Mengenal Stablecoin, Adopsi dari Aset Kripto dan Web3

Stablecoin hadir karena investasi aset kripto memiliki volatilitas cukup tinggi dengan nilai yang spekulatif, baik jangka panjang maupun jangka pendek.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 06 Feb 2023, 15:23 WIB
Perkembangan pasar aset kripto di Indonesia. foto: istimewa

Liputan6.com, Jakarta Ekosistem kripto terus terus berkembang melalui inovasi terbaru yang akan memberi manfaat terhadap industri keuangan digital. Salah satu inovasi tersebut adalah Stablecoin, yang menjadi salah satu adopsi aset kripto dan web3.

Stablecoin hadir karena investasi aset kripto memiliki volatilitas cukup tinggi dengan nilai yang spekulatif, baik jangka panjang maupun jangka pendek.

Sehingga inovasi ini menjadi angin segar untuk investor yang ingin memiliki aset kripto namun bergerak dengan stabil.

“Volatilitas Stablecoin cenderung lebih rendah karena harga karena nilainya didasari terhadap aset konvensional, seperti kombinasi mata uang, emas, perak, atau aset berharga lainnya. Untuk alasan ini, stablecoin sering menjadi pilihan utama untuk keputusan keuangan dari pengguna aset kripto oleh institusional dan ritel,” kata Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha dalam keterangan resmi, Sabtu (4/2/2023).

Menurut data CoinMarketCap, saat ini terdapat sebanyak 134 stablecoin dengan tiga stablecoin teratas yaitu, USDT, USDC, dan BUSD yang mewakili lebih dari 90 persen total kapitalisasi pasar stablecoin (USD 127 miliar).

Adapun dua stablecoin yang saat ini paling diminati investor adalah USDT dan USDC karena nilainya berdasarkan mata uang dolar AS dengan rasio 1:1.

USDT dan USDC menjadi stablecoin paling populer di pasar aset kripto. Setiap unit Aset Kripto stablecoin yang beredar, didukung oleh dolar AS senilai USD 1 yang disimpan sebagai cadangan dalam bentuk campuran uang tunai dan obligasi Treasury AS jangka pendek.

“UDST dan USDC menjadi pairing aset kripto paling banyak digunakan di berbagai bursa kripto dunia, hal ini memudahkan para investor dalam melakukan transaksi aset dalam jaringan stablecoin dengan pairing USDT dan USDC,” kata Panji.

 


Cara Beli

Ilustrasi kripto (Foto: Unsplash/Kanchanara)

Panji mencontohkan, investor dapat membeli aset kripto Bitcoin (BTC) dengan menggunakan persediaan USDT untuk di pairing menjadi BTC/USDT.

Adanya inovasi stablecoin pun turut meningkatkan kepercayaan investor terhadap aset kripto. Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) mencatat user baru aset kripto di 2022 sebesar 5,46 juta orang. Sehingga kini ada 16,7 juta investor aset kripto di tanah air.

“Stablecoin menjadi sarana pertukaran aset yang menjembatani kesenjangan antara mata uang fiat dan aset kripto, sehingga stablecoin seperti USDT dan USDC menjadi favorit investor. Pemilik dapat menyimpan aset kripto di dompet digital ataupun melakukan transfer aset dengan murah dan cepat dengan nilai yang stabil.” kata Panji.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya