Ijen Geopark Menuju Unesco Global Geopark, Siap Sambut Tim Penilai

Tim tersebut akan turun ke sejumlah situs geologi (geosite), situs hayati (biosite), dan situs budaya (culturalsite) yang ada Geopark Ijen, baik yang di wilayah Bondowoso maupun Banyuwangi.

oleh Hermawan Arifianto diperbarui 10 Jun 2022, 07:06 WIB
Pesona api biru di kawah Gunung Ijen jadi daya tari wisatawan yang berkunjung. (Istimewa)

Liputan6.com, Banyuwangi - Geopark Ijen tengah diajukan menjadi anggota Unesco Global Geopark (UGG). Tim asesor UGG akan mendarat di Banyuwangi untuk penilaian (asessment) langsung terkait kelengkapan warisan geologi, keanekaragaman hayati, dan warisan budaya di kawasan Geopark Ijen.

“Selama lima hari mereka akan keliling melakukan serangkaian evaluasi terhadap Geopark Ijen,” ungkap Suyanto Waspo Tondo, Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Banyuwangi.

Tim tersebut akan turun ke sejumlah situs geologi (geosite), situs hayati (biosite), dan situs budaya (culturalsite) yang ada Geopark Ijen, baik yang di wilayah Bondowoso maupun Banyuwangi. Asesor akan melihat kesesuaian yang tertera di dokumen dossier dengan kondisi di lapangan.

“Proses demi proses terus dijalankan oleh Badan Pengelola Geopark Ijen sejak beberapa tahun terakhir. Dan saat ini kita memasuki tahapan penilaian sebelum nanti hasilnya disidangkan di Unesco,” kata Yayan, panggilan akrab Suyanto.

Geopark Ijen sendiri yang berada di Banyuwangi melingkupi kawasan Gunung Ijen, Pantai Pulau Merah, TN Alas Purwo. Selama di Banyuwangi nanti, tim asesor direncanakan akan meninjau langsung kawasan Gunung Ijen yang dikenal dengan blue flamenya. Di kawasan sekitar Gunung Ijen, tim juga akan melihat situs budaya di Desa Wisata Adat Kemiren dan Museum Blambangan.

Selain itu, mereka juga direncanakan melihat langsung Taman Nasional (TN) Alas Purwo. Kawasan ini menyimpan ragam kekayaan geologi dan hayati. Selain itu, di kawasan yang telah ditetapkan sebagai cagar biosfer dunia ini, tim akan berdialog dengan tokoh masyarakat dan meninjau langsung pemberdayaan masyarakat lokal di sekitar Alas Purwo.

Kemudian memverifikasi situs geologi di Pantai Plengkung, dilanjutkan ke Parang Ireng yang menyimpan fosil foraminifera dan lava bantal dari gunung api purba yang berusia lebih dari 70 tahun.

Usai kunjungan ke berbagai situs, tim asesor akan melakukan bedah dossier menyampaikan rekomendasi hasil tinjau lapang.

“Jika dianggap layak, rekomendasi Geopark Ijen sebagai Geopark Dunia akan diserahkan Unesco pada September tahun ini,” urai Yayan.


Pertahankan Kelestarian Alam

Sementara Bupati Ipuk Fiestiandani mengingatkan kepada seluruh pemangku kepentingan untuk tetap dapatnya konsisten mempertahankan kelaestarian alam di kawasan tersebut. Dengan nantinya kita menjadi jaringan Geopark dunia, justru Banyuwangi harus memiliki upaya lebih menjaga kelestarian di kawasan ini sebagai konsekuensinya.

"Jangan nanti asesor pulang, kita lengah kembali. Ketika proses validasi selanjutnya untuk meraih UGG, malah kita turun. Perlu diingat, ketika meraih status UGG, bukan berarti semua bertahan abadi, karena bisa saja status tersebut dicabut jika tidak bisa menjaga kelestarian alam dan konsisten," jelas Ipuk.

Ipuk menjelaskan bahwa dengan penetapan itu nantinya bisa turut serta melestarikan alam di semenanjung Blambangan tersebut.

"Dengan meraih status UGG akan menjadi modal terbesar untuk membawa Banyuwangi bisa rebound. Menjadi bagian jaringan dunia geopark tidak hanya membawa manfaat secara lingkungan, namun secara sosial budaya dan ekonomi juga akan membawa dampak positif bagi Banyuwangi tentunya. Sehingga anak cucu kita masih bisa menikmati keindahan alam yang telah Tuhan anugeraghkan," pungkasnya.

 

Infografis gas beracun dari Kawah Ijen

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya