masih berkomitmen untuk akuisisi.

Menyusul pengumuman tersebut, saham Twitter anjlok 18 persen dalam perdagangan premarket. Melansir CNBC, Sabtu, 14 Mei 2022, saham Twitter ditutup turun 9,7 persen pada perdagangan Jumat, 13 Mei 2022.

CEO Tesla itu mengumumkan pada bulan lalu, dia bermaksud untuk membeli Twitter seharga USD 44 miliar atau sekitar Rp 645,08 triliun (asumsi kurs Rp 14.661 per dolar AS). Salah satu prioritas utamanya adalah menghapus bot spam dari Twitter.

Bahkan sebelum pengumuman baru-baru ini, nilai pasar perusahaan telah turun menjadi USD 9 miliar di bawah harga penawaran karena kekhawatiran tentang kesepakatan itu. Perusahaan media sosial yang berkantor pusat di San Francisco mengatakan dalam pengajuan mereka memiliki 229 juta pengguna pada kuartal pertama yang dilayani iklan.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya