Pengamat: PPKM Dicabut Saja, Pemerintah Fokus Optimalisasi Vaksinasi Covid-19

Dia meyakini pencabutan PPKM tersebut tidak membuat masyarakat euforia. Sebab PPKM yang selama ini diberlakukan tidak memberikan dampak berarti bagi masyarakat.

oleh Muhammad Ali diperbarui 08 Jun 2022, 15:04 WIB
Pengendara melintas di depan mural protokol kesehatan COVID-19 di Jakarta, Minggu (21/11/2021). Untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19, pemerintah akan menerapkan kebijakan PPKM Level 3 untuk seluruh wilayah Indonesia selama masa libur Natal 2021 dan Tahun Baru 2022.(Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah menetapkan pemberlakuan Pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) di seluruh wilayah Jawa Bali dalam level 1. Hal ini menyusul kasus covid-19 yang terkendali.

Menurut Pengamat Kebijakan Publik dari Universitas Trisakti Trubus Rahardiansyah, keputusan tersebut dianggap tepat. Terlebih level tersebut diterapkan di semua wilayah.

"Sebenarnya nggak apa. Maksudnya karena itu merata semua level," kata dia kepada Liputan6.com, Rabu (8/6/2022).

Namun yang seyogyanya jadi perhatian, kata dia, bukan terletak pada penerapan PPKM saja. Pemerintah, tegas Trubus, hendaknya dapat lebih fokus pada pencapaian vaksinasi covid-19 yang maksimal.

"Harus diperhatikan betul, langsung digenjot vaksinasi dan booster. Nggak perlu PPKM, boosternya aja yang dikejar," ujar dia.

"PPKM dicabut saja," Trubus menegaskan.

Dia meyakini pencabutan PPKM tersebut tidak membuat masyarakat euforia. Sebab PPKM yang selama ini diberlakukan tidak memberikan dampak berarti bagi masyarakat.

"Sekarang ada PPKM masyarakat nggak merasa ada PPKM. Biasa saja, nggak ada perubahan apa apa. Lebih baik sekarang vaksinasinya saja yang dioptimalkan. Semua orang harus divaksin," kata dia.

Terkait dengan kendala di lapangan seperti keengganan masyarakat untuk divaksin, menurutnya semua pihak harus terus memberikan edukasi. Lebih baik lagi, jika pemerintah menyediakan vaksin halal sebagaimana yang sudah diputuskan oleh MK.

"Pemerintah harus menyediakan vaksin halal. Keputusan MK kan begitu, jadi masyarakat merasa aman dan nyaman," ujar dia.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Ayo Vaksinasi

Vaksinasi COVID-19 terus digenjot untuk meningkatkan antibodi masyarakat terhadap virus SARS-Cov-2. Data terbaru per 7 Juni 2022 menunjukkan sudah 46.817.474 orang di Indonesia mendapatkan suntikan vaksin dosis ketiga atau booster.

Angka capaian itu berkat penambahan 198.305 orang mendapatkan suntikan dosis ketiga pada hari ini.

Sementara itu, dosis pertama bertambah 138.916 orang yang mendapatkannya. Maka akumulasinya adalah 200.629.176 orang sudah menerima suntikan vaksin COVID-19.

Lalu, dosis kedua bertambah 66.246 dengan akumulasi 167.796.320.

Di tengah kasus COVID-19 yang sudah mulai terkendali, vaksinasi COVID-19 masih tetap diperlukan demi mencegah kesakitan dan kematian bila terpapar penyakit infeksi tersebut.

Vaksinolog Dirga Rambe Sakti mengingatkan bagi yang belum mendapatkan vaksin dosis lengkap dan booster segera mendapatkannya.

"Bukan tidak mungkin nanti ada lonjakan kasus karena ada kegiatan atau event tertentu. Kalau sudah divaksinasi tentu sudah memiliki perlindungan dari virus," kata Dirga dalam Virtual Class bersama Liputan6.com

Dirga menyebut pekerjaan rumah Indonesia untuk mencapai target 70 persen masyarakat divaksinasi pada Juni 2022 masih banyak. Hal ini mengacu baru sekitar 60-an persen orang dari target yang sudah divaksinasi COVID-19 dosis lengkap. 

Bila semakin tinggi cakupan vaksinasi maka ketika ada lonjakan kasus atau varian baru virus SARS-CoV-2 tidak sampai menyebabkan banyak orang masuk rumah sakit dan banyak nyawa melayang, kata Dirga.

 "Jadi, ayo lengkapi vaksinasi terutama yang lanjut usia dan punya penyakit komorbid," katanya.

 

Infografis 10 Wilayah di Jabodetabek Kembali ke PPKM Level 2. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya