Upaya Antam Tekan Emisi Gas Rumah Kaca

Antam telah melakukan inisiatif dan inovasi salah satunya melalui instalasi sistem pengendalian emisi di Pabrik Feronikel Pomalaa untuk kurangi emisi gas rumah kaca.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 10 Jun 2022, 12:01 WIB
Petugas menata emas batangan di Galeri 24 Pegadaian Kota Tangerang, Banten, Kamis (11/6/2020). Harga emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) naik Rp 12.000 menjadi Rp 893 ribu per gram pada perdagangan Kamis, 11 Juni 2020. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau disebut Antam  mengumumkan perusahaan senantiasa berkomitmen dalam pengurangan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) sejalan dengan komitmen pemerintah untuk mencapai Net Zero Emission pada 2060.

Bahkan, berbagai upaya dilakukan Antam guna memenuhi target pengurangan emisi GRK, salah satunya melalui pemaksimalan energi baru terbarukan di wilayah operasi perusahaan.

Direktur Operasi dan Produksi Antam, Dewa Wirantaya mengatakan, guna mendukung pengurangan emisi GRK, Antam telah melakukan inisiatif dan inovasi salah satunya melalui instalasi sistem pengendalian emisi di Pabrik Feronikel Pomalaa.

Dia menambahkan, Antam juga tengah menyusun roadmap dekarbonisasi bersama MIND ID dan mulai menerapkan berbagai upaya dekarbonisasi di masing-masing unit bisnis.

"Baru-baru ini, kami pun melakukan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dengan PT PLN (Persero) untuk suplai listrik di Pabrik Feronikel ANTAM di Pomalaa, Sulawesi Tenggara yang menggunakan pembangkit listrik berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT). Melalui pemanfaataan EBT ini diharapkan ke depannya akan meningkatkan pengurangan emisi GRK yang dihasilkan Perusahaan," kata Dewa dalam keterangan resminya, Kamis (9/6/2022).

Sementara itu, penandatanganan MoU Suplai Listrik di Pabrik Feronikel Sulawesi Tenggara dilakukan Antam dan PLN pada Jumat, 3 Juni 2022.

Dalam penandatangan tersebut, kedua perusahaan bersepakat untuk pengadaan suplai listrik sebesar 150 MVA, dengan adanya suplai listrik ke tiga line Pabrik Feronikel dari grid PLN ini diharapkan akan mampu mengurangi emisi gas karbon hingga lebih dari 50 persen.

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Upaya Lain Perseroan

Pegawai menunjukkan emas batangan 24 karat di gerai Galeri 24, kawasan Kebayoran Baru, Jakarta, Kamis (5/8/2021). Harga emas yang dijual PT Aneka Tambang Tbk dijual lebih murah Rp 2.000 per gram pada hari ini ke posisi Rp 941 ribu per gram. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Upaya lain yang dilakukan Antam guna menurunkan emisi GRK di antaranya melalui pemakaian bahan bakar B30 untuk kendaraan operasional tambang, penggunaan panel surya untuk penerangan jalan tambang di beberapa unit bisnis.

Perseroan juga sedang melakukan upaya penggantian bahan bakar dalam kegiatan pengolahan bijih nikel dari Marine Fuel Oil menjadi Dual Fuel yang akan mampu mengurangi emisi GRK pada proses produksi feronikel.

Kemudian, perusahaan juga berupaya menerapkan teknologi yang tepat guna dan ramah lingkungan untuk menurunkan konsumsi energi, serta menerapkan sistem pemantauan dan evaluasi secara berkala yang dilakukan oleh manager energy dan auditor energy yang tersertifikasi Badan Nasional Sertifikasi Profesi untuk membantu proses efisiensi energi dan pemantauan.

Hal itu melalui pemanfaatan energi hijau dan upaya-upaya penurunan emisi GRK yang dilakukan, diharapkan akan mampu membantu ANTAM dalam upaya pengelolaan lingkungan yang lebih baik demi keberlanjutan perusahaan.


Sederet Target Produksi hingga Penjualan Antam pada 2022

Petugas menunjukkan koleksi lempengan emas di Pegadaian, Jakarta, Selasa (18/5/2021). Harga emas batangan PT Aneka Tambang Tbk. (Antam) pada 17 Mei 2021 berada di posisi lebih tinggi dibanding hari sebelumnya. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, PT Aneka Tambang Tbk atau Antam (ANTM) memasang target produksi dan penjualan untuk komoditas utama perseroan pada 2022.

Pada saat bersamaan, Antam berfokus dalam upaya pengelolaan biaya yang cermat melalui pelaksanaan program-program efisiensi yang tepat terutama terkait dengan beban-beban yang dapat ditangguhkan.

Terkait dengan produk feronikel, Antam menargetkan volume produksi dan penjualan di tahun 2022 sekitar 24-25 ribu ton nikel dalam feronikel (TNi).

"Target produksi dan penjualan feronikel yang ditetapkan turut memperhitungkan tingkat utilisasi operasi pabrik feronikel ANTAM di Pomalaa yang tinggi serta mengedepankan kestabilan dan keamanan operasi pabrik,” ungkap Sekretaris Perusahaan Antam, Syarif Faisal Alkadrie dalam keterangan resmi, Kamis, 2 Juni 2022.

Untuk komoditas bijih nikel, tahun ini ANTAM menargetkan total produksi bijih nikel mencapai 12,10 juta wet metric ton (wmt), tumbuh 10 persen dari capaian produksi bijih nikel tahun 2021 sebesar 11,01 juta wmt.

Penjualan bijih nikel pada 2022 ditargetkan mencapai 10,05 juta wmt atau tumbuh 31 persen dari capaian penjualan bijih nikel tahun 2021 sebesar 7,64 juta wmt.

"Peningkatan target penjualan bijih nikel tersebut seiring dengan outlook pertumbuhan industri pengolahan nikel di dalam negeri,” kata Faisal.

Seiring dengan dimulainya fase pasca tambang pada tambang emas Cibaliung yang dikelola oleh entitas Anak Usaha, PT Cibaliung Sumberdaya, perseroan menargetkan produksi emas konsolidasian tahun 2022 sebesar 911 kg (29.289 troy oz) yang berasal dari tambang emas Pongkor.

 

 


Target Perseroan

Petugas memperlihatkan emas batangan di Galeri 24 Pegadaian Kota Tangerang, Banten, Kamis (11/6/2020). Harga emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) pada hari ini naik Rp 12.000 menjadi Rp 893 ribu per gram dibanding sebelumnya. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sedangkan untuk target penjualan emas pada 2022 ditargetkan berada pada tingkat yang optimal sebesar 28.011 kg (900.574 troy oz) dengan memprioritaskan perluasan basis pelanggan di dalam negeri. Pada tahun ini, target produksi logam perak direncanakan sebesar 6.643 kg (213.577 troy oz) dengan target penjualan mencapai 8.643 kg (277.878 troy oz).

Untuk komoditas bijih bauksit, pada tahun 2022, ANTAM menargetkan volume produksi sebesar 1,80 juta wmt sesuai dengan tingkat kebutuhan bauksit pabrik CGA Tayan dan proyeksi penjualan bijih bauksit kepada pelanggan pihak ketiga.

"Target produksi ini tumbuh sekitar 8 persen dibandingkan volume produksi 2021 sebesar 1,67 juta wmt. Terkait penjualan bijih bauksit tahun 2022, perseroan menargetkan tingkat penjualan sebesar 1,44 juta wmt, cenderung stabil dibandingkan capaian penjualan tahun 2021 sebesar 1,42 juta wmt,” beber Faisal.

Terakhir, untuk produk Chemical Grade Alumina (CGA), perseroan melalui entitas anak, PT Indonesia Chemical Alumina, menargetkan tingkat produksi dan penjualan alumina masing-masing sebesar 126 ribu ton alumina.

 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya