Liputan6.com, Jakarta - Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sekali lagi diakui perannya dalam menopang perekonomian bangsa. Namun, diakui bahwa mereka perlu dibantu agar pelakunya semakin tangguh. Itu pula yang melatari penyelenggaraan Plataran Weekend Flowers Market edisi perdana yang dibuka sejak Sabtu, 11 Juni 2022 dan berakhir pada Minggu (12/6/2022).
Anandita Makes Adoe, Chief Strategy Officer Grup Plataran, menerangkan inspirasi acara itu datang dari tradisi pasar bunga mingguan di luar negeri. Pihaknya mengajak sekitar 10 UMKM yang bergerak di usaha bunga yang berbasis di Jakarta untuk ikut serta, selain juga melibatkan UMKM makanan di sekitar GBK.
Baca Juga
Advertisement
"Ada 10 UMKM yang terkurasi," kata dia di sela jumpa pers Plataran Indonesia: Everything About A True Indonesian Icon, di Jakarta Kamis, 9 Juni 2022.
Selain pameran bunga, pengunjung juga bisa mengikuti aktivitas yang disiapkan, seperti workshop dan demo merangkai bunga. Acara dimulai sejak pukul 07.00 WIB dan berakhir pukul 18.00 WIB, setiap hari. Pengunjung yang akan hadir diminta meregistrasi diri lewat laman resmi Plataran. Di situ, mereka bisa memilih slot jam yang tersedia tanpa perlu membayar biaya masuk.
"Dibuka untuk publik, tapi ada pembatasannya. Soalnya, kita juga enggak mau rame-rame banget sehingga bahayakan protokol kesehatan," ujar Dita.
Kegiatan itu rencananya akan digelar secara reguler setiap bulan. Plataran menyebut acara itu bisa menjadi alternatif aktivitas bagi warga Jakarta dan sekitarnya dalam menghabiskan akhir pekan di ibu kota, terlebih bisa didatangi setelah berolahraga di sekitar Gelora Bung Karno.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Benteng Ekonomi
Yozua Makes, pendiri Grup Plataran, mengatakan kegiatan tersebut menjadi salah satu bantuan yang bisa diberikan Plataran untuk menyokong perkembangan usaha para UMKM. Selain wadah showcase, mereka juga akan terpapar pada situasi persaingan sehat.
"Persaingan sehat ini yang dibutuhkan agar UMKM bisa terus terdorong untuk selalu memperbaiki diri," ia menyebut.
Plataran berkepentingan atas keberlangsungan usaha UMKM. Sebagai perusahaan lokal, UMKM banyak menyuplai beragam kebutuhan grup perusahaan itu sejak mereka beroperasi.
"Plataran itu bagian dari Indonesia yang kita bangun dengan segala keterbatasan dan kelebihan kita. UMKM adalah benteng ekonomi kita," ujar Yozua.
Lewat UMKM, usaha Plataran dalam mengembangkan daerah lewat sektor pariwisata bisa berhasil. Salah satu contoh yang disebutnya adalah Enam Langit Plataran di kawasan Borobudur. Mereka masuk ke dusun terpencil dan mendekati warga lewat kesempatan berkarya.
Para ibu yang memiliki usaha kecil dikumpulkan dan diberi pelatihan agar kualitas produk mereka bisa memenuhi standar Plataran. Akses pasar juga disiapkan, dimulai dari grup mereka. Secara perlahan, mereka juga dibukakan akses untuk menjangkau pasar yang lebih luas dan bantuan pembiayaan dari pihak lain.
Advertisement
Carbon Offset
Pendekatan serupa juga diterapkan saat awal mengembangkan Plataran Menjangan di Bali. Taman Nasional Bali Barat yang menjadi lokasi resor saat itu tidak serimbun saat ini. Banyak pohon ditebang dan burung diburu untuk memenuhi kebutuhan dasar warga yang mayoritas ekonominya serba kekurangan.
"Masyarakat lalu kita kasih kerja agar sama-sama bisa jaga hutan. Kita enggak mulai dari hutan dan hewannya, tetapi dari masyarakat karena masyarakatnya sangat kekurangan. Karena miskin, dia lapar, tembak burung, atau tebang pohon untuk kayu bakar," tuturnya.
Kini, lokasi tersebut menjadi percontohan ekowisata yang membantu mengatasi perubahan iklim. Mereka sejak awal menerapkan upaya carbon offset secara riil dengan menanam pohon untuk setiap tamu yang menginap. Praktik berkelanjutan itu akan dipresentasikan kepada delegasi G20 yang berkunjung ke Indonesia.
"Salah satu isu yang di-raise di G20 adalah climate change. Iklim dunia semakin memburuk, kita tidak bisa berdiam diri. Beberapa cara dilakukan, seperti dengan dekarbonisasi dan mengurangi carbon footprint, penggunaan mobil ramah lingkungan...Dengan begitu, kita bisa buat bisnis yang lebih sustainable," Dita memaparkan.
4 Kementerian
Dita mengatakan bahwa upaya itu dilakukan dengan bekerja sama dengan empat kementerian, yakni Kemenparekraf, Kementerian Keuangan, Kementerian LHK, dan Kementerian Dalam Negeri. Masing-masing memiliki peran yang saling terhubung, seperti Kemendagri yang posisinya strategis dalam pembuatan peraturan daerah, maupu Kemenparekraf yang menunjuk mereka sejak 2014 sebagai pusat ekowisata nasional.
Dalam kesempatan berbeda, Kemenparekraf menggencarkan upaya pengembangan pariwisata berkelanjutan, seperti meluncurkan program penghitungan jejak karbon dan program carbon offset.
"Program carbon offset adalah upaya kita berkontribusi dalam penyeimbangan nilai emisi, kita harus seimbangkan nilai emisi yang dihasilkan oleh aktivitas pariwisata dunia dan saat ini sektor pariwisata menyumbang sekitar lima persen emisi dunia, ini dari data Dewan Nasional Perubahan Iklim Indonesia," kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno dalam Weekly Press Briefing pada Senin, 30 Mei 2022.
Sandi menyebut banyak negara telah menstandardisasi pemakaian energi dan jejak karbon di semua industri. Agar tak ketinggalan kereta, pemerintah harus bergerak cepat. Salah satunya menunjuk Bali sebagai lokasi pilot project program carbon offset. Sementara, berapa pohon yang harus ditanam bisa diketahui lewat kalkulator jejak karbon.
"Misal dari New York ke Bali, dihitung kalau naik kelas ekonomi saya harus menanam 20 pohon. Oleh karena itu, nanti diberikan opsi di destinasi seperti Bali menanam mangrove mungkin di Desa Wisata Pemuteran, yang ada di Buleleng atau kita bisa menanam pohon di Danau Batur," ujarnya.
Advertisement