Liputan6.com, Jakarta - Rusia dan China, pada Jumat (10/6) meresmikan jembatan jalan pertama antara kedua negara, sementara Moskow berporos ke Asia di tengah-tengah konfrontasinya dengan Barat terkait Ukraina.
Jembatan sepanjang satu kilometer yang membentang di atas Sungai Amur itu menghubungkan kota di timur jauh Rusia, Blagoveshchensk, dengan Heihe di bagian utara China. Demikian seperti dikutip dari laman VOA Indonesia, Sabtu (11/6/2022).
Advertisement
Pembangunan jembatan itu tuntas dua tahun silam, tetapi peresmiannya ditunda karena pandemi virus corona.
Dalam upacara di Blagoveshchensk hari Jumat, jembatan itu dibuka untuk lalu lintas angkutan barang. Truk-truk pertama yang melintas disambut dengan kembang api.
Jembatan yang terdiri dari dua jalur itu menghabiskan biaya pembangunan sekitar 19 miliar rubel (sekitar $328 juta), menurut data resmi.
Pernah menjadi musuh bebuyutan semasa Perang Dingin, Moskow dan Beijing selama bertahun-tahun belakangan ini meningkatkan kerja sama politik dan ekonomi sementara kedua negara itu tergerak oleh keinginan untuk mengimbangi apa yang mereka anggap sebagai dominasi global AS.
Perdagangan antara Rusia dan China, yang berbagi perbatasan sepanjang 4.250 kilometer, telah berkembang sejak normalisasi hubungan antara kedua negara raksasa itu pada akhir 1980-an. Tetapi hubungan itu selalu menghadapi kurangnya infrastruktur transportasi di kawasan tersebut.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Hubungan Makin Erat
Pihak berwenang Rusia mengatakan jembatan itu akan mendekatkan Moskow dan Beijing dengan meningkatkan perdagangan setelah mereka mengumumkan kemitraan "tanpa batas" pada Februari, tak lama sebelum Presiden Vladimir Putin mengirim pasukannya ke Ukraina.
“Di dunia yang terpecah saat ini, jembatan Blagoveshchensk-Heihe antara Rusia dan China membawa makna simbolis khusus,” kata Yuri Trutnev, perwakilan Kremlin di Timur Jauh Rusia.
Dikutip dari laman Al Jazeera, Sabtu (11/6/2022), China ingin memperdalam kerja sama praktis dengan Rusia di semua bidang, kata Wakil Perdana Menteri China Hu Chunhua pada pembukaan.
Menteri Transportasi Rusia Vitaly Savelyev mengatakan jembatan itu akan membantu meningkatkan perdagangan bilateral tahunan menjadi lebih dari satu juta ton barang.
Advertisement
Proses Pembangunan Jembatan
Jembatan itu telah dibangun sejak 2016 dan selesai pada Mei 2020, tetapi pembukaannya tertunda karena pembatasan COVID-19 lintas batas, kata BTS-MOST, perusahaan yang membangun jembatan di sisi Rusia.
BTS-MOST mengatakan lalu lintas barang di jembatan itu akan memperpendek jarak perjalanan barang-barang China ke Rusia barat hingga 1.500 km (930 mil).
Kendaraan yang melintasi jembatan harus membayar biaya tol 8.700 rubel ($150), harga yang diperkirakan akan turun karena biaya tol mulai mengimbangi biaya konstruksi.
Perdangan antara Rusia dengan China
Rusia mengatakan pada bulan April bahwa pihaknya memperkirakan arus komoditas dengan China akan tumbuh dan perdagangan dengan Beijing akan mencapai $200 miliar pada tahun 2024.
China adalah pembeli utama sumber daya alam dan produk pertanian Rusia.
China telah menolak untuk mengutuk tindakan Rusia di Ukraina dan telah mengkritik sanksi Barat terhadap Moskow.
Advertisement