Menyoal Deklarasi Anies Capres 2024 yang Diwarnai Bendera Mirip HTI

Ketegangan mewarnai acara deklarasi Anies Baswedan capres 2024. Hal itu dipicu adanya bendera mirip HTI yang dipasang di atas panggung acara.

oleh Ady Anugrahadi diperbarui 09 Jun 2022, 04:45 WIB
Suasana acara deklarasi Anies Baswedan capres 2024 yang diwarnai ketegangan. Hal tersebut dipicu adanya bendera mirip HTI yang dipasang di atas panggung acara. (Merdeka.com)

Liputan6.com, Jakarta - Ratusan orang yang mengatasnamakan Majelis Sang Presiden menggelar acara "Deklarasi Anies Baswedan sebagai Presiden Republik Indonesia Periode 2024-2029." Acara tersebut berlangsung di tempat terbilang mewah, Hotel Bidakara Jakarta, Rabu (7/6/2022).

Namun ketika acara baru dimulai, terjadi ketegangan antara panitia dengan tamu yang hadir. Dimana berdasarkan pantauan Merdeka.com, terlihat dua orang panitia meminta empat bendera diturunkan.

Empat bendera yang bertuliskan kalimat tauhid yang dipasang di atas panggung berdampingan dengan bendera merah putih, lantas minta diturunkan. Lantaran, khawatir dianggap sebagai bendera organisasi terlarang Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).

Ketegangan itu terjadi usai acara baru selesai menyanyikan lagu Indonesia Raya. Kemudian ketika hendak berlanjut ke sesi pembacaan doa, terjadilah ketegangan itu.

"Turunin itu bendera. Antum sayang Pak Anies enggak? Kalau sayang turunin itu bendera," kata salah satu panitia yang sempat bersitegang.

Terlihat dua panitia yang tampak seragam mengenakan jubah putih dan sorban. Beberapa lainnya tampak menggunakan gamis berwarna hitam.

"Kita nggak mau menjebak Pak Anies. Kita nggak mau jebak Pak Anies," ujar salah satu panitia.

Usai bersitegang itu, lantas panitia menurunkan empat bendera tersebut. Dan hanya menyisakan dua pasang bendera merah putih di atas panggung.

Setelah itu, acara kemudian berlanjut ke pembacaan doa yang dipimpin salah satu panitia. Setelahnya dilanjutkan dengan pernyataan deklarasi yang diikuti seluruh peserta di atas panggung.

Terkait kejadian ini, Alif Akbar, salah satu panitia menjelaskan, ketegangan itu terjadi sebagai bentuk antisipasi adanya salah tangkap persepsi terhadap kehadiran bendera tauhid yang dianggap HTI.

"Kalau itu bentuk kecintaan kita satu sama lain, dikarenakan kita Umat Islam harus saling mengingatkan apabila ada kesalahan itu bentuk kecintaan saja tidak ada bentuk suatu masalah besar di sini," ucap Alif Akbar.

"Jadi itu bukan suatu hal yang menurut saya suatu hal yang sifatnya dibesar-besarkan. Itu bentuk kecintaan kita untuk saling mengingatkan dan seperti itu," jelas dia.

 


Dihadiri Napiter hingga Eks FPI

Dukungan deklarasi ini turut dihadiri beberapa tokoh yang mengaku berasal dari organisasi terlarang dan narapidana teroris (napiter) yang secara terbuka memberikan dukungan kepada Anies.

"Kami di sini bersilaturahmi dengan dasar dan niat ikhlas semuanya kenapa kami mendukung pak anies," kata Habib Alif Akbar Bin Abdurahman Al Yamani salah satu panitia yang juga Eks Anggota FPI, kepada wartawan usai deklarasi acara yang digelar di Hotel Bidakara Jakarta, Rabu 7 Mei 2022.

Selain para napiter, para tokoh yang mengaku dari organisasi terlarang seperti Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Front Pembela Islam (FPI) juga turut meramaikan acara ini. Salah satunya Alif Akbar yang mengaku sebagai mantan anggota FPI.

Selain Alif, turut juga pihak yang hadir yakni Ust Syahroni dan Habib Ali Zainal Abidin Assegaf dari mantan FPI. Sedangkan Zainal Abidin mengaku dari mantan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), lalu adapula Ustadz Wandi Supandi dan Kartono dari mantan Napiter.

"Ini kumpulan dari komunitas apa ya, ini bisa dikatakan seperti yang tadi. Bapak ini dari Eks napiter, saya sendiri dari Eks HTI ada juga sebagian dari simpatisan FPI, bukan mewakili ya, mereka perseorangan," katanya.

Untuk diketahui selama acara tersebut, ratusan peserta turut hadir dan secara bersama-sama naik ke atas panggung. Untuk membacakan dukungan terhadap Anies Baswedan yang didahului deklarator.

"Deklarasi Sang Presiden untuk Anies Baswedan Presiden RI periode 2024-2029. Kami rakyat Indonesia khususnya umat Islam dengan ini menyatakan dan mendeklarasikannya," ucap sang deklarator saag acara yang digelar di Hotel Bidakara Jakarta, Rabu (7/6/2022).

Dalam acara ini, mereka turut menyematkan dua poin yang menjadi ikrar deklarasi. Pertama Pertama, mendukung Anies sebagai Presiden RI periode 2024-2029 dan poin kedua mengajak seluruh umat islam memperjuangkan Gubernur DKI Jakarta tersebut.

"Satu, mendukung anies baswedan sebagai presiden republik indonesia periode 2024-2029. Dua,mengajak dan mengimbau rakyat indonesia khususnya umat islam untuk mewujudkan serta memperjuangkan Anies Baswedan sebagai Presiden RI 2024-2029."

 


Ada Kejanggalan

Jaringan Nasional Milieanies Pusat yang menjadi bagian dari Kelompok Relawan Anies Baswedan angkat suara atas digelarnya deklarasi oleh kelompok mengatasnamakan Majelis Sang Presiden sebagai Presiden Periode 2024-2029.

Ketua Umum Jaringan Nasional Mileanies Pusat, Muhammad Ramli Rahim menanggapi jika tak tahu adanya kelompok Majelis Sang Presiden, yang berarti tergolong sebagai nama baru dan belum dia kenal.

"Secara umum kelompok ini, kelompok baru bagi relawan Anies Baswedan," kata Ramli saat dikonfirmasi, Rabu (8/6/2022).

Pasalnya, Ramli mengatakan jika Kelompok Relawan Anies sampai saat ini telah tercatat sekitar ratusan pihak dengan berbagai macam yang telah masing-masing saling mendeklarasikan diri.

"Kami di relawan yang sekarang jumlahnya hampir 100 kelompok relawan belum mengenal mereka yang deklarasi ini," kata Ramli.

Terhadap hadirnya kelompok tersebut, kata Ramli, Jaringan Nasional Milieanies Pusat tidak bisa melarang acara tersebut. Meski kedepannya bisa memberikan kerugian bagi kandidat yang bakal diusung.

"Menguntungkan, merugikan atau tidak keduanya sebenarnya Anies dan Relawan yang sudah ada tak bisa sama sekali melarang siapa pun mendeklarasikan Anies Baswedan sebagai Capres," katanya.

Termasuk, lanjut dia, apabila adanya orang mantan kelompok organisasi terlarang Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), Front Pembela Islam (FPI), sampai narapidana terorisme (napiter) yang tergabung dalam Majelis Sang Presiden.

"Termasuk jika ada kelompok-kelompok tertentu yang dengan sengaja ingin menjatuhkan Anies dengan cara seperti ini. Yang namanya relawan, tak bisa dilarang," katanya.

"Jika sangat merugikan Anies, Anies sama sekali tidak bisa melarang mereka, apa kekuatan Anies untuk melarang mereka memberikan dukungan kepada Anies," tambahnya.

Sementara terkait acara deklarasi, Ramli merespon jika acara ini ada keanehan. Sebab acara deklarasi digelar di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan yang terbilang sebagai tempat mewah.

"Deklarasi ini sejujurnya agak aneh karena jarang relawan Anies yang bikin acara yang mewah seperti ini, kami mayoritas membuat kegiatan yang sederhana karena memang tak ada yang mendanai kami," ujarnya.

Namun demikian, Ramli menjelaskan bahwa pihaknya akan tetap memberikan dukungan terhadap Anies dengan cara sendiri. Termasuk kelompok Majelis Sang Presiden, dia juga tidak mempunyai hak untuk melarang.

"Kami tetap bergerak dengan gaya dan cara kami, kami tak punya daya melarang mereka di luar kami, karena yang di dalam kami pun bisa saja ada yang tak sejalan dan memilih keluar dari kelompok kami," pungkas dia.

 


Polisi Usut Kemunculan Bendera Mirip HTI

Kapolres Metro Jakarta Selatan, Kombes Pol Budhi Herdi Susianto menerangkan, kepolisian merespon cepat ketika menerima informasi tersebut. Ketika itu, bendera mirip Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) bertuliskan kalimat tauhid langsung diamankan.

"Kita sedang melakukan pendalaman, jadi begitu ada informasi seperti itu, kita kebetulan langsung di TKP itu kita amankan bendera nya. Saat ini sudah diamankan di Polres," kata Budhi saat dihubungi, Rabu (8/7/2022).

Lebih lanjut, Budhi menyampaikan kegiatan deklarasi tersebut mengantongi izin dari pihak kepolisian. "Setahu saya memang sudah ada izin keramaiannya," tandas dia.

Polisi saat ini tengah mengusut kemunculan bendera mirip Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) bertuliskan kalimat tauhid pada saat acara 'Deklarasi Anies Baswedan sebagai Presiden Republik Indonesia Periode 2024-2029'.

Acara deklarasi dukungan terhadap Anies Baswedan itu digelar oleh ratusan orang yang mengatasnamakan Majelis Sang Presiden di Hotel Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan, Rabu (8/6/2022).

"Lagi kami lidik," kata Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Ridwan Solpanit.

Aparat kepolisian memanggil pihak penyelenggara 'Deklarasi Anies Baswedan sebagai Presiden Republik Indonesia Periode 2024-2029' untuk dimintai keterangan sebagai saksi.

Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi Susianto menerangkan, pemeriksaan saksi masih berlangsung hingga sore di Polres Metro Jakarta Selatan.

"Kita sedang melakukan pendalaman. Beberapa orang dimintai keterangan dan proses masih berjalan," ujar Budhi saat dihubungi, Rabu (8/6/2022).

Budhi menyebut, dua orang saksi diantaranya berasal dari panitia kegiatan dan sekuriti setempat. "(Dari panitia), dari sekuriti juga," ucap dia.

Budhi menerangkan, kasus ini masih dalam tahap penyelidikan. Dia pun belum bisa berbicara secara mendetail. "Masih proses. Karena belum final," ucap dia.

Infografis Geliat Bursa Capres 2024, Prediksi Ketum Parpol Vs Tokoh Populer. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya