IDI Sebut Indonesia Sudah Masuk Endemi, Ini Tanggapan Kemenkes

Ketua Satgas PB IDI Prof Zubairi Djoerban sebelumnya meyakini Indonesia sudah masuk fase endemi.

oleh Liputan6.com diperbarui 08 Jun 2022, 15:25 WIB
Sejumlah pengunjung memadati pusat perbelanjaan di Jakarta, Rabu (3/11/2021). Setelah diterapkan PPKM Level 1 di Jakarta, pusat perdagangan atau mal boleh menerima pengunjung hingga 100 persen sampai dengan pukul 22.00 WIB. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menilai Indonesia sudah masuk fase endemi. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menanggapi pernyataan tersebut.

“Ikuti saja pengumuman resmi pemerintah,” kata Juru Bicara Kementerian Kesehatan, Mohammad Syahril, kepada merdeka.com, Rabu (8/6/2022).

Syahril menegaskan keputusan yang disampaikan pemerintah sudah mendapatkan masukan dari semua pihak terkait.

Ketua Satgas PB IDI Prof Zubairi Djoerban sebelumnya meyakini Indonesia sudah masuk fase endemi. Hal itu terlihat dari sejumlah indikator yang menunjukkan grafik membaik.

"Apakah Indonesia sudah masuk tahap endemi? Saya akan jawab iya. Kenapa? karena positivity rate-nya stabil di bawah 3 persen. Keterisian tempat tidur rumah sakit dan angka kematian juga rendah sekali," kata Zubairi Djoerban yang dikonfirmasi di Jakarta, Rabu (8/6).

Berbeda dengan Satgas IDI, Perkumpulan Dokter Seluruh Indonesia (PDSI) menilai Indonesia belum memasuki fase endemi Covid-19.

“Memang baru mau masuk fase endemi, tapi belum stabil,” kata Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDSI Erfen Gustiawan Suwangto kepada merdeka.com, Rabu (8/6).

Erfen menyebut dalam beberapa hari terakhir kasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat. Angka penularan Covid-19 juga naik dari sebelumnya 0,3 menjadi 0,7.

“Kalau stabil harusnya dia enggak naik lagi,” ucapnya.

Dia menegaskan virus Covid-19 masih bersirkulasi di Indonesia. Karena itu, kunci pencegahan dengan menerapkan protokol kesehatan harus terus dilakukan. Selain itu, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) harus tetap diterapkan.

Erfen menyinggung situasi Covid-19 di Australia. Saat ini, kasus Corona di negara itu bertambah belasan ribu dalam sehari.

Erfen menekankan, masyarakat Indonesia tidak boleh memberikan peluang penyebaran Covid-19. Jika virus dibiarkan bersirkulasi, tak tertutup kemungkinan muncul varian baru Covid-19.

“Kita enggak tahu apa dia (Covid-19) menggganas atau melemah. Proses evolusi itu acak,” ujarnya.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Ayo Vaksin

Vaksinasi COVID-19 terus digenjot untuk meningkatkan antibodi masyarakat terhadap virus SARS-Cov-2. Data terbaru per 7 Juni 2022 menunjukkan sudah 46.817.474 orang di Indonesia mendapatkan suntikan vaksin dosis ketiga atau booster.

Angka capaian itu berkat penambahan 198.305 orang mendapatkan suntikan dosis ketiga pada hari ini.

Sementara itu, dosis pertama bertambah 138.916 orang yang mendapatkannya. Maka akumulasinya adalah 200.629.176 orang sudah menerima suntikan vaksin COVID-19.

Lalu, dosis kedua bertambah 66.246 dengan akumulasi 167.796.320.

Di tengah kasus COVID-19 yang sudah mulai terkendali, vaksinasi COVID-19 masih tetap diperlukan demi mencegah kesakitan dan kematian bila terpapar penyakit infeksi tersebut.

Vaksinolog Dirga Rambe Sakti mengingatkan bagi yang belum mendapatkan vaksin dosis lengkap dan booster segera mendapatkannya.

"Bukan tidak mungkin nanti ada lonjakan kasus karena ada kegiatan atau event tertentu. Kalau sudah divaksinasi tentu sudah memiliki perlindungan dari virus," kata Dirga dalam Virtual Class bersama Liputan6.com

Dirga menyebut pekerjaan rumah Indonesia untuk mencapai target 70 persen masyarakat divaksinasi pada Juni 2022 masih banyak. Hal ini mengacu baru sekitar 60-an persen orang dari target yang sudah divaksinasi COVID-19 dosis lengkap. 

Bila semakin tinggi cakupan vaksinasi maka ketika ada lonjakan kasus atau varian baru virus SARS-CoV-2 tidak sampai menyebabkan banyak orang masuk rumah sakit dan banyak nyawa melayang, kata Dirga.

 "Jadi, ayo lengkapi vaksinasi terutama yang lanjut usia dan punya penyakit komorbid," katanya.

Reporter: Titin Supriatin/Merdeka.com

Infografis 10 Wilayah di Jabodetabek Kembali ke PPKM Level 2. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya