Liputan6.com, Jakarta Demi melestarikan musik keroncong, Yayasan Musikesatu (Musik Keroncong Bersatu) dibentuk pada April 2022. Yayasan yang berisikan musikus Keroncong ini ingin menjadikan musik keroncong bisa dilestarikan dan diterima generasi muda.
Dengan semangat yang sama itulah, Yayasan Musikesatu ingin musik keroncong menjadi warisan budaya yang tercatat di UNESCO,
Beberapa nama ikut terlibat dalam komunitas Musikesatu. Mereka antara lain, Husein Latief selaku Ketua Dewan Pembina Musikesatu; Suprapto Santoso, Dedeh Nurhayati, dan Ninok Leksono selaku Anggota Dewan Pembina Musikesatu ; Tuti Maryati selaku Ketua Yayasan; Armyn Rustam, Sekretaris Yayasan; dan Mamiek Prasitoresmi selaku Bendahara.
"Lahirnya Yayasan Musikesatu ini karena kami memiliki kepedulian dan semangat yang sama, yakni memajukan kondisi musik keroncong di Indonesia secara profesional, hingga dikenal luas di mancanegara melalui kegiatan pemberdayaan berbasis komunitas," kata Husein Latief saat acara Halal Bihalal Musikesatu yang digelar di kawasan Cinere, Depok, Minggu (5/6/2022).
"Selain itu, kami juga memiliki semangat untuk menjadikan musik keroncong tercatat di UNESCO sebagai warisan budaya Indonesia," imbuhnya.
Baca Juga
Advertisement
Tantangan
Sementara itu, diva keroncong Tanah Air, Tuti Maryati atau dikenal dengan Tuti Tri Sedya, yayasan yang dinaunginya ini memiliki tantangan serta tugas berat untuk tetap menjaga eksistensi Keroncong di industri musik Tanah Air.
Selain itu juga bisa membawa keroncong tercatat di UNESCO sebagai warisan budaya Indonesia, serta diterima oleh semua lapisan masyarakat, baik masyarakat Indonesia maupun global, terutama anak muda.
Sejumlah program sudah dirancang dan dipersiapkan untuk mencapai target tersebut. Program tersebut rencananya akan ditawarkan ke sejumlah stasiun televisi swasta, untuk menjadi salah satu program yang akan ditayangkan di stasiun TV.
"Sebab, saat ini, program musik keroncong hanya tayang di TVRI,” ucap Tuti.
Advertisement
Program
Lalu juga akan ada program The Kado (Keroncong Amazing Indonesia). Melalui program ini, Musikesatu ingin membawa orkes keroncong tampil dan pentas di mancanegara, antara lain pada pagelaran budaya di gedung kesenian masing-masing negara, festival musik Internasional, serta perayaan 17 Agustus di KBRI.
The Kado juga dapat digunakan untuk pentas seni di dalam negeri, baik tingkat provinsi maupun nasional.
"KISS adalah program Keroncong Goes to School, dimana kami akan mensosialisasikan keroncong ke sekolah-sekolah dan kampus. Melalui program ini, kami ingin mengedukasi generasi muda tentang semua jenis musik keroncong,” paparnya.
Yayasan Musikesatu juga bakal membuat program Keroncong Academy. Program ini dihadirkan dalam bentuk pelatihan offline maupun webinar (online) secara gratis melalui platform Zoom atau GoogleMeet.
Harapannya, melalui program Keroncong Academy, dapat tercipta transfer knowledge dan pengalaman atau berbagi kisah inspiratif dari generasi senior ke junior.
Kelima adalah program Musikesatu Peduli. Program ini merupakan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai bentuk aksi saling peduli terhadap sesama.
Diakui Dunia
Tuti Tri Sedya juga sangat berharap keroncong bisa dimasukan sebagai warisan bukan benda dari Indonesia.
Butuh proses untuk mendapat pengakuan tersebut. Namun harus diperjuangkan terus.
"Mendapatkan pengakuan itu prosesnya panjang. Dibutuhkan juga peran pemerintah dan uang, tapi kita terus gerak goes to UNESCO," papar Tri Sedya.
Advertisement