Liputan6.com, Jakarta Ketua Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI), Boyamin Saiman, menilai keberhasilan Kejaksaan dalam membongkar sejumlah kasus besar patut diapresiasi. Menurut Boyamin, prestasi tersebut berpengaruh pada Indeks Persepsi Korupsi (IPK) Indonesia.
"Kalau Kejaksaan Agung tidak berhasil membongkar kasus mafia minyak goreng dan cepat menetapkan tersangka, IPK kita bisa semakin turun,” kata Boyamin saat menghadiri rilis survei Indikator Politik Indonesia, Rabu (6/8/2022).
Advertisement
Boyamin bahkan menilai Kejaksaan Agung, juga jajaran di bawahnya, sebagai lembaga penegak hukum terbaik.
"Saat ini, Kejakasaan Agung dan jajaran di bawahnya the best. Prestasi ini harus dijaga. Jangan sampai terjerembap” imbau Boyamin.
Boyamin menilai, peningkatan prestasi dan kepercayaan publik terhadap Kejaksaan Agung turut dilatari penempatan orang-orang profesional di bidangnya. Karenanya, hal tersebut modal yang bagus untuk semakin meningkatkan performa Kejaksaan.
Apalagi saat ini, menurut Boyamin, masyarakat skeptis dengan lembaga penegak hukum, terutama jika dikaitkan dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). “Ini (keberhasilan Kejaksaan) mengobati luka masyarakat,” ujarnya.
Terkait kasus minyak goreng, Boyamin berharap Kejaksaan Agung tak berhenti hanya pada mantan anggota Tim Asistensi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Lin Che Wei.
Ingatkan Jokowi
Selain itu, Boyamin juga berharap Kejaksaan Agung segera melimpahkan kasus tersebut ke pengadilan. "Di pengadilan, kita bisa tahu proses permainannya. Pengembangannya bisa mengikuti,” imbau Boyamin.
Di sisi lain, Boyamin menilai Presiden Joko Widodo harus meningkatkan komitmen dan dukungannya dalam upaya penuntasan perkara minyak goreng di Kejaksaan Agung.
Salah satu yang bisa dilakukan yakni mengganti dua menteri yang dianggap terkait dengan perkara.
"Semoga ada perombakan, ada yang diganti. Setelah reshuffle, ada dua menteri terkait minyak goreng dicopot, tingkat kepercayaan publiknya saya rasa naik lagi,” ujar Boyamin.
Advertisement