PMK Menggila, DPRD Banyuwangi Desak Penyemprotan Disinfektan Serentak

Komisi II DPRD Banyuwangi meminta eksekutif segera melakukan langkah strategis guna memutus mata rantai penyebaran virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

oleh Hermawan Arifianto diperbarui 09 Jun 2022, 20:00 WIB
Ilustrasi penanganan PMK (Istimewa)

Liputan6.com, Banyuwangi - Komisi II DPRD Banyuwangi meminta Pemerintah Kabupaten Banyuwangi segera melakukan langkah strategis guna memutus mata rantai penyebaran virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

DPRD Banyuwangi mendesak dinas setempat segera melakukan penyemprotan disinfektan secara serentak dan mendistribusikan obat juga vitamin untuk menjaga kekebalan imun ternak dari wabah PMK.

Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Banyuwangi, Mafrochatin Ni’mah mengatakan, saat ini kasus PMK di Banyuwangi kian mengganas. Dari sembilan kecamatan yang dinyatakan positif PMK, kini bertambah lima kecamatan. Dengan total sudah 158 ternak yang terpapar.

Mengacu pada hal itu, pihaknya mendesak agar dinas segera mengambil langkah strategis untuk penanganan dan pencegahannya.

"Selain penyemprotan disenfektan, Dinas Pertanian dan Pangan kita minta untuk segera mendistribusikan vitamin ataupun obat-obat untuk hewan ternak, agar PMK tidak semakin meluas," kata Ni'mah, Rabu (8/6/2022).

Menurutnya pendampingan dan sosialisasi kepada para peternak tentang gejala sapi terserang PMK juga perlu dilakukan secara masif sehingga peternak paham dan bisa melakukan deteksi dini.

Sementara terpisah Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Masyarakat Veterine, Dinas Pertanian Banyuwangi Nanang Sugiharto mengatakan kendati demikian hingga saat ini belum ada laporan ternak mati akibat terpapar penyakit tersebut.

"Alhamdulillah belum ada laporan kematian, ada pelaporan justru tingkat kesembuhan karena kita menggunakan obat-obatan dan upaya yang kita maksimalkan," kata Nanang.

Dinas hingga saat ini terus bergerak melakukan pencegahan supaya penyakit itu tidak menyebar lebih luas. Sejak kabar wabah PMK ini santer tersiar, dinas bekerja sama dengan aparat kepolisian telah menerapkan kebijakan pelarangan jual beli ternak antar wilayah.

"Dikarenakan kasus yang semakin meningkat pasar hewan yang ada di desa seperti di Glagah atau Wongsorejo minggu depan rencananya akan ditutup sementara," ujarnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan. 


Perternak Diimbau Tidak Panik

Peternak diimbau tak perlu panik. Sebab, hewan ternak yang terpapar PMK masih bisa disembuhkan, tergantung dari tingkat imunitas hewan itu sendiri. Paling lama tingkat kesembuhannya 14 hari hingga 21 hari.

"Yang terpenting peternak tetap menjaga kebersihan. Kesehatan hewan harus dijaga dan diawasi," pesannya.

Nanang menambahkan, kemungkinan vaksin massal untuk hewan ternak masih ada. Namun, pihaknya meminta kepada para peternak untuk bersabar karena jatah vaksin untuk Banyuwangi baru tersedia pada bulan Agustus atau September.

"Kita harap masyarakat, terutama para peternak bersabar. Jangan sampai panik hingga menjual ternaknya dengan harga murah," pintanya.

Infografis Ekonomi Indonesia di Tengah Wabah Corona (Liputan6.com/Abdillah)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya