Kasus COVID-19 Naik Beberapa Hari Terakhir, Jokowi: Masih Terkendali

Terkait kenaikan kasus beberapa hari terakhir, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa kasus COVID-19 di Tanah Air masih terkendali.

oleh Liputan6.com diperbarui 10 Jun 2022, 13:00 WIB
Presiden Jokowi dan COVID-19. (Foto: Dok. Instagram terverifikasi @jokowi)

Liputan6.com, Jakarta Dalam beberapa hari terakhir kasus harian COVID-19 selalu di atas 500. Kemarin, Kamis. 9 Juni 2022 ada 556 kasus baru lalu sehari sebelumnya ada 520 orang terinfeksi virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19.

Padahal bila kita menilik di akhir Mei, pada 29 Mei misalnya masih di angka 200-an tepatnya 242.

Terkait kenaikan kasus beberapa hari terakhir, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa kasus COVID-19 di Tanah Air masih terkendali.

"Yang paling penting kita berpegangan kepada angka positivity rate, pegangannya itu. Kan harus di bawah 5 persen, kita sekarang di angka 1,03 persen. Jadi masih pada posisi terkendali," kata Jokowi usai menghadiri peluncuran Program Rehabilitasi Mangrove dan World Mangrove Center di Bogor, Jawa Barat.

Jokowi juga sudah meminta mewaspadai kenaikan kasus yang terjadi.

"Saya sudah minta untuk diwaspadai ada sedikit kenaikan karena kemarin, tiga minggu atau sebulan yang lalu, karena kita Lebaran, tapi saya kira kenaikan ini masih dalam posisi terkendali," katanya mengutip Antara.

Jokowi melihat dari angka positivity rate (perbandingan jumlah orang yang positif COVID-19 dengan keseluruhan orang yang diperiksa) yang masih di angka 1,03 persen.

"Kemudian juga laju transmisi ini juga masih di angka yang terkendali. Angkanya 20 per 100 ribu kasus per minggu, dan kita masih berada di angka 1."

"Jadi masih terkendali, tapi tetap kewaspadaan itu penting," katanya.

Di kesempatan berbeda, Juru Bicara Satgas COVID-19, Wiku Adisasmito mengatakan di tengah kenaikan kasus ada tingkat kesembuhan yang tinggi di atas rata-rata dunia. Kasus penularan infeksi virus Corona harian juga sudah di bawah rata-rata dunia. 

"Dalam tiga minggu terakhir memang fluktuatif, namun kondisi tersebut masih terkendali. Terbukti dari kasus infeksi harian nasional di bawah rata-rata dunia, yakni 1 banding 60 kasus per 1.000 penduduk," terang Wiku di Media Center COVID-19, Graha BNPB, Jakarta, ditulis Jumat (10/6/2022).

"Kemudian diikuti tingkat kesembuhan tinggi mencapai 97,36 persen. Angka ini d atas rata-rata kesembuhan dunia."

 

 

 

 


Jokowi Minta Masyarakat Segera Dapatkan Vaksinasi Booster

Petugas medis menyuntikkan vaksin kepada warga di Gor Ciracas, Jakarta, Sabtu (19/3/2022). Vaksin booster diberikan kepada warga lanjut usia dan masyarakat berisiko tinggi tertular Covid-19. (merdeka.com/Imam Buhori)

Di kesempatan yang sama Jokowi juga meminta masyarakat yang belum mendapatkan vaksinasi dosis ketiga atau booster untuk segera menerimanya. Hal itu guna meningkatkan ketahanan tubuh terhadap serangan penyakit tersebut.

"Oleh sebab itu saya akan tekankan lagi pentingnya booster, suntikan ketiga, ini akan kita terus lakukan," tambah pria asal Solo itu.

Hingga, 9 Juni 2022 baru ada 47.212.227 orang di Indonesia yang sudah mendapatkan suntikan dosis ketiga. Angka ini masih jauh dari target sasaran vaksinasi yakni sebesar 208.265.720.


5 Provinsi Jadi Sorotan

Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito saat konferensi pers di Media Center COVID-19, Graha BNPB, Jakarta pada Kamis, 2 Juni 2022. (Dok Satgas Penanganan COVID-19)

Aada 5 provinsi menjadi penyumbang tertinggi kenaikan kasus aktif pada minggu terakhir, antara lain, DKI Jakarta naik 30 persen, Banten naik 38 persen, Jawa Barat naik 18 persen, DI Yogyakarta naik 45 persen, dan Jawa Timur naik 37 persen.

"Jika mencermati letak geografisnya, kelimanya dari Pulau Jawa dengan penduduk Indonesia yang terpusat di Pulau Jawa. Aktivitas masyarakat yang mulai kembali normal bisa menjadi salah satu pemicu terjadinya kenaikan kasus aktif," Wiku Adisasmito menambahkan.

"Mohon dicermati bagi seluruh pemerintah daerah maupun masyarakat pada provinsi tersebut," kata Wiku dalam konferensi pers teranyar tentang perkembangan COVID-19 secara daring. 

Angka kematian akibat COVID-19 pada provinsi-provinsi di atas cenderung menunjukkan penurunan. Tidak ada kenaikan BOR yang signifikan.

"Persentase BOR masih terjaga di bawah 3 persen. Kecuali DI Yogyakarta, kematian mingguannya bertambah, dari satu menjadi tiga kematian dalam pekan terakhir," lanjut Wiku.

Infografis Aturan di Pusat Perbelanjaan, Mal, Pusat Perdagangan PPKM Level 1 Jawa-Bali (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya