Kisah Erix Soekamti Bikin Jogja Gelut Day #1, Modal Berani Bisa Jadi Preman Terhormat

Erix Soekamti menginisiasi Jogja Gelut Day #1 sebagai bagian dari sport tourism di Yogyakarta.

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Jun 2022, 16:00 WIB
Erix Soekamti menginisiasi Jogja Gelut Day #1 sebagai bagian dari sport tourism di Yogyakarta.

Liputan6.com, Yogyakarta - Ide Erix Soekamti membuat orang tergelitik. Vokalis band Endank Soekamti ini menginisiasi sebuah perhelatan yang terbilang tidak lazim di Yogyakarta.

Namanya, Jogja Gelut Day #1. Gelut adalah kata dalam bahasa Jawa yang berarti berantem, berkelahi, bertinju, dan sejenisnya.

Erix merasa muak dengan kekerasan jalanan (klitih) yang setiap tahun muncul di Yogyakarta. Fenomena itu yang akhirnya mendasari laki-laki kelahiran 42 tahun silam ini untuk mengakomodasi orang-orang yang suka berantem.

“Harapannya, ini bisa menekan risiko regenerasi klitih, menyalurkan energi teman-teman yang suka gelut, mereka punya wadah sendiri, dan siapa tau berprestasi,” ujarnya, dalam jumpa pers di Yogyakarta, Kamis (9/6/2022).

Tak disangka, niatnya disambut meriah. Sejak pendaftaran dibuka pada April 2022, ada 660 orang yang mendaftarkan diri untuk menjadi peserta Jogja Gelut Day #1. Setelah diverifikasi, 515 orang yang akan mengikuti babak penyisihan.

Jumlah peserta yang membludak itu juga bikin heran. Pengumuman pendaftaran Jogja Gelut Day tidak dibuka untuk umum Orang datang atas nama pribadi dan tidak mewakili lembaga atau instansi mana pun demi alasan keamanan.

Keheranan Erix tidak berhenti sampai di sini. Peserta yang mendaftar tidak satu pun yang menanyakan hadiah Jogja Gelut Day #1.

“Tapi kami sudah menyiapkan hadiahnya, cuma yang dicari di sini adalah pride (kebanggan), pride menjadi gentho (preman) yang terhormat, itu yang lebih membanggakan,” ucap Erix.

Para peserta akan mengikuti babak penyisihan pada 10 sampai 12 Juni 2022 dengan sistem gugur. Babak penyisihan ini juga tertutup untuk umum.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:


Training Camp untuk Memupuk Persaudaraan

Erix Soekamti menginisiasi Jogja Gelut Day #1 sebagai bagian dari sport tourism di Yogyakarta.

Para peserta yang lolos bakal mengikuti babak semifinal pada 19 Juni 2022 di Kaliurang Yogyakarta. Ada 100 orang yang akan masuk ke semifinal. Sehari sebelum semifinal, mereka yang lolos wajib mengikuti training camp di tempat yang sama.

Training camp Jogja Gelut Day juga bukan tanpa alasan. Erix ingin rasa persaudaraan tetap bisa terpupuk sekalipun mereka bertarung di atas ring. Jadi, tidak ada keinginan untuk balas dendam di luar ring.

Babak semifinal akan mengerucutkan jumlah peserta menjadi 25 orang. Mereka ini lah yang akan bertarung di babak final yang akan diadakan di Tebing Breksi pada akhir Juni 2022.

“Untuk babak semifinal dan final dibuka untuk penonton umum, namun harus tetap mendaftar secara personal juga dan data mereka tercatat di kami,” tuturnya.

Cara ini dianggapnya strategis untuk mengantisipasi terjadinya chaos. Ia khawatir jika tidak mendaftar secara personal dan tidak terdata bisa berpotensi chaos.

Erix juga sengaja memilih tempat wisata sebagai tempat penyelenggaraan Jogja Gelut Day. Dua tahun pandemi Covid-19 membuat dunia pariwisata lesu. Ia ingin Jogja Gelut Day #1 bisa menjadi bagian dari sport tourism di Yogyakarta.

 


Menggandeng Jogja MMA

Erix Soekamti menginisiasi Jogja Gelut Day #1 sebagai bagian dari sport tourism di Yogyakarta.

Erix tidak sendirian menginisiasi Jogja Gelut Day #1. Ia berkolaborasi dengan banyak pihak, termasuk Jogja Mixed Martial Arts (MMA).

Bagi Erix, peserta cukup punya modal berani untuk mengikuti ajang ini. Namun, bukan berarti ajang ini tanpa perhitungan.

Ada sederet aturan dan mekanisme yang harus diperhatikan peserta saat bertanding. Terlebih, Jogja Gelut Day #1 mengambil aturan untuk amatir dan bukan profesional. Artinya, pertandingan ini aman dan wasit cukup melihat peserta yang mendominasi dianggap sebagai pemenang.

Menurut Abro Fernandes, atlet MMA sekaligus wasit Jogja Gelut Day #1, ada sejumlah teknik yang tidak boleh digunakan peserta dalam pertandingan, misal memukul dengan sikut, menendang kepala lawan yang berada di bawah, menginjak-injak lawan, dan sebagainya.

Para peserta juga akan mengenakan pengaman seperti helm, sarung tangan, dan sebagainya.

“Temponya lebih sedikit ketimbang profesional, kami mengikuti aturan yang bisa mengakomodasi kemampuan pemula,” kata Abro.

 


Kelas Pertandingan

Selayaknya olahraga bela diri, Jogja Gelut Day #1 juga terbagi menjadi beberapa kelas. Kelas yang dimaksud dilihat dari usia maupun berat badan. Pengurus Jogja MMA Aditya menyebutkan ada empat kalsifikasi usia, yakni kelas kadet (13-16 tahun), junior (16-18 tahun), senior (18-35 tahun), dan veteran (35 tahun ke atas).

“Kebanyakan didominasi peserta senior,” ucapnya.

Jogja Gelut Day #1 tidak hanya diikuti laki-laki, ada peserta perempuan yang akan ikut bertarung dalam kompetisi ini. Untuk kategori berat, peserta perempuan dibagi menjadi dua kelas, di bawah 48 kilogram dan di bawah 60 kilogram.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya