Hujan Deras dan Angin Kencang Terjang Kota Batu, Rumah Warga Rusak

Rumah dan fasilitas umum di Oro - Oro Ombo Kota Batu rusak terdampak bencana alam tersebut.

oleh Zainul Arifin diperbarui 11 Jun 2022, 19:06 WIB
Tim BPBD Kota Batu memantau kondisi sebuah rumah yang rusak akibat diterjang angin kencang saat hujan lebat mengguyur kota itu pada Jumat, 10 Juni 2022 (BPBD Kota Batu)

Liputan6.com, Batu - Hujan intensitas tinggi beserta angin kencang yang melanda wilayah Kota Batu pada Jumat kemarin menyebabkan terjadinya bencana alam di wilayah Desa Oro – Oro Ombo, Junrejo. Menyebabkan sejumlah rumah warga dan fasilitas umum rusak.

Berdasarkan pendataan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu sejak Jumat sampai Sabtu pagi ini, ada dua bencana alam Desa Oro – Oro Ombo. Yaitu angin kencang dan tanah longsor seiring guyuran hujan lebat.

Peristiwa angin kencang di Dusun Dresel Oro-Oro Ombo pada Jumat siang meyebabkan satu rumah rusak sedang dan dua rumah rusak ringan. Satu keluarga dengan empat jiwa terpaksa mengungsi sementara ke familinya karena rumahnya rusak sedang.

“Sudah ada penanganan darurat sementara berupa pemasangan terpal. Setelah akan dilanjutkan perbaikan,” kata Pusdalops BPBD Kota Batu dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, 11 Juni 2022.

Sedangkan tanah longsor terjadi di Dusun Gondorejo Oro - Oro Ombo menyebabkan fasilitas umum berupa turap (plengsengan) rusak. Plengsengan sepanjang 12 meter dengan lebar 30 sentimeter setinggi 2 meter ambrol karena dihantam material lumpur.

Material tanah yang longsor itu juga menutup sebagian badan jalan sehingga mengganggu akses masuk menuju permukiman penduduk. Beruntung material itu tak sampai menghantam rumah warga. Petugas BPBD Kota Batu bersama warga dan relawan membersihkan material.

“Secepatnya akan dilakukan perbaikan plengsengan agar tak mengancam aktivitas warga,” ujarnya.


Bencana Hidrometeorologi

Turap atau plengsengan di permukiman Dusun Gondorejo Desa Oro - Oro Ombo Kota Batu ambrol karena diterjang tanah longsor pada Jumat, 10 Juni 2022 (BPBD Kota Batu)

BMKG Stasiun Klimatologi Malang pada akhir Mei lalu dalam sebuah webinar telah memperingatkan warga. Agar selalu mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi sebagai dampak nyata perubahan iklim.

Koordinator Bidang Observasi dan Informasi BMKG Stasiun Klimatologi Malang, Ahmad Luthfi, mengatakan sepuluh tahun ke depan akan sering terjadi hujan lebat dengan curah hujan lebih dari 50 milimeter per hari dan hujan ekstrem dengan curah hujan di atas 150 milimeter per hari.

“Hujan lebat akan lebih sering terjadi, dan itu sudah bisa dirasakan di Malang Raya selama dua tahun terakhir ini,” ujarnya.

BMKG memetakan siklus bencana yang selalu muncul setiap tahun. Setiap Desember rentan terjadi bencana tanah longsor, gelombang tinggi dan banjir. Sepanjang Maret – Mei di pulau Jawa rawan kondisi ekstrem seperti puting beliung, angin kencang, badai petir sampai hujan es.

Infografis Cuaca Ekstrem, Jakarta Siaga Banjir Besar? (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya