Liputan6.com, Jakarta Harga emas bangkit kembali dalam perdagangan yang bergejolak pada Jumat (Sabtu waktu Jakarta). Kenaikan harga emas ini karena fokus beralih ke risiko ekonomi setelah pembacaan inflasi AS yang meningkat mendukung prediksi kenaikan suku bunga acuan yang agresif.
Dikutip dari CNBC, Sabtu (11/6/2022), harga emas hari ini di pasar spot gold naik 1,4 persen menjadi USD 1.873,58 per ounce. Sedangkan harga emas berjangka AS ditutup naik 1,2 persen pada USD 1.875,50.
Advertisement
Harga konsumen AS meningkat pada Mei, menunjukkan bawah Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed) dapat melanjutkan kenaikan suku bunga 50 basis poin hingga September. Hal ini membuat harga emas jatuh ke level terendah sejak 19 Mei di USD 1.824,63.
Tapi aset safe-haven segera menghapus kerugian karena investor menilai dampak ekonomi, di mana harga emas mengalami kenaikan setelah survei University of Michigan menunjukkan sentimen konsumen AS jatuh ke rekor terendah pada awal Juni di tengah melonjaknya harga bensin.
“Harga emas telah mengalami kenaikan seperti roller coaster, turun ke posisi terendah bulan sebelum rally tajam pada laporan CPI dan bangkit kembali pada laporan sentimen konsumen terburuk dalam catatan,” kata Tai Wong, seorang pedagang logam independen di New York.
Suku bunga yang tinggi biasanya meredupkan daya tarik terhadap emas batangan karena hal itu berarti peningkatan biaya peluang untuk memegang aset, yang tidak membayar bunga.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Prediksi Harga Emas Pekan Depan
Wong menambahkan, nasib emas minggu depan mungkin bergantung pada pertemuan The Fed. Rebound emas juga terjadi meskipun nilai tukar dolar menguat, dan imbal hasil Treasury AS meningkat.
Harga emas telah “sangat tangguh mengingat ekspektasi kenaikan (suku bunga), dan pasar fisik yang melemah” di tengah kekhawatiran bahwa inflasi dapat melampaui kenaikan suku bunga, kata analis Standard Chartered Suki Cooper.
Diskon emas fisik di India minggu ini mencapai tertinggi tujuh minggu, sementara pembatasan COVID-19 menghalangi pembeli di China.
“Namun, emas kemungkinan akan menyerahkan semua kenaikan ini dan tren lebih rendah menuju di bawah USD 1.800/oz, karena suku bunga kebijakan naik tajam,” kata analis di TD Securities dalam sebuah catatan.
Di tempat lain, harga perak, seperti emas menutup penurunan harga di awal perdagangan dan naik 1,2 persen pada USD 21,92 per ounce.
Sementara itu, harga Platinum naik 0,3 persen menjadi USD 973,91, tetapi paladium turun 0,1 persen menjadi USD 1.922,82.
Advertisement
Harga Emas Dunia Tergelincir Imbal Hasil Obligasi dan Dolar AS
Kemarin, harga emas di pasar dunia susut imbas kenaikan imbal hasil Treasury AS dan dolar yang menguat telah meredupkan daya tarik emas menjelang rilis data inflasi AS yang dapat memperkuat kasus pengetatan kebijakan agresif oleh Federal Reserve.
Melansir laman CNBC, Jumat (10/6/2022), harga emas di pasar spot turun 0,32 persen menjadi USD 1.847,28 per ounce. Adapun emas berjangka AS turun 0,32 persen menjadi USD 1.850,6.
“ECB mengisyaratkan mereka akan mulai menaikkan suku bunga pada bulan Juli dan terus menaikkan suku bunga. Ini membuat perdagangan emas sedikit lebih rendah ... Terasa seperti ada beberapa risiko di pasar yang meluas ke emas juga, ditambah imbal hasil obligasi naik sedikit, " kata Bob Haberkorn, Ahli Strategi Pasar senior di RJO Futures.
ECB mengatakan akan mengakhiri pembelian obligasi pada 1 Juli dan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin di akhir bulan.
Kemudian akan naik lagi pada bulan September dan mungkin memilih langkah yang lebih besar, jika prospek inflasi gagal membaik.
Imbal hasil AS naik, meningkatkan biaya peluang memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil, sementara dolar menguat, membuat emas kurang menarik bagi pembeli luar negeri.
"Cetak inflasi besok telah mengumpulkan perhatian besar, tetapi dengan beberapa kenaikan Fed berikutnya, relevansi langsung dari rilis data terbatas," tulis TD Securities dalam sebuah catatan.
Harga Logam Lainnya
"Sebaliknya, pelaku pasar akan mengamati pada informasi apa pun yang dapat menginformasikan proses pengambilan keputusan The Fed pasca-September."
Indeks harga konsumen inti (CPI) diperkirakan telah meningkat 5,9 persen pada tahun ini, setelah kenaikan tahunan sebesar 6,2 persen pada bulan April, menurut jajak pendapat Reuters.
Data CPI yang dirilis Jumat dapat memberikan petunjuk apakah Fed akan melanjutkan pengetatan agresifnya di paruh kedua tahun ini.
Seperti harga emas dunia, adapun harga perak turun menjadi USD 21,71 per ounce, sementara platinum turun 3,62 persen menjadi USD 969.52, dan paladium turun 1,12 persen menjadi USD 1.921,18.
Advertisement