Liputan6.com, Jakarta - Masyarakat diimbau tidak panik dengan masuknya subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 ke Indonesia. Kuncinya, tetap tenang dan selalu waspada dengan Covid-19.
"Masyarakat tetap beraktivitas seperti biasa. Dengan catatan, tetap ikuti anjuran pemerintah, terutama dalam hal penegakan protokol kesehatan," kata Anggota Komisi IX DPR, Rahmad Handoyo, Jumat (10/6/2022).
Advertisement
Menurutnya, penggunaan masker di ruang tertutup tetap harus ditaati. Seperti, penggunaan masker di perkantoran yang saat ini sudah menerapkan aturan WFO (bekerja dari kantor).
Yang menjadi perhatian justru vaksinasi Covid-19. Menurutnya, masyarakat harus tetap mengikuti anjuran pemerintah untuk mau divaksinasi lengkap.
Angka vaksinasi lengkap atau vaksinasi dosis pertama dan kedua masih di bawah standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Berdasarkan catatannya, jumlah vaksinasi lengkap di Indonesia masih di angka 62 persen. Padahal, standar WHO minimal 70 persen.
"Artinya, masih ada 8 persen yang perlu kita kejar," kata dia.
Segera Vaksin
Untuk itu, Rahmad mengimbau masyarakat yang belum mendapat vaksinasi lengkap agar segera mendatangi fasilitas kesehatan terdekat. Hal yang sama juga berlaku bagi vaksinasi booster.
"Vaksinasi booster kita masih rendah. Masih di bawah 20 persen. Ini perlu diperkuat lagi. Kita harapkan masyarakat berbondong-bondong menuju fasilitas kesehatan," kata dia.
Advertisement
4 Kasus
Kementerian Kesehatan menemukan empat kasus covid-19 subvarian baru dari Omicron BA.4 dan BA.5 di Indonesia. Tiga di antaranya merupakan warga negara asing (WNA).
"Tiga orang ini masuk subvarian BA5, semuanya laki-laki. Ini merupakan pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) merupakan delegasi pertemuan The Global Platform Disaster Risk Reduction di Bali tanggal 23-28 Mei," ujar juru bicara Kemenkes, Mohammad Syahril.
Syahril menyebut tiga WNA tersebut tidak memiliki gejala covid-19. Sementara untuk satu orang yang terinfeksi Omicron BA.4 merupakan warga negara Indonesia (WNI).
Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 ini tengah menyebar di sejumlah negara. Bahkan, kedua subvarian ini memicu lonjakan kasus.