Punya Pabrik Urea Terbesar di ASEAN, Pupuk Kaltim Siap Rajai Pasar Asia Pasifik

PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) terus memaksimalkan peran krusialnya dalam mentransformasi industri petrokimia domestik.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Jun 2022, 13:10 WIB
Direktur Utama PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) Rahmad Pribadi

Liputan6.com, Jakarta Industri petrokimia oleh karena peran besarnya sebagai penggerak utama perekonomian di masa yang akan datang merupakan salah satu industri prioritas nasional.

Sebagai pemain terdepan di industri petrokimia yang juga menyokong ketahanan pangan nasional, PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) terus memaksimalkan peran krusialnya dalam mentransformasi industri petrokimia domestik.

Bermodalkan kapasitas produksi perusahaan, ekosistem inovasi, SDM unggul serta rekam kinerja positif selama 44 tahun berdiri, PKT siap melaju dan memimpin pusaran pasar global. 

“Berbekal kemampuan produksi dan teknologi kompleks yang kami miliki, lalu dimotori oleh inovasi dan SDM unggul, kami optimis dapat memanfaatkan peluang dari prospek pasar petrokimia," kata Direktur Utama PKT, Rahmad Pribadi dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (8/6/2022).

"Kami mampu menyediakan produk-produk pupuk untuk pemenuhan kebutuhan pasar domestik maupun memaksimalkan peluang di pasar global. Tren permintaan juga kami prediksi terus meningkat seiring dengan bertambahnya populasi global yang tentu meningkatkan suplai pangan. Tren tersebut juga tercermin dalam kinerja positif perusahaan, yang kami pertahankan di kuartal pertama tahun ini," ungkap dia.

Diketahui, pada tahun 2021 PKT berhasil menorehkan laba setelah pajak sebesar Rp6,17 triliun, tertinggi dalam sejarah berdirinya perusahaan. Lebih lanjut, kinerja positif selama tahun 2021 lalu mampu dipertahankan di awal tahun ini. Pada kuartal pertama tahun 2022, PKT berhasil mencatatkan laba setelah pajak mencapai Rp 3,19 triliun.

Meningkat hampir 4 kali lipat dibanding kuartal pertama tahun 2021 (Y.o.Y). Bahkan, selama bulan April saja, perolehan laba Pupuk Kaltim telah mencapai sekitar Rp 2 triliun.

Kinerja positif tersebut tidak lepas dari penerapan growth strategy yang dipersiapkan oleh PKT,  yang berfokus pada 3 pilar utama, yaitu pertama, keunggulan operasional dan rantai pasok melalui efisiensi energi dan optimalisasi infrastruktur.

Kedua, keunggulan diversifikasi dengan mengembangkan bisnis di sektor hilirisasi petrokimia serta energi terbarukan. Ketiga, keunggulan jangkauan pasar dengan peningkatan kapasitas domestik dan ekspansi di pasar global. Ketiga strategi ini pun diterapkan perusahaan untuk meraih keseimbangan antara 3P (People, Planet, Profit).

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


13 Pabrik

Direktur Utama PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) Rahmad Pribadi

PKT memiliki 13 Pabrik yaitu 5 pabrik Amoniak, 5 pabrik Urea, 1 pabrik NPK Fused Granulation, 1 pabrik NPK Blending, dan pabrik 1 boiler batu bara, dalam kawasan seluas 443 hektar di Bontang, Kalimantan Timur.

Dengan kapasitas produksi sebanyak 3,43 juta ton Urea dan 2,74 juta ton Amoniak setiap tahun, menjadikan PKT memegang posisi produsen Urea terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara. Untuk NPK sendiri, PKT memiliki kapasitas sebesar 300 ribu ton/tahun.

“Untuk mempertahankan konsistensi kinerja positif produktifitas, keunggulan operasional kami perkuat dengan menanamkan kultur inovasi di internal PKT. Salah satu contohnya adalah menggiatkan proses riset dan implementasi beragam teknologi mutakhir yang ditujukan untuk memberikan efisiensi energi dan pemakaian bahan baku, seperti dengan dilakukannya proses revitalisasi unit ammonia Pabrik-2 yang nantinya dapat menurunkan pemakaian gas bumi hingga 4 mmbtu per ton," tutur Direktur Operasi dan Produksi PKT, Hanggara Patrianta.

Tak berhenti di situ saja, transformasi digital juga tidak luput dari agenda transformasi perusahaan. Transformasi digital menyeluruh dilakukan mulai dari produksi, distribusi hingga teknologi pemupukan, yang terbukti memacu pertumbuhan perusahaan secara berkelanjutan. Selama pandemi, PKT telah membuat 16 aplikasi dan berhasil meningkatkan produktivitas hingga 141 persen.

“Tentunya kami sangat bangga atas berbagai capaian perusahaan ini. Namun demikian, capaian-capaian tersebut tentu tidak lepas dari pemenuhan peran utama kami terhadap kemajuan dan keberlanjutan sektor pertanian domestik, dalam meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani, serta menjaga rantai pasok pupuk subsidi di dalam wilayah tanggung jawab perusahaan, sesuai dengan alokasi yang ditetapkan dari pemerintah,” tambah Rahmad.

 


Fokus pada Aspek ESG

Pupuk Kaltim. (istimewa)

Selain keunggulan operasional dan inovasi teknologi yang dimiliki, aspek keberlanjutan dan kesejahteraan masyarakat yang sesuai dengan kaidah ESG (Environment, Social, and Governance) turut menjadi prioritas perusahaan.

Hal ini tertuang pada visi dan misi CSR perusahaan dengan konsep Creating Shared Value (CSV) yang fokus pada 3 pilar utama yaitu Pembangunan ekonomi (UMKM), Kesehatan masyarakat, dan Pendidikan.

Komitmen ini juga diwujudkan dalam berbagai program yang telah dijalankan PKT di wilayah tempat perusahaan beroperasi di kota Bontang, diantaranya :

Dari sisi teknologi pertanian, PKT telah menerapkan digitalisasi secara menyeluruh yang akan diperkuat melalui pemanfaatan big data dalam program MAKMUR, program kemitraan pertanian terpadu yang dipelopori oleh PKT dan bertujuan untuk memberikan solusi khusus untuk pertanian melalui alokasi sumber daya yang lebih baik dan peningkatan kemandirian. 

 


Aspek Sosial dan Pendidikan

Pabrik Pupuk Kaltim

Sementara itu, dari aspek sosial dan pendidikan, PKT telah mencanangkan program Beasiswa Pendidikan Vokasi Industri  (setara D1) bagi anak-anak di Indonesia timur yang telah dilaksanakan selama 2 tahun terakhir. Selain mendapat ijazah setara Diploma 1, para peserta yang dinyatakan kompeten nantinya akan menerima sertifikat profesi dari PKT maupun Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). 

Dari aspek ekonomi, terdapat beragam mitra binaan usaha mandiri masyarakat di Bontang. Bahkan di tahun 2022, tiga mitra binaan PKT; Budidaya tanaman obat keluarga oleh kelompok Makrifah Herbal, Inkubator Bisnis Permata Bunda, dan LPK Suvi Training; telah berhasil menjadi lembaga independen (exit strategy) setelah dinilai mampu untuk berusaha secara mandiri di berbagai sektor yang dikembangkan selama masa pembinaan oleh PKT dalam jangka waktu 4-5 tahun terakhir. 

Hasil dari berbagai kegiatan tersebut juga telah membuahkan respon positif dari masyarakat. Berdasarkan hasil survey kepuasan lingkungan yang dilakukan tahun 2021, ragam program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan PKT dinilai mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan engagement perusahaan dengan stakeholder mampu mencapai nilai 89,62%.

“Dalam menjalankan bisnisnya, PKT senantiasa berkomitmen untuk memberikan nilai tambah kepada seluruh stakeholder kami, termasuk masyarakat dan lingkungan sekitar tempat pabrik beroperasi. Berbagai upaya yang telah kami lakukan juga membuahkan hasil nyata yang sangat baik. Kami berharap bahwa dengan berbagai strategi, keunggulan, dan keberlanjutan yang menjadi komitmen perusahaan, PKT akan mampu mendominasi pasar Asia Pasifik dalam 5 tahun ke depan,” tutup Rahmad.

Infografis Gebrakan 30 Hari Menteri BUMN Erick Thohir. (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya