Insentif Pemerintah ke Pertamina Hulu Indonesia Bisa Dorong Investasi Migas hingga Rp 129 T

Pertamina Hulu Mahakam, Pertamina Hulu Sanga Sanga, dan Pertamina Hulu Kalimantan Timur mengajukan permohonan insentif kepada Pemerintah Indonesia melalui SKK Migas.

oleh Arief Rahman H diperbarui 09 Jun 2022, 10:30 WIB
PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) mendukung implementasi rencana pengembangan Wilayah Kerja (WK) migas berdasarkan insentif yang diberikan oleh Pemerintah Indonesia kepada anak perusahaan yaitu PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM), PT Pertamina Hulu Sanga Sanga (PHSS), dan PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT). (Dok Pertamina)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) sebagai Regional Kalimantan Subholding Upstram Pertamina menyambut baik dan mendukung implementasi rencana pengembangan Wilayah Kerja (WK) migas berdasarkan insentif yang diberikan oleh Pemerintah Indonesia.

Insentif tersebut diberikan melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral kepada anak-anak perusahaan Pertamina Hulu Indonesia, yaitu PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM), PT Pertamina Hulu Sanga Sanga (PHSS), dan PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT).

Sebelumnya PHM, PHSS, dan PHKT mengajukan permohonan insentif kepada Pemerintah Indonesia melalui Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).

Langkah pengajuan permohonan insentif ini sebagai langkah strategis untuk menjamin keekonomian serta keberlangsungan investasi migas di WK Mahakam, WK Sanga Sanga, serta WK East Kalimantan & Attaka guna mendukung pencapaian target produksi migas Indonesia.

PHM dan PHSS menerima persetujuan insentif ini pada Maret dan Desember tahun 2021 lalu, sementara PHKT pada Januari 2022.

Direktur Utama Pertamina Hulu Indonesia Chalid Said Salim menjelaskan, pemberian insentif dan fasilitas lainnya oleh Pemerintah sangat penting untuk menjamin keberlangsungan investasi dan mendukung pencapaian target produksi migas Indonesia di 2030.

Menurut Chalid, insentif pemerintah yang diberikan kepada PHM, PHSS, dan PHKT diperkirakan akan mendorong nilai investasi migas yang lebih besar mencapai sekitar USD 9 miliar atau Rp 129 triliun.

"Investasi ini diperlukan terutama pada kegiatan eksplorasi dan pengembangan lapangan-lapangan migas untuk menemukan sumber daya baru dan menambah cadangan yang penting bagi ketahanan energi nasional," jelas dia dalam keterangan tertulis, Kamis (9/6/2022).

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Kegiatan Pengeboran

PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) mendukung implementasi rencana pengembangan Wilayah Kerja (WK) migas berdasarkan insentif yang diberikan oleh Pemerintah Indonesia kepada anak perusahaan yaitu PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM), PT Pertamina Hulu Sanga Sanga (PHSS), dan PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT). (Dok Pertamina)

Chalid melanjutkan, dengan diterimanya insentif, pada tahun 2022 ini PHM, PHSS dan PHKT menargetkan kegiatan pengeboran sebanyak 194 sumur, jauh lebih banyak dari tahun sebelumnya.

"Sampai triwulan pertama tahun ini, PHI telah mengebor sebanyak 1 sumur eksplorasi dan 29 sumur pengembangan/eksploitasi,” ungkap Chalid.

Chalid pun menambahkan bahwa insentif ini akan dapat mendukung keberhasilan PHI dalam menahan laju penurunan produksi alamiah yang tinggi dan mempertahankan tingkat produksi lapangan-lapangan migas yang sudah mature.

“Selain mendukung peningkatan jumlah cadangan dan tingkat produksi migas yang dihasilkan oleh kegiatan pengeboran eksplorasi dan eskploitasi yang lebih masif, keberlangsungan investasi migas yang didorong oleh pemberian insentif ini akan memberikan dampak berganda bagi pengembangan ekonomi daerah, ketersediaan lapangan kerja, pertumbuhan bisnis lokal, pengembangan masyarakat, serta pendapatan pemerintah,” pungkasnya.

PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) merupakan bagian Subholding Upstream Pertamina yang mengelola operasi dan bisnis hulu migas sesuai prinsip ESG (Environment, Social, Governance) di Regional 3 Kalimantan.


Pertamina Temukan Cadangan Migas di Perairan Utara Jawa

PT Pertamina Hulu Energi (PHE), sebagai Subholding Upstream Pertamina, melalui PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) berhasil temukan cadangan migas dari pengeboran sumur eksplorasi GQX-1 di Perairan Utara Jawa.

Sebelumnya, PT Pertamina Hulu Energi (PHE), sebagai Subholding Upstream Pertamina, melalui PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) berhasil temukan cadangan migas dari pengeboran sumur eksplorasi GQX-1 di Perairan Utara Jawa.

Sumur eksplorasi GQX-1 terletak kurang lebih 17 km dari eksisting fasilitas produksi lapangan MM. Sumur GQX-1 yang ditajak pada akhir April 2022 mencapai kedalaman akhir 2958 feet Measured Depth (ftMD) pada tengah Mei 2022.

Sumur ini berhasil menemukan minyak dan gas melalui Uji Kandungan Lapisan (Drill Stem Test/DST) #1 yang dilakukan pada reservoir shallow marine sandstone Formasi Main.

“Dari hasil Uji Kandungan Lapisan Pertama diperoleh laju aliran gas sebesar 3,6 juta standar kaki kubik gas per hari (MMSCFD) dan minyak 108 barel perhari (BOPD). Selanjutnya akan dilakukan Uji Kandungan Lapisan Kedua/DST#2 pada interval 2494-2519 ftMD di lapisan MR-26,” ujar Direktur Eksplorasi PT Pertamina Hulu Energi (PHE) – Subholding Upstream, Medy Kurniawan, Kamis (2/6/2022).

Medy menjelaskan bahwa temuan cadangan dari sumur GQX-1 melengkapi keberhasilan temuan cadangan sebelumnya pada tahun 2022, yaitu sumur Sungai Gelam Timur-1 (SGET-1) di Jambi, Manpatu-1X di Mahakam, dan Wilela-001 di Sumatera Selatan.

Pada tahun 2021, Subholding Upstream berhasil melakukan pengeboran sumur eksplorasi sebanyak 12 sumur.

Tahun 2022, Subholding Upstream berupaya meningkatkan kinerja melalui rencana kerja pengeboran sumur eksplorasi yang agresif sebanyak 29 sumur, atau 242 persen dibandingkan dengan realisasi tahun 2021.

Dalam strategi eksplorasi, Subholding Upstream memiliki tiga inisiatif utama. Tiga strategi utama tersebut antara lain berupa aset Wilayah Kerja (WK) eksisting dimana kontribusi eksplorasi dibutuhkan dalam mempertahankan dan meningkatkan produksi migas eksisting.

Selanjutnya strategi New Ventures dimana Subholding Upstream Pertamina mencari potensi eksplorasi yang baru.

Terakhir, strategi partnership untuk sharing risk & cost serta technology & knowledge transfer melalui akselerasi proses kerjasama dan joint bidding domestic serta luar negeri.

Subholding Upstream Pertamina akan terus mengembangkan pengelolaan operasi di dalam dan luar negeri secara profesional untuk mewujudkan pencapaian menjadi perusahaan minyak dan gas bumi kelas dunia.

 

Infografis Heboh Kabar China Klaim Natuna hingga Tuntut Setop Pengeboran Migas. (Liputan6.com/Trieyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya