Harga Minyak Terbang ke Angka Tertinggi dalam 13 Pekan, Ini Sebabnya

Pendorong kenaikan harga minyak mentah ini karena permintaan bensin di AS terus meningkat meskipun harga di SPBU mencetak rekor tertinggi juga.

oleh Arief Rahman H diperbarui 09 Jun 2022, 08:00 WIB
Ilustrasi Harga Minyak Naik (Liputan6.com/Sangaji)

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak naik ke level tertinggi dalam 13 minggu pada penutupan perdagangan Rabu. Pendorong kenaikan harga minyak mentah ini karena permintaan bensin di AS terus meningkat meskipun harga di SPBU mencetak rekor tertinggi juga.

Sentimen tersebut dipertebal dengan ekspektasi permintaan minyak yang China akan naik dan kekhawatiran pasokan yang terbatas di beberapa negara.

Mengutip CNBC, Kamis (9/6/2022), harga minyak Brent berjangka naik USD 2,77, atau 2,3 persen menjadi USD 123,34 per barel. Sedangkan harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik USD 2,70 atau 2,3 persen menjadi uSD 122,11 per barel.

Administrasi Informasi Energi AS menyebutkan bahwa persediaan minyak mentah komersial AS naik secara tak terduga minggu lalu, sementara minyak mentah di Cadangan Minyak Strategis turun dengan jumlah rekor karena input penyuling naik ke level tertinggi sejak Januari 2020.

Stok bensin AS secara mengejutkan turun 0,8 juta barel karena permintaan bahan bakar naik meskipun harga pompa melonjak tinggi. Analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan stok bensin naik 1,1 juta barel.

"Permintaan bensin terjadi di tengah laporan bahwa pasar minyak tengah ketat di seluruh AS," kata analis pasar energi di CHS Hedging Tony Headrick.

Ia mencatat permintaan tetap kuat bahkan dengan harga pompa di atas USD 5 per galon di banyak bagian negara.

Klub otomotif AAA mengatakan rata-rata harga bensin tanpa timbal reguler ritel nasional mencapai rekor USD 4.955 per galon pada hari Rabu.

"Harga minyak lebih tinggi, didukung oleh ekspektasi China melonggarkan pembatasan Covid, menerjemahkan permintaan dan impor yang lebih tinggi musim panas ini," kata analis UBS Giovanni Staunovo.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Sisi Penawaran

Ilustrasi Harga Minyak Naik (Liputan6.com/Sangaji)

Di sisi penawaran, para pedagang mencatat beberapa negara dapat menghadapi masalah dalam meningkatkan produksi.

Di Norwegia, sejumlah pekerja minyak berencana untuk mogok mulai 12 Juni karena belum dibayar. Sentimen inimenempatkan beberapa produksi minyak mentah dalam risiko penutupan.

Upaya produsen minyak OPEC+ untuk meningkatkan produksi tidak terlalu menggembirakan. Hal tersebut diungkap oleh menteri energi Uni Emirat Arab Suhail al-Mazrouei. Ia mencatat produksi OPEC+ saat ini kurang dari 2,6 juta barel per hari (bph) dari targetnya.

Lebih lanjut menekan prospek pasokan, Iran melepaskan dua kamera pengintai Badan Energi Atom Internasional dari salah satu fasilitas nuklirnya, televisi pemerintah melaporkan.

Langkah itu mungkin akan meningkatkan ketegangan dengan pengawas nuklir Perserikatan Bangsa-Bangsa, Amerika Serikat dan negara-negara lain yang bernegosiasi dengan Iran mengenai program nuklirnya.


Harga Minyak Dunia Tembus USD 121 per Barel Gara-Gara Ulah Arab Saudi

Ilustrasi Harga Minyak Naik (Liputan6.com/Sangaji)

Pada perdagangan sebelumnya, harga minyak dunia mencapai USD 120 per barel dalam perdagangan berombak pada hari Senin. Ini didukung oleh Arab Saudi menaikkan harga minyak mentah Juli tetapi di tengah keraguan bahwa target produksi yang lebih tinggi untuk produsen minyak OPEC+ akan mengurangi pasokan yang ketat.

Dikutip dari CNBC, Selasa (7/6/2022), Harga minyak mentah Brent menyentuh tertinggi intraday USD 121,95 per barel sebelum diperdagangkan turun 0,5 persen pada USD 118,23.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik ke level tertinggi dalam tiga bulan diperdagangkan sebentar di USD 120,99 per barel; mereka menetap 37 sen, atau 0,3 persen, pada USD 118,50 per barel.

Arab Saudi menaikkan harga jual resmi (OSP) Juli untuk minyak mentah ringan Arab andalannya ke Asia sebesar $2,10 dari Juni menjadi premi $6,50, tertinggi sejak Mei, ketika harga mencapai level tertinggi sepanjang masa karena kekhawatiran gangguan pasokan dari Rusia.

Kenaikan harga mengikuti keputusan minggu lalu oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, bersama-sama disebut OPEC+, untuk meningkatkan produksi untuk Juli dan Agustus sebesar 648.000 barel per hari, atau 50 persen lebih banyak dari yang direncanakan sebelumnya.

Target yang meningkat tersebar di semua anggota OPEC+, namun, banyak di antaranya memiliki sedikit ruang untuk meningkatkan produksi dan termasuk Rusia, yang menghadapi sanksi Barat.

Infografis Krisis Venezuela di Negeri Minyak. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya