Liputan6.com, Jakarta - Adalah Nupur Sharma, politisi India yang bikin prahara karena diduga menghina Nabi Muhammad dan Isra Miraj. Atas komentar kontroversial pejabat senior Partai Bharatiya Janata (BJP) itu, India dilaporkan berada di tengah "mimpi buruk diplomatik."
Pernyataan Sharma, yang diutarakan dalam debat TV sekitar 11 hari lalu, telah membuat marah Muslim India dan lebih dari selusin negara Islam. Pada Minggu, 5 Juni 2022, BJP menangguhkan Sharma dari partai, mengutip BBC, Kamis (9/6/2022).
Kepala unit media partai Delhi, Naveen Kumar Jindal, juga dikeluarkan karena membagikan tangkapan layar komentar ofensifnya dalam sebuah kicauan. Dalam sebuah pernyataan, BJP menyebut, pihaknya "melawan ideologi apapun yang menghina atau merendahkan sekte maupun agama apapun," menambahkan bahwa itu tidak "mempromosikan orang atau filosofi seperti itu."
Baca Juga
Advertisement
Dalam upaya menenangkan negara-negara Islam yang marah, diplomat India mengatakan, komentar itu tidak mencerminkan sikap pemerintah dan bahwa itu adalah "pandangan elemen pinggiran." Tapi seperti yang telah ditunjukkan banyak orang, menurut BBC, Sharma bukanlah elemen pinggiran.
Sampai dipecat, pengacara berusia 37 tahun itu adalah "juru bicara resmi BJP" yang muncul malam demi malam di debat TV untuk mewakili dan membela pemerintahan Perdana Menteri (PM) India Narendra Modi. Lulusan fakultas hukum di Universitas Delhi ini memulai karier politiknya pada 2008.
Kala itu, ia terpilih sebagai presiden serikat mahasiswa sebagai calon Akhil Bharatiya Vidyarthi Parishad (ABVP), sayap pergerakan mahasiswa nasionalis Hindu Rashtriya Swayamsevak Sangh. Karier politiknya meningkat tahun 2011 ketika ia kembali ke India setelah menyelesaikan masternya dalam hukum bisnis internasional dari London School of Economics.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Pandai Berbicara
Pandai berbicara, kemampuannya berdebat dan mengemukakan pendapat dalam bahasa Inggris dan Hindi membuat Nupur Sharma mendapatkan tempat di komite media BJP untuk pemilihan majelis Delhi 2013. Dua tahun kemudian, ketika pemilihan baru diadakan, ia adalah kandidat BJP melawan Ketua Menteri Delhi Arvind Kejriwal.
Itu bukan pemilihan yang diharapkan siapapun untuk ia menangkan, tapi kampanye energiknya membawa Sharma lebih jauh ke pusat perhatian. Ia ditunjuk sebagai juru bicara resmi untuk partai di Delhi. Lalu, pada 2020, ia jadi "juru bicara nasional" untuk BJP.
Dalam beberapa tahun terakhir, Sharma semakin akrab bagi pemirsa TV India. Di sebagian besar malam, ia terlihat dan terdengar meneriaki, juga mengolok-olok lawan politiknya, bahkan tidak segan menyebut nama mereka.
Pada klip pendek yang dibagikan secara luas oleh para pendukungnya di Twitter, baru-baru ini, Sharma menyebut seorang panelis sebagai "seorang munafik dan pembohong" dan menyuruhnya untuk "diam."
Ketika Nupur Sharma membagikan klip di Twitter, yang PM India Narendra Modi adalah salah satu di antara lebih dari setengah juta pengikutnya, para pendukung memujinya. Mereka memanggilnya "singa betina, pejuang yang ganas, dan tidak kenal takut."
Advertisement
Menarik Pernyataan Tanpa Syarat
Dalam sebuah pernyataan setelah pemecatannya, Sharma menulis bahwa ia menarik pernyataannya "tanpa syarat," tapi ia berusaha membenarkan komentarnya dengan mengklaim bahwa itu adalah tanggapan atas "penghinaan dan ketidakhormatan terus-menerus terhadap dewa Hindu Siwa."
Komentar ofensifnya dibuat selama debat tentang sengketa Masjid Gyanvapi. Umat Hindu mengklaim bahwa masjid di kota suci Varanasi dibangun di atas reruntuhan kuil Hindu abad ke-16 yang agung. Bangunan itu diklaim dihancurkan kaisar Mughal Aurangzeb pada 1669, dan beberapa orang sekarang meminta izin pengadilan untuk berdoa di dalam kompleks masjid.
Sebuah perintah pengadilan yang kontroversial, yang memungkinkan survei yang direkam video dari masjid, dikatakan telah mengungkap poros batu yang diklaim para pemohon adalah Shivalinga, simbol Siwa. Namun, otoritas masjid bersikeras bahwa itu adalah air mancur.
Perselisihan sedang didengar di pengadilan, tapi klaim dan kontra-klaim diperdebatkan tanpa henti di saluran TV dan Nupur Sharma telah jadi pendukung keras dan vokal dari sudut pandang nasionalis Hindu. Setelah jurnalis dan pemeriksa fakta Mohammed Zubair membagikan klip kontroversialnya di Twitter, Sharma menandai polisi Delhi di akunnya.
Politisi itu mengatakan bahwa ia "dibombardir dengan ancaman pemerkosaan, kematian, dan pemenggalan kepala terhadap saudara perempuan saya, ibu, ayah, dan saya sendiri." Ia menuduh Zubair "menjajakan narasi palsu untuk merusak suasana, menyebabkan ketidakharmonisan komunal, menyebabkan kebencian komunal, dan ditargetkan terhadap saya dan keluarga saya."
Dalam kicauannya, Sharma menandai PM Modi, Menteri Dalam Negeri India Amit Shah, dan presiden BJP, JP Nadda. Ia sempat mengatakan pada seorang pewawancara bahwa "kantor perdana menteri, kantor menteri dalam negeri, dan kantor presiden partai berkumpul di belakang saya."
Dikutuk Negara Timur Tengah
Masalah mulai muncul untuknya Jumat minggu lalu, ketika protes oleh Muslim terhadap komentarnya di Kanpur, sebuah kota di negara bagian Uttar Pradesh, India utara, berubah jadi kekerasan. Negara, yang dipimpin biksu Hindu garis keras Yogi Adityanath, menyerang para pengunjuk rasa, mengajukan keluhan terhadap ratusan Muslim dan menangkap puluhan dari mereka.
Tapi, Sharma dan BJP tidak bisa menahannya lagi, terutama setelah negara-negara di Timur Tengah mulai mengutuk pernyataannya. Kuwait, Iran, dan Qatar memanggil duta besar India, sementara Arab Saudi mengeluarkan pernyataan keras.
Bahkan UEA, yang hubungannya dengan India telah meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir, telah mengkritik komentar tersebut. Dalam beberapa hari terakhir, seruan semakin keras agar Sharma ditangkap karena "komentarnya yang menghujat" dan polisi di beberapa negara bagian yang dikuasai oposisi telah membuka penyelidikan terhadapnya.
Pada Selasa, 7 Juni 2022, Polisi Delhi memperkuat perlindungan keamanan Sharma, dengan alasan ancaman terhadap hidupnya dari kelompok militan. Tapi sejak penangguhannya, dukungan juga meningkat untuk mantan juru bicara BJP itu.
Tagar seperti #ISupportNupurSharma dan #TakeBackNupurSharma jadi tren di media sosial, dengan puluhan ribu memujinya. Beberapa komentator juga menunjukkan bahwa banyak politisi top India telah lolos dengan membuat komentar kebencian, juga kontroversi ini mungkin tidak berarti akhir dari karier politik Sharma.
Advertisement