Harga Sapi di Pamekasan Anjlok Terdampak PMK, Turun hingga Rp 5 Juta

Pedagang sapi di Pasar Keppo, Kecamatan Larangan, Pamekasan, Supandi (55) menuturkan, penurunan harga jual sapi antara Rp2 juta hingga Rp5 juta per ekor.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Jun 2022, 18:40 WIB
Ratusan ternak sapi di Kota Malang dan Kota Batu terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK). Para peternak diimbau menjaga kesehatan hewan ternaknya dan kebersihan kandang agar wabah tak meluas (Liputan6.com/Zainul Arifin)

Liputan6.com, Pamekasan - Harga sapi di sejumlah pasar hewan di Pamekasan, turun hingga jutaan rupiah akibat wabah penyakit kulit dan mulut (PMK).

Pedagang sapi di Pasar Keppo, Kecamatan Larangan, Pamekasan, Supandi (55) menuturkan, penurunan harga jual sapi antara Rp2 juta hingga Rp5 juta per ekor.

"Kalau yang biasa laku dengan harga Rp15 juta, untuk sekarang ini hanya bisa laku antara Rp10 juta hingga Rp11 juta. Pokoknya turun drastis," kata Supandi, Sabtu (11/6/2022).

Pedagang asal Desa Sokalelah, Kecamatan Kadur, Pamekasan, ini menuturkan selain harga turun, sejak setengah bulan lalu juga banyak pedagang yang memilih untuk tidak membeli sapi di setiap pasaran.

Mereka khawatir, sapi yang dibeli terserang penyakit, sehingga harga jual sapi bisa turun secara drastis.

"Kalau mau menjual sapi bagi peternak, jangan menjual sekarang. Pasti rugi karena harganya turun drastis," saran Supandi dikutip Antara.

Lain Supandi, lain pula pengalaman Tonawar, warga Desa Kertagena Laok, Kecamatan Kadur, Pamekasan.

Minggu lalu, ayah tiga orang anak ini mengundang pedagang untuk membeli sapi miliknya, karena peternak di desa ini biasa menjual sapinya di rumahnya, yakni dengan mendatangkan pedagang.

"Saat itu, sapi saya ditawar Rp13 juta," ucap dia.

Namun, karena harga yang ditetapkan pedagang dinilai terlalu rendah, pada keesokan harinya, yakni pada Selasa (7/6), ia membawa langsung sapi miliknya ke pasar sapi di Dusun Keppo, Galis, yakni pasar sapi terbesar di Pamekasan.

"Tapi sampai di sana, sapi saya malah hanya ditawar Rp11 juta, jauh lebih rendah dari tawaran sebelumnya," kata Tonawar.

Enam bulan lalu, Tonawar membeli sapi yang dipelihara itu dengan harga Rp12 juta.


Dampak PMK

 

Menurut Kepala Bidang Pasar pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Pemkab Pamekasan Agus Wijaya, kasus wabah PMK memang sangat berpengaruh pada aktivitas jual beli sapi di pasaran.

"Laporan dari kepala pasar sapi di Waru, hari ini menyebutkan, di sana bahkan hanya ada satu ekor sapi di pasar. Peternak dan pedagang sudah khawatir untuk melakukan aktivitas jual beli," katanya.

Peternak khawatir rugi, karena harga jual sapi sangat murah, sedangkan pedagang tidak mau membeli karena khawatir sapi yang dibeli terserang wabah PMK.

Sementara itu, upaya untuk menekan penyebaran penyakit sapi kini terus dilakukan Pemkab Pamekasan dengan melakukan penyemprotan disinfektan ke kandang-kandang sapi milik warga dan mendirikan pos pantau PMK di dua lokasi berbeda di Pamekasan, yakni di Jalan Raya Tlanakan dan di Pasar Keppo, Desa Polagan, Kecamatan Galis, Pamekasan.

Harga jual sapi turun akibat akibat wabah PMK ini bukan hanya di Pamekasan, akan tetapi juga terjadi di pasar hewan lain di Pulau Madura, seperti di Sampang, Bangkalan di Kabupaten Sumenep.

Infografis Serba-serbi Rumah Ramah Lingkungan. (Liputan6.com/Triyasni)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya