Liputan6.com, Jakarta - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat meningkatkan kewaspadaan menghadapi kasus cacar monyet (monkeypox). Hal ini lantaran kasus tersebut terus naik.
Kasus cacar monyet sudah ada 31 di Negeri Paman Sam dan secara global sudah lebih dari 1.000 yang tersebar di 29 negara. Tepatnya sudah ada 1.019 kasus cacar monyet secara global per Senin, 6 Juni 2022.
Advertisement
Inggris melaporkan kasus monkeypox terbanyak yakni 302. Disusul dengan Spanyol, Portugal, dan Kanada.
Di Amerika Serikat sendiri kasus cacar monyet tersebar diantaranya di California, Coloado, Washington, Florida, Georgia, New York, Hawaii, Illinois.
Penambahan kasus cacar monyet yang tersebar di banyak negara bagian membuat CDC mengingatkan kepada para traveler untuk meningkatkan upaya pencegahan agar tidak tertular penyakit tersebut.
CDC mengatakan harus menghindari kontak dengan orang yang sakit termasuk mereka yang memiliki ruam pada kulit atau kelamin.
Para pelancong juga diminta CDC untuk menghindari kontak dengan bahan yang terkontaminasi yang digunakan oleh orang sakit, seperti pakaian dan tempat tidur, atau bahan yang bersentuhan dengan hewan yang terinfeksi.
CDC juga meminta masyarakatnya menghindari mengonsumsi daging dari hewan buruan seperti mengutip Live Science, Rabu (8/6/2022).
"Jika Anda sakit dan kemungkinan terkena cacar monyet, tunda perjalanan dengan transportasi umum sampai Anda dinyatakan sembuh oleh petugas kesehatan atau pejabat kesehatan masyarakat," kata CDC.
Lakukan Isolasi Jika Merasa Terkena Cacar Monyet
Cacar monyet menular lewat kontak fisik yang dekat atau bersentuhan pakaian atau sprei atau bahan lain yang terkontaminasi dengan lesi pasien cacar monyet. Maka dari itu secara umum penularan cacar monyet di masyarakat sebenarnya rendah.
Meski begitu, CDC menyarankan kepada masyarakat agar jika merasa ada ruam-ruam di kulit dan tidak dapat dijelaskan itu apa sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter atau melakukan isolasi diri di rumah.
"Hindari kontak dengan orang lain jika menduga Anda kena cacar monyet," kata CDC.
Pada penyakit cacar monyet, ruam itu kemudian akan berkembang dalam beberapa tahap. Awalnya tampak seperti bercak kulit lalu berbuah warna.
Kemudian muncul benjolan dan melepuh yang di dalamnya berisi nanah. Lesi kulit tersebut lama-lama mengering lalu lepas dari kulit. Ketika sudah sampai ke kondisi tersebut berarti sudah sembuh.
Gejala lain cacar monyet termasuk demam, kedinginan, sakit kepala, nyeri otot dan pembengkakan kelenjar getah bening,
Advertisement
Belum Ada Kasus di RI
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa kasus cacar monyet belum terdeteksi di Indonesia.
"Monkeypox belum terlihat tapi kita monitor terus," kata Budi di Jakarta pada Jumat, 3 Juni 2022 di sela-sela acara Kick Off Gerakan Kesehatan Lansia.
Budi juga mengatakan bahwa sudah menjalin komunikasi dengan Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID) untuk memantau perkembangan cacar monyet di dunia.
"Sehingga kita bisa lihat sebarannya tapi kalau di Indonesia belum (masuk)," kata Budi.
Epidemiolog Ingatkan Potensi Cacar Monyet Masuk ke RI Ada
Di kesempatan berbeda, epidemiolog Dicky Budiman mengatakan bahwa kemungkinan cacar monyet masuk ke Indonesia jelas ada.
"Potensi penyebaran cacar monyet atau monkeypox ini jelas ada, jelas bisa masuk ke wilayah Indonesia. Karena, era global saat ini memungkinkan manusia untuk terbang dari satu negara ke negara lain dengan cepat,” ujar Dicky.
Ia menambahkan, situasi pelonggaran saat ini juga menjadi waktu yang rawan untuk virus seperti penyebab cacar monyet masuk ke berbagai negara termasuk Indonesia.
Meski begitu, cacar monyet belum sebanding dengan COVID-19. Dari sisi kecepatan penularan, monkeypox di bawah COVID. Namun, cacar monyet tidak bisa dianggap remeh karena ini adalah “sepupu” dari penyakit virus yang sempat menjadi pandemi besar penyebab kematian ratusan juta orang yang disebut smallpox atau variola.
“Jadi ya enggak bisa dan enggak boleh dianggap remeh.”
Advertisement