Indonesia Kendaraan Terminal Kantongi Pendapatan Rp 150 Miliar, Tumbuh 25 Persen

PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) membukukan pertumbuhan laba bersih yang didukung kenaikan pendapatan pada kuartal I 2022.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 11 Jun 2022, 16:06 WIB
Mobil siap ekspor terparkir di PT Indonesia Kendaraan Terminal, Jakarta, Rabu (27/3). Pemerintah berencana memacu ekspor industri otomotif dengan harmonisasi skema PPnBM, yaitu tidak lagi dihitung dari kapasitas mesin, tapi pada emisi yang dikeluarkan kendaraan bermotor. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) mencatat kinerja positif pada kuartal I 2022. PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk pada kuartal I 2022 ini menorehkan laba tahun berjalan sebesar Rp35,26 miliar atau meningkat  97,10 persen dari periode sama tahun lalu Rp17,89 miliar.

Berdasarkan keterangan resminya, pencapaian peningkatan laba tahun berjalan di kuartal I 2022 didorong pertumbuhan pendapatan 25,12 persen di atas pencapaian pertumbuhan pendapatan di kuartal I tahun lalu yang turun 3,23 persen.

Indonesia Kendaraan Terminal mencatat pendapatan operasi Rp 150,04 miliar pada kuartal I 2022 jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 119,92 miliar.

Kenaikan tersebut ditopang oleh peningkatan pelayanan jasa terminal yang menyumbang 92,51 persen porsi pendapatan seiring dengan maraknya kegiatan bongkar muat kendaraan di terminal IPCC di sepanjang kuartal I 2021, terutama dari naiknya jumlah bongkar muat di kendaraan berat.

Selain ditopang oleh peningkatan dari sisi pendapatan operasi, bertumbuhnya laba tahun berjalan juga ditopang oleh adanya upaya efisiensi yang dilakukan oleh IPCC. Meski melakukan upaya efisiensi namun, tidak mengganggu jalannya operasional perusahaan.

Sementara itu, tercatat, penanganan bongkar muat kendaraan untuk segmen CBU secara total baik di terminal internasional maupun terminal domestik mengalami kenaikan 5,34 persen dari 133.213 unit di periode kuartal I 2021 menjadi 140.321 unit di kuartal I 2022.

 

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Beban Biaya Merosot

Mobil siap ekspor terparkir di PT Indonesia Kendaraan Terminal, Jakarta, Rabu (27/3). Pemerintah berencana memacu ekspor industri otomotif dengan harmonisasi skema PPnBM, yaitu tidak lagi dihitung dari kapasitas mesin, tapi pada emisi yang dikeluarkan kendaraan bermotor. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Untuk segmen kendaraan berat (gabungan antara Alat Berat, Truck/Bus) meningkat 217,47 persen menjadi 25.147 unit di kuartal I 2022 dari 7.921 unit pada kuartal I 2021.

Pada segmen General Cargo naik 7,77 persen dari 23.254 M3 pada kuartal I 2021 menjadi 25.060 M3 pada kuartal I 2022 dan segmen Motor naik 549,80 persen menjadi 55.525 unit sepanjang kuartal I 2022.

Dari sisi beban biaya pada kuartal I 2021 menurun. Pada beban pokok pendapatan susut 6,81 persen menjadi Rp 71,78 miliar dari periode sebelumnya Rp77,03 miliar dan beban umum dan administrasi mengalami penurunan 7,31 persen dari Rp 26,19 miliar menjadi Rp 24,28 miliar di kuartal I 2022. 

Sejumlah beban biaya yang mengalami penurunan diantaranya, beban kerjasama mitra usaha yang turun 0,01 persen menjadi Rp 35,30 miliar sepanjang kuartal I 2022 dari periode sebelumnya Rp 39,86 miliar; Beban Penyusutan turun 6,87 persen dari Rp 25,51 miliar di kuartal I 2021 menjadi Rp23,76 miliar dan sejumlah beban lainnya. 

Di sisi lain, meski IPCC masih terimbas adanya penerapan pencatatan beban sewa berdasarkan ketentuan PSAK 73 tetapi, dengan meningkatnya pendapatan perseroan mampu menutup timbulnya beban tersebut.

 


Upaya Efisienkan Biaya

Mobil siap ekspor terparkir di PT Indonesia Kendaraan Terminal, Jakarta, Rabu (27/3). Pemerintah berencana memacu ekspor industri otomotif dengan harmonisasi skema PPnBM, yaitu tidak lagi dihitung dari kapasitas mesin, tapi pada emisi yang dikeluarkan kendaraan bermotor. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sedangkan, upaya perseroan dalam mengefisiensikan beban biaya di mana seluruh kegiatan operasional dilakukan secara tepat guna dengan melakukan pengaturan shift kegiatan operasional maupun kegiatan perseroan lainnya, pengaturan biaya dengan memilah must have-cost dan nice to have cost hingga pengawasan terhadap control cost-budget perseroan mampu menurunkan beban biaya. 

Meski penurunan tersebut belum terlalu signifikan tetapi upaya ini terus dijalankan oleh perseroan untuk menjaga posisi beban Perseroan sehingga tidak terjadi peningkatan secara signifikan yang pada akhirnya dapat menggerus pendapatan perseroan. 

Di sisi lain, upaya penerapan digitalisasi dalam setiap kegiatan bisnis perseroan membuat flow of cargo, flow of document, hingga flow of money berjalan lebih efisien.

Ada pencapaian ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah tidak hanya bagi IPCC namun, juga bagi para pemegang sahamnya.

Selain itu, juga menjadi penyemangat bagi IPCC untuk tetap dapat mempertahankan pencapaian kinerja yang ada serta berupaya untuk lebih meningkatkan lagi kinerja terbaiknya.


Gerak Saham IPCC

Layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,34% ke level 5.014,08 pada pembukaan perdagangan sesi I, Senin (8/6). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pada penutupan perdagangan Jumat, 10 Juni 2022, saham IPCC turun 3,12 persen ke posisi Rp 620 per saham. Saham IPCC dibuka stagnan Rp 640 per saham. Saham IPCC berada di level tertinggi Rp 640 dan terendah Rp 610 per saham. Total frekuensi perdagangan 882 kali dengan volume perdagangan 42.659 saham. Nilai transaksi Rp 2,7 miliar.

Koreksi saham IPCC di tengah laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang merosot. IHSG berada di posisi 7.086,64 atau melemah 1,34 persen. IHSG berada di level tertinggi 71.60,11 dan terendah 7.051,22. Sebanyak 387 saham melemah sehingga menekan IHSG. 146 saham menguat dan 160 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan 1.537.019 kali dengan volume perdagangan 26,5 miliar saham. Nilai transaksi Rp 17,5 triliun.

Sepanjang 2022, saham IPCC melambung 20,39 persen ke posisi Rp 620 per saham. Saham IPCC berada di level tertinggi Rp 675 dan terendah Rp 470 per saham. Total volume perdagangan 344.639.300 saham. Nilai transaksi harian saham Rp 191 miliar.  Total frekuensi perdagangan saham 60.599 kali.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya