Permintaan Maaf Pembuat Konten yang Ditarik Orang Utan di Kasang Kulim Zoo, Bicara Tergagap dan Diakhiri Tawa

Lelaki pengunjung Kasang Kulim Zoo di Riau jadi perhatian setelah melewati pagar pembatas kandang orangutan demi konten.

oleh Komarudin diperbarui 08 Jun 2022, 08:00 WIB
Lelaki yang ditarik orangutan demi konten di Kasang Kulim Zoo di Riau akhirnya meminta maaf (dok.Instagram/@indoflashlight/https://www.instagram.com/p/CegYHS-j3ah/?hl=id/Komarudin)

Liputan6.com, Jakarta - Seorang lelaki pengunjung kebun binatang di Kampar, Riau, bikin heboh. Video yang viral memperlihatkan tubuh lelaki itu ditarik seekor orang utan yang menjadi penghuni kebun binatang. Ia sampai berteriak minta tolong diselamatkan dari kencangnya cengkeraman tangan orang utan.

Belakangan diketahui pria bernama Hasan Arifin itu telah melanggar peraturan demi konten di media sosial. Ia pun menyampaikan permintaan maaf kepada pihak kebun binatang dan masyarakat.

"Saya Hasan Arifin meminta maaf kepada pihak Kasang Kulim Zoo atas perbuatan yang telah saya lakukan karena saya telah melewati pagar pembatas kebun binatang tersebut. Dan saya meminta maaf atas viralnya konten saya tersebut, saya tidak berniat membuat itu menjadi buruk," kata dia sambil tergagap dalam sebuah video yang diunggah ulang akun Instagram @indoflashlight, Selasa (7/6/2022).

Selain menyampaikan permintaan maaf, ia juga menonaktifkan akun Instagram pribadinya. Sebelumnya, ia merupakan pemilik akun @ipin_chill.

Sebelum permintaan maaf beredar, video orangutan di kebun binatang tarik kaki pengunjung ramai beredar di internet. Pria tersebut nekat melewati batas jarak antara pengunjung dan satwa. Disebutkan pria ini berniat menaruh alat perekam dan mendekati orang utan, tak disangka orang utan menyambutnya.

Pada video tersebut terlihat Hasan mengacungkan tangannya seperti hendak menggendong seekor orang utan yang berada di balik jeruji besi. Tiba-tiba, orangutan tersebut menarik baju laki-laki itu. Kaget kejadian itu, lelaki pembuat konten itu lalu berteriak meminta tolong. "Aaa. Tolong!" serunya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Orang Utan Sempat Ditendang

Lelaki yang ditarik orangutan demi konten meminta maaf (dok.Instagram/@indoflashlight/https://www.instagram.com/p/CegUR6lDzUM/?hl=id/Komarudin)

Mendengar teriakan lelaki itu, seorang laki-laki lainnya datang untuk membantu melepaskan tarikan orangutan itu. Orang utan itu sempat juga berusaha menarik bajunya, tapi tidak kena.

Laki-laki berjaket denim tersebut berusaha membantu dengan menarik badan temannya itu. Namun, cengkeraman orang utan justru makin kuat dan sulit dilepaskan.

Orang utan makin menarik pria berkaus cream itu ke arah kandangnya. Orang utan jantan itu lalu meraih kaki kanan pria itu dan menggenggamnya dengan kedua tangannya. Temannya kembali berusaha membantu melepaskan cengkeraman orangutan dengan berusaha menendang tangannya, namun tak berhasil.

Dengan menggunakan kedua tangan dan sebelah kaki, orangutan itu berusaha meraih tubuh pria itu lebih dekat. Sementara, teman lelaki itu masih berusaha menarik tubuhnya agar terlepas dari cengkeraman orangutan. "Kakiku, kakiku ditarik. Tolong!" seru pemuda itu panik. 

Akun Instagram @indoflashlight menyebut tindakan si pembuat konten sangat berbahaya. Ia beruntung tidak sampai terluka parah akibat ulahnya sendiri.

"Bagi selebgram yang isi kontennya hidup berdekatan dan menyampaikan seolah satwa liar dapat jinak dan menjadi hewan peliharaan, ini adalah salah satu efeknya. Jika terjadi korban, maka kalian perlu ikut bertanggung jawab. Karena masyarakat meniru kalian para idolanya!" komentar akun @indoflashlight.


Reaksi Warganet

Lelaki yang ditarik orangutan demi konten meminta maaf bersama ibunya (dok.Instagram/@kasangkulim_zoo/https://www.instagram.com/p/Cef7oXUgAlD/?hl=id/Komarudin)

Setelah duduk perkara diketahui, ia merekam video permintaan maaf ditemani petugas dan ibu Hasan. Permintaan maaf Hasan mendapat beragam komentar dari warganet.

  "Akhir cerita selalu begini. Ngonten dulu, klarifikasi belakangan. Semoga jadi contoh buat yang lain. Jangan sampai nyusahin satwa, pemilik bonbin dan orang lain," kata seorang warganet.

"Minta maaf tapi sambil ketawa 🤔," sindir yang lain, mengomentari tawa Hasan di akhir video permintaan maaf itu. "sanksi nyapu bonbin 2 x seminggu selama 1 tahun," tulis warganet.

"Seandainya singa.. gk bisa klarifikasi ni anak..," tulis warganet. "Ibunya udah berumur masih harus berurusan dengan kenakalan dia yang udah dewasa. Kuatin hati dan batin ya, Buk," sindir warganet.

Lewat akun Instagramnya, pihak Kasang Kulim pun meminta maaf atas peristiwa yang terjadi. "Kami dari pihak Kasang Kulim Zoo memohon maaf dan semoga kejadian ini tidak terulang kembali," tulis akun @kasangkulim_zoo.

"Pihak bonbin tdk perlu minta maaf, justru pelaku harusnya dpt ganjaran krn nyaris mencelakakan satwanya," komentar warganet.

 

 

 


Mengenal Kasang Kulim Zoo

Bayi leopard atau macan dahan yang disita Polda Riau dari sindikat perdagangan satwa dilindungi mati di Kebun Binatang Kasang Kulim. (Liputan6.com/M Syukur)

Dihimpun dari beberapa sumber, Kebun Binatang Kasang Kulim di Jalan H. Usman Nomor 1, Kubang Jaya, Kecamatan Siak Hulu , Kabupaten Kampar, Provinsi Riau. Untuk mencapai lokasi ini dibutuhkan waktu sekitar 30 menit dengan menggunakan kendaraan roda dua dan empat, tidak terlalu jauh dari pusat Kota Pekanbaru.

Kebun Binatang Kasang Kulim merupakan satu-satunya Kebun Binatang yang ada di Provinsi Riau. Kebun binatang ini memiliki luas areal 17 hektare.

Berdirinya Kebun Binatang Kasang Kulim dikukuhkan dalam Akte Notaris No. 10 tanggal 5 September 1991 di bawah naungan Yayasan Bina Wisata yang diketuai oleh H. Usman. Penamaan taman margasatwa ini sendiri diambil dari tempat asal berdirinya yang dulu merupakan tempat untuk berladang "Kasang".

Pada 2013, kebun binatang ini memiliki koleksi 33 jenis satwa dengan jumlah satwa 66 ekor. Setelah H.Usman meninggal pada 1998, pengelolaan kebun binatang diserahkan kepada anaknya hingga sekarang.

Kebun ini mendapat rating tiga bintang di situs TripAdvisor. Mereka yang berkunjung banyak yang meninggalkan ulasan negatif soal kebun binatang ini. Salah satunya menyebut kandang para binatang begitu kecil, tidak ada pepohonan, para satwa terlihat menyedihkan sehingga dinilai pengelola kebun binatang mengabaikan kesejahteraan hewan.

Infografis Ancaman Klaster Covid-19 di Lokasi Wisata. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya