Liputan6.com, Jakarta Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo melaporkan Surat Utang Negara (SUN) Indonesia berdenominasi yen Jepang (Samurai Bonds) sukses di Jepang dan mencetak nominal benchmark size 81 miliar yen Jepang atau setara dengan Rp9,04 triliun.
Duta Besar RI untuk Jepang dan Federasi Mikronesia Heri Akhmadi memastikan percepatan pemulihan ekonomi Indonesia terus dikomunikasikan KBRI Tokyo kepada pemangku kepentingan terkait di Jepang, khususnya menyangkut kemudahan dan kredibilitas investasi untuk pembiayaan pembangunan di Indonesia.
Advertisement
“KBRI Tokyo berkomitmen kuat untuk berperan aktif dalam mengkampanyekan perkembangan positif perekonomian dan investasi Indonesia dalam setiap kesempatan kepada mitra swasta dan Pemerintah Jepang," kata Heri dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Jumat.
Ia menjelaskan salah satu instrumen konkret kampanye tersebut adalah Samurai Bond yang mendapatkan kepercayaan luar biasa dari para investor di Jepang. Adapun penerbitan Samurai Bond kali ini adalah yang ketiga kalinya di masa pandemi sejak Juli 2020.
Penerbitan Samurai Bonds tahun ini merupakan capaian yang baik dan digunakan sesuai kebutuhan pembiayaan pembangunan, termasuk upaya pemulihan ekonomi nasional, di tengah kondisi pasar keuangan yang masih volatil atas dampak dari kenaikan suku bunga dan pengetatan kebijakan moneter global, serta meningkatnya ketegangan geopolitik.
Joint Lead Arrangers dalam transaksi ini adalah Daiwa Securities Co. Ltd., Mizuho Securities Co., Ltd., Mitsubishi UFJ Morgan Stanley Securities Co., Ltd, dan Nomura Securities Co., Ltd.
Heri menuturkan tipe investor pada transaksi ini terdiri dari city banks sebesar 12,3 persen, lifers 8,6 persen, manajer aset 24,8 persen, koperasi pusat 12,3 persen, central public funds 2,5 persen, serta bank daerah/koperasi daerah 13,2 persen.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Sektor Berikutnya
Kemudian, asuransi properti 0,2 persen dan lainnya 9,1 persen. Sedangkan investor dari luar Jepang tercatat 16,8 persen dari jumlah total investor.
Capaian positif dalam penerbitan Samurai Bonds ini merupakan bagian dari strategi pembiayaan yang bersifat fleksibel dengan memanfaatkan kondisi pasar dengan suku bunga yang relatif masih cukup rendah, mengingat tren kenaikan suku bunga global masih akan berlanjut dalam beberapa bulan ke depan.
Sementara itu, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan dalam keterangan resminya mencatat terdapat empat seri Samurai Bonds yang diterbitkan, yaitu RIJPY0625, RIJPY0627, RIJPY0629, dan RIJPY0632.
Penerbitan kali ini tercatat sebagai penerbitan terbesar Samurai Bonds oleh sovereign issuer selama tahun 2022, yang membuktikan reputasi dan kredibilitas Indonesia yang terpercaya di pasar Jepang walaupun kondisi pasar sangat menantang. Pemerintah memulai pemasaran resmi untuk penerbitan Samurai Bonds pada Selasa (31/5).
Selama dua hari masa penawaran, permintaan yang masuk berkembang cukup solid dan berasal dari basis investor yang beragam, terutama pada seri dengan tenor pendek yang mencerminkan minat para investor Jepang pada tenor pendek di tengah kondisi pasar yang masih volatil.
Advertisement
Kemenkeu Serap Rp 20 Triliun dari Lelang SBN
Sebelumnya, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyerap dana sebesar Rp 20 triliun dari lelang Surat Berharga Negara (SBN) di Jakarta, Selasa, di tengah solidnya permintaan investor.
Permintaan investor yang solid dalam lelang kali ini tercermin dari penawaran yang masuk sebesar Rp39,42 triliun atau meningkat 50 persen dibanding lelang sebelumnya.
Dikutip dari Antara, Selasa (24/5/2022), Direktur Jenderal Surat Utang Negara Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Deni Ridwan menyebutkan dalam keterangan resminya, bids to cover ratio pada lelang kali ini adalah sebesar 1,97 kali.
Hal ini dipengaruhi relatif stabilnya kondisi pasar global dan didukung positifnya kondisi perekonomian domestik yang ditunjukkan antara lain neraca perdagangan mencatatkan surplus tertinggi sepanjang sejarah pada bulan April sebesar 7,56 miliar dolar AS.
Tak hanya itu ia mengungkapkan neraca transaksi berjalan Indonesia tercatat surplus 220 juta dolar AS dan cadangan devisa pada akhir Maret mencapai 139,1 miliar dolar AS atau setara pembiayaan tujuh bulan impor.
Preferensi investor untuk Obligasi Negara pada lelang kali ini yaitu masih pada dua seri benchmark dengan tenor lima dan 10 tahun yang mencapai 52,16 persen dari total incoming bids dan 65 persen dari total awarded bids.
Sementara, incoming bids terbesar masih pada tenor 10 tahun yaitu senilai Rp12,57 triliun.
Partisipasi Investor Asing
Deni menambahkan partisipasi investor asing meningkat Rp4,25 triliun dibanding lelang sebelumnya, mayoritas pada tenor 10 dan 15 tahun, dengan total penawaran masuk mencapai Rp5,58 triliun atau 14,15 persen dari total incoming bids.
Dari penawaran masuk tersebut, dimenangkan sebesar Rp4,08 triliun atau 73,06 persen dari total incoming bids investor asing.
Secara umum, level imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan pada lelang SUN untuk seri Obligasi Negara turun sebesar 11 sampai 37 basis poin dibandingkan lelang sebelumnya.
Hal tersebut, kata dia, sesuai dengan kondisi pasar dan tren penurunan tingkat imbal hasil di pasar domestik beberapa hari terakhir.
Sesuai dengan kalender penerbitan SBN tahun 2022, lelang penerbitan SUN selanjutnya akan dilaksanakan pada tanggal 7 Juni 2022.
Pemerintah optimis kondisi pasar ke depan akan lebih kondusif dalam mendukung pemenuhan kebutuhan pembiayaan APBN melalui penerbitan SBN.
Advertisement