Liputan6.com, Jakarta - Kekayaan gabungan 50 orang terkaya di Malaysia turun 10 persen dari tahun lalu menjadi USD 80,5 miliar atau setara Rp 1,1 kuadriliun. Hal ini terjadi ketika pasar saham turun dan fluktuasi mata uang ringgit di kuartal I 2022.
Padahal, ekonomi Malaysia tumbuh 5 persen di kuartal I 2022 karena didukung oleh pemulihan permintaan domestik.
Advertisement
Dilansir dari Forbes, Kamis (9/6/2022) secara keseluruhan, 30 taipan Malaysia mengalami penurunan kekayaan, termasuk pendiri legendaris grup Kuok Robert Kuok yang kekayaannya turun 10 persen menjadi USD 11 miliar atau setara Rp 160,1 triliun.
Meskipun demikian, taipan berusia 98 tahun itu tetap berada di urutan teratas miliarder terkaya di Malaysia. Ini pun merupakan posisi yang telah dipegangnya selama lebih dari dua dekade.
Ketua Hong Leong Company yakni Quek Leng Chan juga masih menjadi orang terkaya kedua di Malaysia dengan kekayaan bersih yang kini sebesar USD 10,1 miliar atau Rp 147 triliun.
Selanjutnya, orang terkaya ketiga di Malaysia Koon Poh Keong, yang mengendalikan raksasa aluminium Press Metal tetap di posisi ketiga dengan kekayaan bersih senilai USD 6,2 miliar atau Rp 90,2 triliun.
Sementara itu, produsen sarung tangan karet di Malaysia yakni Hartalega Holdings dan Top Glove, yang termasuk di antara pemenang terbesar tahun lalu kini menghadapi kenyataan yang sulit.
Diketahui bahwa permintaan Alat Pelindung Diri (APD) yang sempat menggelembung di tahun 2021 telah mengempis ketika pandemi mereda. Penurunan ini menjatuhkan saham kedua perusahaan tersebut.
Pimpinan Hartalega Holdings, Kuan Kam Hon dan pimpinan Top Glove, Lim Wee Chai mengalami penurunan terbesar dalam dolar dan tergeser hingga ke peringkat bawah sepuluh besar miliarder Malaysia.
Kekayaan bersih pasangan suami-istri Stanley Thai dan Cheryl Tan yang memimpin produsen sarung tangan Supermax juga turun lebih dari dua pertiga, terbesar dalam hal persentase.
Kekayaan kolektif kelima miliarder sarung tangan, yang juga termasuk Lim Kuang Sia dari Kossan Rubber Industries dan Wong Teek Son dari Riverstone Holdings, menyusut lebih dari USD 5,7 miliar atau Rp 82,9 triliun.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Miliarder Minyak Sawit Malaysia Dapat Cuan dari Larangan Ekspor Indonesia
Di sisi lain, larangan sementara ekspor minyak nabati do Indonesia di tengah penurunan produksi minyak sawit Malaysia menghasilkan keuntungan tak terduga bagi para taipan di sektor itu.
Kekayaan gabungan dua saudara Lee Oi Hian dan Hau Hian mendapat dorongan lebih dari sepertiga karena saham Batu Kawan dan anak perusahaan perkebunannya melonjak karena keuntungan yang meningkat.
Adapun Ling Chiong Ho, yang tahun ini kembali ke daftar miliarder Malaysia setelah jeda empat tahun karena saham Sarawak Oil Palm, unggulan dari grup Shin Yang-nya, menguat.
Advertisement
Nilai Tukar Yen Anjlok, Harta Miliarder Jepang Jadi Susut Sepertiga
Nilai mata uang yen Jepang pada April 2022 jatuh ke level terendah dalam hampir 20 tahun terhadap dolar AS. Penurunan ini terjadi seiring harga energi dan komoditas yang melonjak, dan diperparah dengan perang Rusia-Ukraina.
Tantangan ini pun menghantam harapan pemulihan ekonomi Jepang.
Dilansir dari Forbes, Kamis (2/6/2022) penurunan tajam yen ini meluas ke pasar saham, dengan indeks saham acuan Nikkei 225 turun 12 persen pada periode yang sama. Akibatnya, nilai kekayaan bersih kolektif dari 50 miliarder terkaya Jepang menyusut hampir sepertiga menjadi USD 170 miliar atau Rp 2,46 kuadriliun.
Secara keseluruhan, nilai kekayaan 38 miliarder dalam daftar tersebut turun dari tahun lalu, dengan hanya tiga yang naik sedikit.
Miliarder industri pakaian Jepang Fast Retailing, Tadashi Yanai, yang merupakan orang terkaya kedua di negara itu tahun lalu, merebut kembali gelar orang terkaya meskipun nilai kekayaannya turun 44 persen menjadi USD 23,6 miliar (Rp. 341,6 triliun).
Perlambatan penjualan di pasar domestik Jepang, serta di China, berdampak pada saham Fast Retailing miliknya, yang merupakan perusahaan induk dari Uniqlo.
Kemudian Takemitsu Takizaki, pendiri pembuat sensor Keyence naik ke posisi nomor 2 pertama kalinya di daftar miliarder Jepang terkaya, dengan kekayaan bersih USD 21,6 miliar (Rp. 312,6 triliun), meskipun nilai kekayaannya juga turun USD 4,2 miliar dari tahun lalu.
Pendiri dan CEO SoftBank Group Masayoshi Son, juga mendapat pukulan terbesar baik dalam dolar maupun persentase. Kekayaan bersihnya turun lebih dari setengah menjadi USD 21,1 miliar (Rp. 305,4 triliun) dan dia turun ke posisi ketiga dalam daftar miliarder terkaya di Negeri Sakura.
Di tengah melesunya teknologi global, dua Vision Funds SoftBank melaporkan rekor kerugian hingga USD 27 miliar untuk tahun yang berakhir Maret 2022.
Selain Masayoshi Son, belasan miliarder Jepang lainnya juga mengalami penurunan nilai kekayaan mereka hingga lebih dari USD 1 miliar atau Rp. 14,4 triliun.