Update COVID-19 Hari Ini Rabu 8 Juni 2022, Kasus Positif Bertambah 520, Sembuh 258, Meninggal Dunia 4

Kasus COVID-19 di Indonesia masih mengalami peningkatan. Hari ini, Rabu 8 Juni 2022 pukul 12.00 WIB penambahan kasus baru tercatat sebanyak 520.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 08 Jun 2022, 17:55 WIB
Ahli paru (kiri) dan perawat mengunjungi pasien COVID-19 di rumah sakit umum di Bogor, Jawa Barat, Senin (25/1/2021). Sebanyak 5.931 orang telah dinyatakan sembuh dan 149 orang meninggal dunia. (ADEK BERRY/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Kasus COVID-19 di Indonesia masih mengalami peningkatan. Hari ini, Rabu 8 Juni 2022 pukul 12.00 WIB penambahan kasus baru tercatat sebanyak 520.

Angka ini menambah akumulasi kasus COVID-19 di Tanah Air menjadi 6.058.180.

Penambahan juga terjadi pada kasus sembuh sebanyak 258 sehingga akumulasinya menjadi 5.897.630.

Sedangkan, kasus meninggal bertambah 4 sehingga akumulasinya menjadi 156.628.

Kasus aktif juga mengalami penambahan sebanyak 258 sehingga totalnya menjadi 3.922.

Data juga menunjukkan jumlah spesimen sebanyak 72.898 dan suspek sebanyak 4.068.

Laporan dalam bentuk tabel turut merinci 5 provinsi penyumbang kasus terbanyak. Kelima provinsi ini adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, dan Bali.

- DKI Jakarta hari ini melaporkan 228 kasus baru dan 96 pasien sembuh.

- Jawa Barat 83 kasus positif baru dan 43 orang telah sembuh.

- Banten 52 kasus konfirmasi baru dan 39 sembuh dari COVID-19.

- Jawa Timur di peringkat keempat dengan 34 kasus baru dan 26 sembuh.

- Bali 19 kasus baru dan 6 sembuh.

Provinsi lain tidak menunjukkan penambahan kasus yang terlalu signifikan. Bahkan ada 11 provinsi tanpa penambahan kasus sama sekali. Provinsi-provinsi itu adalah Aceh, Riau, Jambi, Bengkulu, Lampung, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Utara, Sulawesi Utara, Gorontalo, Sulawesi Barat, dan Maluku.

Sebelumnya, yakni pada Selasa 7 Juni 2022 penambahan kasus COVID-19 tercatat sebanyak 518. Dengan demikian, penambahan kasus hari ini lebih tinggi ketimbang kemarin dengan selisih sebanyak 2 kasus.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Laporan Sebelumnya

Spiderman mendampingi murid SD saat pelaksanaan vaksinasi COVID-19 dosis kedua di Sekolah Al-Azhar, BSD, Tangerang Selatan, Banten, Senin (17/1/2022). Sebanyak 450 murid divaksin dengan melibatkan tokoh Spiderman untuk menghibur sekaligus menghilangkan rasa takut anak-anak. (merdeka.com/Arie Basuki)

Penambahan di hari kemarin juga terjadi pada kasus sembuh sebanyak 350 sehingga akumulasinya menjadi 5.897.372.

Sedangkan, kasus meninggal kemarin bertambah 2 sehingga akumulasinya menjadi 156.624.

Kasus aktif juga mengalami peningkatan sebanyak 166 sehingga akumulasinya menjadi 3.664.

Data juga menunjukkan jumlah spesimen sebanyak 79.278 dan suspek sebanyak 3.425.

Laporan dalam bentuk tabel turut merinci 5 provinsi penyumbang kasus baru terbanyak. Kelima provinsi itu adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, dan Bali.

- DKI Jakarta pada Selasa melaporkan 260 kasus positif baru dan 102 orang telah sembuh.

- Jawa Barat 78 kasus baru dan 44 sembuh dari COVID-19.

- Banten di peringkat ketiga dengan 58 kasus baru dan 95 sembuh.

- Jawa Timur 35 kasus konfirmasi baru dan 27 pasien dinyatakan sembuh.

- Bali 23 kasus baru dan 7 orang sembuh.

Provinsi lain tidak menunjukkan penambahan kasus yang terlalu signifikan. Bahkan, ada 12 provinsi tanpa penambahan kasus baru sama sekali. Provinsi-provinsi itu adalah Aceh, Sumatera Barat, Bengkulu, Bangka Belitung, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Sulawesi Barat, dan Maluku.


PPKM Level 1 di Hampir Seluruh Daerah

Warga menjalani skrining kesehatan sebelum vaksinasi COVID-19 di Jalan Pancoran Buntu II, Pancoran, Jakarta, Jumat (10/12/2021). Sebanyak 23 warga Pancoran Buntu II yang termasuk kelas golongan menengah ke bawah menerima vaksin untuk menciptakan kekebalan kelompok. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Melihat data kasus COVID-19 yang landai, pemerintah kini menetapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM level 1 di hampir seluruh wilayah Indonesia. Bahkan, seluruh wilayah di Jawa Bali sudah menerapkan level tersebut tanpa terkecuali.

Hal ini tercantum dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2022 tentang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat Level 1 Corona Virus Disease 2019 di Wilayah Jawa dan Bali.

Ahli epidemiologi Dicky Budiman kemudian menanggapi penerapan PPKM level 1 di mayoritas wilayah Indonesia ini sebagai perkembangan yang patut disyukuri.

“Tentu kita syukuri, kita apresiasi, karena ini adalah bentuk dari efektifnya sinergi antar lembaga, pemerintah, dan masyarakat. Berarti program pengendalian pandemi yang kita lakukan sudah tepat sasaran untuk konteks Indonesia,” ujar Dicky kepada Health Liputan6.com melalui pesan suara, Rabu (8/6/2022).

Berbagai catatan kelemahan dan pekerjaan rumah (PR) memang tetap ada, lanjutnya, ini yang harus  terus diperbaiki.

Lantas, apakah penerapan PPKM level 1 di hampir seluruh wilayah Indonesia ini merupakan tanda bahwa COVID-19 sudah terkendali? 

Menjawab pertanyaan tersebut, Dicky mengatakan bahwa Indonesia harus sabar, karena ini bukan satu-satunya indikator bahwa kasus infeksi sudah turun.

“Kalau bicara terkendali, kita haru sabar. Karena terkendali itu bukan hanya melihat indikator kasus infeksi yang menurun atau tidak terdeteksi, bukan hanya melihat dari sisi kematian atau keparahan atau angka reproduksi dan test positivity rate saja.”

“Tapi bagaimana tren penurunan dan indikator yang ada saat ini bisa bertahan. Hingga berapa lama tren ini bisa bertahan,” kata Dicky.


Setidaknya Terjaga dalam 3 Bulan

Petugas kesehatan mengambil sampel lendir saat tes usap (swab test) PCR di Jakarta, Senin (25/10/2021). Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengarahkan untuk menurunkan harga tes PCR menjadi Rp300 ribu dan masa berlaku pemeriksaan diperpanjang 3x24 jam. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Ia menambahkan, ada ukuran waktu yang bisa menunjukkan bahwa tren penurunan ini memang benar-benar menuju pada situasi terkendali.

“Kita punya ukuran, paling cepat kita bisa mengatakan bahwa ini benar terkendali jika semua tren dan indikator bertahan selama tiga bulan berturut-turut, tidak naik turun. Ini perlu disertai deteksi dini, tes, dan telusur yang memadai.”

Deteksi dini, tes, dan telusur masih menjadi kelemahan di Indonesia. Maka dari itu, validitas situasi terkendali masih perlu ditunggu dengan tetap mempertahankan apa yang dicapai saat ini.

“Jadi apa sudah terkendali? Ya belum, karena pengalaman pandemi sebelumnya kita harus tunggu situasi bertahan tiga bulan atau paling bagus 6 bulan.”

“Kita tunggu sampai Agustus lah, kalau Agustus situasinya sama seperti ini, saya kira kita punya kepercayaan diri bahwa pandemi akan terkendali. Dari saat ini sampai Agustus kita harus berupaya menjaga bahkan meningkatkan cakupan level PPKM.” 

Mengingat situasi belum bisa disebut terkendali, maka Dicky tetap mengimbau masyarakat untuk menjalankan protokol kesehatan sesuai aturan.

Infografis 4 Cara Tampil Menawan Saat Foto Pakai Masker Cegah Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya