Masyarakat Rajin Belanja, Penjualan Ritel Mei 2022 Diramal Kinclong

Kinerja penjualan eceran pada Mei 2022 diprakirakan tetap tumbuh positif.

oleh Arief Rahman H diperbarui 10 Jun 2022, 12:31 WIB
Karyawan menghitung uang kertas rupiah yang rusak di tempat penukaran uang rusak di Gedung Bank Indonessia, Jakarta (4/4). Selain itu BI juga meminta masyarakat agar menukarkan uang yang sudah tidak layar edar. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta Kinerja penjualan eceran pada Mei 2022 diprakirakan tetap tumbuh positif. Hal tersebut tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Mei 2022 sebesar 239,7, atau secara bulanan diprakirakan tumbuh 0,2 persen (mtm) dan secara tahunan 5,4 persen (yoy).

Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono mengatakan, secara bulanan, peningkatan terjadi pada Kelompok Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya sejalan dengan permintaan masyarakat yang masih tetap kuat.

"Secara tahunan, penjualan Kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, serta Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau diprakirakan tetap tumbuh positif," kata dikutip dari laman bi.go.id, Jumat (10/6/2022).

Pada periode April 2022, hasil Survei Penjualan Eceran (SPE) mengindikasikan kinerja penjualan eceran meningkat. IPR April 2022 tercatat sebesar 239,2, atau tumbuh 16,5 persen (mtm), lebih tinggi dari pertumbuhan pada bulan sebelumnya yang sebesar 2,6 persen (mtm).

Peningkatan terjadi pada sebagian kelompok, yaitu subkelompok Sandang, Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau, serta Peralatan Informasi dan Komunikasi.

"Peningkatan didorong oleh kenaikan aktivitas ekonomi masyarakat pada periode Ramadan dan menjelang Idulfitri," tutur dia.

Secara tahunan, kinerja penjualan eceran tercatat tetap tumbuh tinggi sebesar 8,5 persen (yoy), meskipun tidak setinggi pertumbuhan bulan sebelumnya yang sebesar 9,3 persen (yoy).

Tetap tingginya penjualan eceran terutama ditopang oleh meningkatnya penjualan subkelompok Sandang, serta perbaikan penjualan kelompok Peralatan Informasi dan Komunikasi, dan Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya.​

Dari sisi harga, responden memprakirakan tekanan inflasi pada Juli dan Oktober 2022 (3 dan 6 bulan yad) meningkat. Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) Juli dan Oktober masing-masing tercatat sebesar 141,7 dan 137,5, atau meningkat dibandingkan 135,6 dan 129,8 pada bulan sebelumnya, sejalan dengan naiknya harga bahan baku, disertai dengan kenaikan harga BBM dan perkiraan responden terhadap terjadinya kendala distribusi barang.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Penjualan Eceran di Maret 2022 Naik Dampak Pelonggaran PPKM dan Persiapan Ramadhan

Pedagang menata minyak goreng di sebuah pasar di Kota Tangerang, Banten, Selasa (9/11/2011). Bank Indonesia mengatakan penyumbang utama inflasi November 2021 sampai minggu pertama bulan ini yaitu komoditas minyak goreng yang naik 0,04 persen mom. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) menyatakan kinerja penjualan eceran pada Maret 2022 meningkat. Hal ini tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Maret 2022 sebesar 204,0, atau secara bulanan tumbuh 2,0 persen (month to month), lebih tinggi dibandingkan -4,5 persen (month to month) pada bulan sebelumnya.

Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono menjelaskan, peningkatan terjadi pada sebagian besar kelompok, utamanya Kelompok Sandang, Suku Cadang dan Aksesori, Barang Budaya dan Rekreasi serta Makanan, Minuman dan Tembakau.

Hal itu sejalan dengan meningkatnya permintaan masyarakat saat pelonggaran PPKM, kasus Covid-19 yang melandai, serta dimulainya persiapan bulan Ramadhan.

“Secara tahunan, penjualan eceran Maret 2022 diperkirakan tetap tumbuh, yaitu sebesar 8,6 persen (yoy), atau lebih rendah dari 12,9 persen (yoy) pada Februari 2022,” kata Erwin dikutip dari laman resmi Bank Indonesia, Senin (11/4/2022).

Adapun kelompok yang tercatat tetap tumbuh tinggi antara lain Bahan Bakar Kendaraan Bermotor serta Makanan, Minuman dan Tembakau.


Survei Februari

Pemandangan gedung perkantoran dan pusat perbelanjaan di Jakarta, Selasa (5/4/2022). Bank Dunia menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2022 menjadi 5,1 persen pada April 2022, dari perkiraan sebelumnya 5,2 persen pada Oktober 2021. (merdeka.com/Iqbal S. Nugroho)

Sementara, pada periode sebelumnya (Februari 2022), hasil Survei Penjualan Eceran (SPE) mengindikasikan kinerja penjualan eceran tetap kuat. Hal tersebut tercermin dari IPR Februari 2022 yang tercatat sebesar 200,0, atau tetap tumbuh kuat sebesar 12,9 persen (yoy), meski tidak setinggi pertumbuhan pada bulan sebelumnya yang sebesar 15,2 persen (yoy).

Kelompok yang tercatat tetap tumbuh kuat antara lain Makanan, Minuman dan Tembakau, serta Bahan Bakar Kendaraan Bermotor. Secara bulanan, kinerja penjualan eceran tercatat turun -4,5 persen (mtm), dari -3,1 (mtm) pada bulan sebelumnya.

“Penurunan terjadi pada mayoritas kelompok komoditas, terutama pada Kelompok Suku Cadang dan Aksesori, Barang Budaya dan Rekreasi, serta Bahan Bakar Kendaraan Bermotor,” jelas Erwin.

Dari sisi harga, responden memperkirakan tekanan inflasi pada Mei dan Agustus 2022 (3 dan 6 bulan yad) meningkat. Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) Mei diprakirakan mencapai 141,3, lebih tinggi dibandingkan 139,1, sejalan dengan pola historis kenaikan harga saat HBKN Idul Fitri. IEH Agustus juga diprakirakan meningkat menjadi 132,4 dari 129,8. 

Infografis Ekonomi Indonesia di Tengah Wabah Corona (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya