Liputan6.com, Bali Demi merespons pandemi di masa depan, ASEAN - Korea Selatan sepakat untuk memperkuat pemanfaatan maha data (big data) pada berbagai sektor kesehatan, khususnya terkait dengan sistem kesehatan. Hal ini menyasar pengembangan sistem pembiayaan dan pengobatan berbasis digital.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin mengatakan, kesepakatan dalam pengembangan sistem teknologi informasi berbasis digital di bidang kesehatan dengan Korea Selatan dari pertemuan ‘9th ASEAN Plus Three Health Ministers Meeting 2022.’
Advertisement
Pertemuan ini merupakan salah satu rangkaian acara "15th ASEAN Health Ministers Meeting and Related Meetings” beberapa waktu lalu. Selain Korea Selatan, pertemuan ‘9th ASEAN Plus Three Health Ministers Meeting’ juga dilakukan bersama Cina dan Jepang.
“Kami kan ada multilateral meeting, yakni ASEAN dengan Cina, ASEAN dengan Jepang, ASEAN dengan Korea Selatan. Jadi, ASEAN dengan tiga negara atau istilahnya ASEAN Plus Three,” kata Budi Gunadi di Hotel Conrad, Nusa Dua Bali, ditulis Selasa (7/6/2022).
“Kalau pertemuan dengan Korea, khususnya mereka tertarik mengenai teknologi informasi dan komunikasi. Mereka juga tertarik dengan bagaimana penerapannya di Indonesia. Jadi, Korea Selatan itu lebih banyak ke sisi teknologi informasi.”
Dalam Joint Statement ASEAN - Korea Selatan untuk Memperkuat Sistem Kesehatan yang Universal dan Berkelanjutan demi mencapai Jaminan Kesehatan Semesta untuk Sistem Kesehatan Tangguh (Sustainable Universal Health Coverage and Health Security), disepakati peningkatan akses terhadap kualitas pelayanan perawatan kesehatan untuk mencapai UHC.
Hal ini didukung dengan memperkuat langkah-langkah keamanan kesehatan dengan meningkatkan pemanfaatan Sistem Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence/AI), dan Big Data untuk mengurangi biaya pengobatan; mencegah obat palsu, serta mencegah dan merespons penyakit menular.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Penguatan Data Platform Kesehatan
Joint Statement ASEAN - Korea Selatan dalam ‘9th ASEAN Plus Three Health Ministers Meeting 2022’ juga ditegaskan dalam sejumlah poin utama, antara lain:
1. Berusaha untuk mengembangkan dan membangun kapasitas nasional dan daerah dari pembentukan sistem pembiayaan kesehatan berbasis teknologi informasi. Ini sangat penting mencapai Universal Health Coverage berkelanjutan.
Dalam hal ini, ASEAN dan Korea Selatan sepakat untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang pemanfaatan sistem yang ditetapkan untuk pembiayaan kesehatan yang stabil.
2. Lebih memperkuat surveilans penyakit menular yang ada, jaringan laboratorium diagnostik, Emergency Operations Center (EOC), serta Further Education Tutorial Network (FETN) dalam merespons kedaruratan kesehatan masyarakat melalui ASEAN - Republic of Korea Capacity (ASEAN - ROK) Building Programmes dan pembentukan yang sedang berlangsung dari E-government Cloud-system for Infectious Diseases Response Project untuk memantau keamanan obat dan vaksin, distribusi dan inventaris obat demi memastikan ketersediaan dan keamanan produk farmasi dan terapi.
3. Meningkatkan kapasitas SDM kesehatan melalui dukungan teknis bantuan dan kursus pelatihan internasional di bidang UHC dan kesiapsiagaan pandemi dan respons melalui ASEAN-ROK UHC International Training Course Project secara sinergis dengan ASEAN dan ASEAN Plus Three dengan mekanisme yang relevan seperti ASEAN Plus Three UHC Network.
4. Meningkatkan pengetahuan terkait perawatan kesehatan melalui pemanfaatan platform berbagi pengetahuan bertenaga TIK yang juga menyediakan manajemen pembelajaran sistem untuk mengumpulkan data kebijakan kesehatan dan mendiskusikan hasil penelitian dengan partisipasi pakar internal dan internasional dari kalangan akademisi, penelitian dan medis melalui Establishment of Knowledge Sharing Platform in Health Sectors yang sedang berlangsung di Sektor Kesehatan bagi Negara Anggota ASEAN.
5. Memperkuat kerja sama ASEAN - ROK dalam membangun kawasan yang lebih kokoh dan tangguh sistem kesehatan di ASEAN melalui pengembangan manufaktur lokal penanggulangan medis di Negara-negara Anggota ASEAN serta pembentukan pusat dan jaringan penelitian regional, menyelaraskan dengan regional yang ada pusat dan jaringan yang bertujuan untuk mencapai akses yang adil ke vaksin, terapi dan alat diagnostik.
Advertisement
Akses yang Adil Hadapi Pandemi
Saat membuka 9th ASEAN Plus Three Health Ministers Meeting 2022, Budi Gunadi Sadikin menekankan, pandemi COVID-19 yang melanda dalam tiga tahun ini mengakibatkan kekurangan sumber daya kesehatan esensial di bidang medis, seperti alat diagnostik, terapi, dan alat pelindung diri.
Di luar masalah darurat tersebut, kekurangan yang terjadi adalah masalah hidup dan mati dalam kehidupan masyarakat. Hal itu juga bertanggung jawab atas kekurangan sumber daya kesehatan penting yang vital — perawatan kesehatan.
“Saya percaya itu tidak boleh terulang ketika pandemi berikutnya melanda. Hanya dengan akses yang adil ke vaksin, terapi, dan diagnostik serta perawatan kesehatan yang memadai, kita dapat melindungi masyarakat global,” papar Budi Gunadi.
“Oleh karena itu, kita harus bekerja bahu membahu untuk secara strategis melipatgandakan akses ke sumber daya kesehatan esensial ini seluas dan seadil-adilnya sekaligus untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas petugas kesehatan kita.”
Untuk mengoptimalkan mobilisasi sumber daya Kesehatan esensial dalam merespons kesehatan masyarakat, Indonesia menyampaikan empat poin penting. Pertama, kita harus memperkuat kapasitas dan kapabilitas untuk mencegah, mendeteksi, dan merespons pandemi masa depan.
“Kami telah mengesahkan ASEAN Strategic Framework on Public Health Emergencies - dokumen inti yang memandu inisiatif ASEAN untuk keadaan darurat kesehatan masyarakat. Kami juga telah menyepakati ASEAN Center for Public Health Emergencies and Emerging Disease,” lanjut Menkes Budi Gunadi.
“Dan kami berencana untuk menyelesaikan perjanjian pendirian selambat-lambatnya pada bulan September 2022. Kami juga sangat menghargai ASEAN Plus 3 Partners yang telah mendukung inisiatif ini mempertahankan ASEAN Centrality selama proses ini.”
Kedua, Budi Gunadi mempertegas harus memperkuat kapasitas dan kapabilitas tenaga kesehatan dalam ASEAN. ASEAN Plus Three Countries dapat mendukung dengan program untuk bertukar keahlian, pengetahuan, dan sumber daya serta meningkatkan kuota beasiswa internasional untuk tenaga kesehatan ASEAN.
Menangkan ‘Perang’ Lawan Pandemi
Penyampaian poin ketiga oleh Budi Gunadi Sadikin dalam '9th ASEAN Plus Three Health Ministers Meeting 2022' adalah harus mengembangkan rantai pasokan regional yang kuat untuk vaksin, terapi, dan alat diagnostik, yang dipersiapkan dengan baik selama masa damai, dan dapat segera diakses selama masa ‘perang’ (pandemi).
“Kami ingin mencari dukungan dari ASEAN Plus Three untuk menyediakan akses ke teknologi perawatan kesehatan tersebut dan untuk mengembangkan Research and Development (R&D) berbasis lokal dan fasilitas manufaktur di negara-negara anggota ASEAN,” paparnya.
“Indonesia, sebagai (tuan rumah) Presidensi G20 2022 ingin meminta dukungan dari ASEAN Plus Three untuk proposal kami meresmikan Act - Accelerator, sebuah mekanisme kerja yang terbukti belum informal selama pandemi ini, yang mana lembaga-lembaga global seperti WHO, UNICEF, CEPI, GAVI, FIND secara informal bekerja sama untuk menyediakan layanan yang segera dan adil akses ke tindakan medis darurat.”
Keempat, harus ada pemanfaatan mekanisme ASEAN Plus 3 Financing and Health yang ada. Indonesia mendorong Negara Anggota ASEAN untuk mengoptimalkan ASEAN - China Cooperation Fund, ASEAN Korea Cooperation Fund, dan Japan - ASEAN Integration Fund.
“Indonesia juga mendorong untuk memanfaatkan ASEAN Plus Three Senior Officials Meeting for Health Development, ASEAN Emergency Operations Centre Network for public health emergencies, ASEAN Plus Three Field Epidemiology Training Network,” terang Menkes Budi Gunadi.
“Dengan mengoptimalkan mekanisme yang ada, program bersama dan aktivitas dapat dapat dieksekusi lebih cepat. Komitmen kami untuk kebaikan yang lebih besar, to leave no one behind (untuk tidak meninggalkan siapa pun).”
Yang terpenting juga adalah memperbanyak dan mendistribusikan peralatan medis yang sangat dibutuhkan secara global untuk penanggulangan pandemi, dan kapasitas manufaktur dapat lebih dipersiapkan untuk memenangkan ‘perang’ berikutnya terhadap patogen.
“Saya menghargai Korea Selatan, Jepang, dan dukungan juga kontribusi Cina terhadap ASEAN Community, khususnya di bidang kesehatan. Saya berharap kerja sama dan kemitraan kita membawa yang terbaik demi masa depan yang damai untuk generasi kita selanjutnya,” tutup Budi Gunadi.
“Semoga perjalanan kerja sama regional kita terus semakin kuat ke depannya. Kita harus bekerja untuk menjamin kehidupan yang berharga, tidak hanya bertahan.”
Baca Juga
Advertisement