Mejeng di Pameran Alat Musik Terbesar Dunia, Produk Gitar RI Laris Manis

Produk alat musik Indonesia berhasil mencatat transaksi potensial sebesar USD 2,17 miliar atau sebesar Rp31 miliar di pameran The National Association of Music Merchants (NAMM) Show

oleh Tira Santia diperbarui 10 Jun 2022, 16:45 WIB
Produk alat musik Indonesia berhasil mencatat transaksi potensial sebesar USD 2,17 miliar atau sebesar Rp31 miliar di pameran The National Association of Music Merchants (NAMM) Show yang merupakan pameran tahunan alat musik terbesar di dunia. (Dok. Kemendag)

Liputan6.com, Jakarta Produk alat musik Indonesia berhasil mencatat transaksi potensial sebesar USD 2,17 miliar atau sebesar Rp31 miliar di pameran The National Association of Music Merchants (NAMM) Show yang merupakan pameran tahunan alat musik terbesar di dunia.

Pameran berlangsung pada 3–5 Juni 2022 di Anaheim Convention Center, Amerika Serikat (AS). NAMM Show kembali digelar tahun ini setelah sebelumnya absen selama dua tahun akibat pandemi Covid-19.

Keikutsertaan Indonesia pada pameran ini merupakan kolaborasi antara Kementerian Perdagangan melalui Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Los Angeles dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Pada pameran tersebut, Paviliun Indonesia menghadirkan tiga produsen alat musik Indonesia yaitu yaitu Genta Guitar, Gula USA, dan Dr. Case yang menampilkan berbagai instrumen musik dan perlengkapannya dengan kualitas premium.

Produk-produk tersebut juga telah melalui proses kurasi oleh ITPC Los Angeles sehingga layak ekspor dan dapat memenuhi permintaan pasar AS.

“Industri musik dan hiburan AS adalah salah satu industri besar di dunia. Untuk itu, ITPC Los Angeles berkomitmen mendukung dalam mempromosikan produk industri musik Indonesia untuk penetrasi pasar AS melalui pameran The NAMM Show 2022," kata Kepala ITPC Los Angeles, Bayu Nugroho dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (10/6/2022).

"Selain itu, sudah saatnya Indonesia hadir percaya diri dengan merek sendiri karena selama ini Indonesia hanya memproduksi bagi merek besar dunia. Hal ini menjadi penting sebagai tolak ukur bagi perkembangan industri alat musik tanah air,” lanjut dia.

Bayu menjelaskan, produk alat musik dan pengeras suara asal Indonesia juga mendapatkan preferensi tarif khusus untuk masuk ke pasar AS melalui skema generalized system of preference(GSP).

“Dengan GSP, alat musik Indonesia mendapatkan keuntungan kompetitif yaitu keringanan/tanpa bea masuk untuk memasuki pasar AS dibandingkan produk serupa dari negara lain,” imbuh Bayu.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Industri Musik

Ilustrasi (iStock)

Selain itu, lanjut Bayu, berkembangnya industri musik dunia sangat berdampak juga terhadap tingginya permintaan alat musik sebagai sarana penunjang para musisi untuk berkreasi.

Berdasarkan data dari Global Trade Atlas, pada 2021, Indonesia merupakan pemasok alat musik terbesar kedua di AS setelah Tiongkok dengan pangsa pasar sebesar 12,48 persen atau sebesar USD 192 juta.

Sedangkan untuk potensi ekspor alat musik petik, terutama gitar, nilai ekspor produk Indonesia ke AS pada 2021 meningkat sebesar 59,95 persen dari tahun sebelumnya dengan total nilai USD 28,1 juta dan pangsa pasar sebesar 14,24 persen.

Pada The NAMM Show, Genta Guitar kembali berpartisipasi tahun ini dengan membawa beragam gitar dan ukulele premium. Seri Ukulele Batik menjadikan seri ukulele paling diminati para kolektor.

Hal ini karena tingkat kesulitan pengerjaannya yaitu dilukis tangan dengan motif batik.Dr. Case merupakan produsen tas alat musik asal Bandung kembali berpartisipasi dengan menampilkan tas perlengkapan musik, seperti tas gitar, tas ukulele, dan tas snar drum.

Sedangkan Gula USA mengikuti The NAMM Show untuk pertama kalinya, namun sudah berhasil menarik banyak perhatian para buyer dengan menampilkan produk handmade bass dan elektrik guitar dengan kualitas premium.

 

 


Antusiasme Pengunjung

Ilustrasi cara memetik gitar (Ilustrasi: Unshplash)

Direktur Pemasaran Ekonomi Kreatif Kemenparekraf, Yuana Rochma Astuti menjelaskan, antusiasme pengunjung mendatangi Paviliun Indonesia yaitu karena banyaknya ragam variasi alat musik dan lokasi stan Indonesia yang strategis.

“Beragam variasi alat musik dengan presentasi produk yang atraktif serta lokasi stan yang strategis membuat para pengunjung antusias dan tertarik untuk datang ke Paviliun Indonesia. Khususnya dengan popularitas alat musik gitar yang merupakan produk yang memiliki sisi seni kreatif dan bernilai tambah,” ujarnya.

Sedangkan Konsul Jenderal Republik Indonesia untuk Los Angeles, Saud Purwanto Krisnawanberharap, dengan fasilitas GSP dan ajang The NAMM Show ini, diharapkan pengusaha Indonesia dapat terus meningkatkan kualitas dan varian produk serta mengembangkan inovasi produk alat musik agar dapat bersaing di pasar global.

The NAMM Show pertama kali digelar yaitu 121 tahun yang lalu. The NAMM Show menampilkan lebih dari 3.500 perusahaan yang berasal dari berbagai negara dan dihadiri ribuan musisi dan buyer pada industri musik.

Ajang ini merupakan tempat berkumpulnya industri produk alat musik global dan menjadi acuan tren alat musik yang dimanfaatkan berbagai jenama besar dunia untuk meluncurkan produk dan teknologi terbaru mereka.

The NAMM Show 2023 akan kembali diselenggarakan di Anaheim, California. ITPC Los Angeles Indonesia berencana untuk berpartisipasi kembali dan memperluas promosi alat musik, aksesori, dan teknologi musik asal Indonesia. Nantinya, ITPC Los Angeles juga akan membawa lebih banyak pegiat dari industri musik tanah air. 

Infografis Laju Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan Produk Domestik Bruto 2019-2021. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya