Liputan6.com, Jakarta Kementerian Perdagangan (Kemendag) kian serius mengembangkan ekonomi digital untuk menembus perdagangan internasional layaknya ekspor barang.
Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag), Jerry Sambuaga mengatakan pihaknya saat ini fokus terhadap dua produk ekonomi digital. Pertama, aset kripto dan kedua industri game online yang digarap karya anak bangsa Indonesia.
Advertisement
"Saya fokus dua produksi digital pertama kripto dan kedua aset kripto," katanya saat kunjungan kerja ke Duta Besar Korea Selatan, Rabu (8/6/2022).
Menurutnya, regulator aset kripto berada di bawah Bappebti dan merupakan komoditas atau aset bukan alat pembayaran.
Jerry merinci, pemain kripto di Indonesia terus bertumbuh sejak 2019 lalu. Saat dilantik sebagai wamendag Oktober 2019 Wamendag langsung agresif mengembangkan kripto di Indonesia dengan mencari pemain dan membentuk asosiasi.
Hal yang dilakukan tersebut tidak sia-sia. Terbukti, Kemendag mencatat, nilai transaksi aset kripto di Indonesia sebesar Rp64,9 triliun pada 2020 dan tercatat Rp859,4 triliun pada 2021. Adapun pada periode Januari-Februari 2022, tercatat Rp83,8 triliun.
Selanjutnya, pemain kripto di Indonesia rerata usia 21-30 tahun dengan jumlah 12,7 juta per Februari 2022.
"Ini peningkatan luar biasa. Kondisi ini harus terus didorong supaya kontributif bagi negara terutama dari sisi pajak," ujarnya.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Aturan Aset Kripto
Oleh karena itu, saat ini Kemendag pun terus menggodok aturan agar aset kripto masuk bursa.
Adapun bursa kripto akan memiliki fokus pada perlindungan pelaku usaha agar hubungan antar semua pihak bisa berjalan dengan baik, jelas, dan aman.
"Ketika bursa sudah ada, hanya aset kripto yang telah memenuhi syarat bisa masuk ke dalamnya," katanya.
Kedua, pihaknya fokus dalam industri game online, yang mana saat ini terus bertumbuh di Indonesia.
Dia mencontohkan, game online asal Bandung bisa diekspor ke luar negeri sama halnya seperti barang.
"Bayangkan jika satu fitur dalam satu game harganya Rp10.000. Jika ada 100 atau bahkan 500 juta yang download dengan beli, maka dikali 10.000 rupiah, jumlahnya sangat besar dan potensial jadi pemasukan baru," ujarnya.
Oleh karena itu, pihaknya meminta dukungan Dubes Korea Selatan agar produk game bisa menjadi salah satu unggulan selain kripto.
"Ini jadi unggulan juga untuk pasar ekspor," paparnya.
Advertisement
Ekonomi Digital
Duta Besar Indonesia untuk Korea Selatan, Gandi Sulistiyanto mengaku senang dan menyambut baik kunjungan kerja Wamendag di Seoul dan Busan. Pihaknya akan membantu Kemendag mengembangkan ekonomi digital di negara tersebut.
"Saya tidak mau terkotak dalam usaha untuk memajukan ekonomi secara holistik. Sebagai duta besar tentunya akan mendukung langkah pemerintah," katanya.
Dia menyebut, saat ini di Korea Selatan sendiri sudah memiliki fungsi ekonomi baru yakni ekonomi digital dan startup.
"Ini mungkin baru di KBRI Korea Selatan," katanya.
Dubes Gandi optimistis kunjungan wamendag akan semakin meningkatkan kinerja perdagangan Indonesia ke Korea, khususnya dalam produk eskpor.
Dia juga siap mendukung program produk digital yang dilakukan wamendag, khususnya untuk aset kripto dan game online, mengingat pasar dan pangsa produk digital di Korea sangat potensial.