Liputan6.com, Palangka Raya- Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) makin serius meneliti benda terbang tak dikenal (unidentified flying object, disingkat UFO) lewat rencana pembentukan tim peneliti. Proyek yang menelan biaya sekitar 100 ribu Dolar AS ini akan dimulai awal musim gugur dan diprediksi berakhir sembilan bulan kemudian.
Rencana pembentukan tim khusus tersebut muncul setelah pemerintah AS mendapatkan laporan dari Direktur Intelijen Nasional dan Satuan Tugas Angkatan Laut tentang fenomena udara tak dikenal atau unidentified aerial phenomena (UAP) pada sidang kongres pertama tentang UFO pada 17 Mei 2022 lalu.
Baca Juga
Advertisement
NASA menunjuk ahli astofisika David Spergel selaku presiden Yayasan Simons di New York City yang sebelumnya menjabat sebagai ketua departemen astrofisika di Universitas Princeton di Princeton, New Jersey untuk memimpin tim ilmiah ini.
"Saya menghabiskan sebagian besar karier saya sebagai ahli kosmologi. Saya dapat memberi tahu Anda bahwa kita tidak tahu apa yang membentuk 95 persen dari alam semesta. Jadi ada hal-hal yang kami tidak mengerti," ujar Spergel dilansir Associated Press.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
144 penampakan UAP
Sementara itu asisten wakil administrator asosiasi untuk penelitian di Direktorat Misi Sains NASA Daniel Evans, menjadi penanggung jawab untuk mengatur penelitian tersebut.
"Konsisten dengan prinsip keterbukaan, transparansi, dan integritas ilmiah NASA, laporan ini akan dibagikan kepada publik,” ungkap Evans.
Keberadaan NASA kali ini tidak hanya untuk mengungkap keberadaan UFO, tetapi juga mengidentifikasi data-data di luar angkasa, warga sipil, pemerintah, organisasi nirlaba, dan perusahaan.
Sebelumnya, dilaporan sebanyak 144 penampakan UAP dan 18 di antaranya dilaporkan memiliki perilaku penerbangan yang sangat tidak biasa, dengan objek tak dikenal tampak tetap diam di atas angin, bergerak melawan angin, bermanuver tiba-tiba, atau bergerak dengan kecepatan tinggi, tanpa alat penggerak yang terlihat.
Advertisement