Liputan6.com, Jakarta - Rotasi sektor saham terjadi pada 2022. Hal ini ditunjukkan dengan kenaikan sektor saham energi, komoditas dan saham lapis kedua atau second liner.
Direktur Panin Asset Management (Panin AM), Rudiyanto menuturkan, setelah laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di atas 7.000, sektor saham energi, komoditas, dan saham blue chip dan lapis kedua menguat.
Advertisement
Rudiyanto menuturkan, awal 2022 diperkirakan pelaku pasar kembali perhatikan fundamental. Hal ini setelah pada 2021, pelaku pasar cenderung memilih saham teknologi, dan 2020 melirik sektor saham kesehatan dan digital.
“Kalau laporan keuangan bagus enggak jatuh-jatuh, orang mulai mencari ide baru. Sector rotation berikutnya adalah blue chip sudah naik, energi komoditi naik, saham second liner yang fundamental nya bagus,” ujar Rudiyanto melalui siaran langsung di Instagram @reksadana.panin, ditulis Minggu (12/6/2022).
Rudiyanto menyebutkan, pada 2022, keadaan agak unik karena saham teknologi di Amerika Serikat dan China anjlok. Hal ini seiring pengetatan kebijakan bank sentral untuk menaikkan suku bunga.
"2022 agak unik di Amerika Serikat saham teknologi habis-habisan jatuh dalam. Kemudian di China juga sama, dengan naiknya suku bunga, bank sentral bilang mau lebih ketat,” ujar dia.
Rudiyanto menuturkan, sentimen tersebut membuat pelaku pasar mencari saham yang berpotensi untung. Selain itu, saat laju IHSG sudah di atas 7.000, sektor perbankan dan komoditas juga menguat.
“BCA,BRI, Mandiri naik, orang bilang energi dan komoditas, ADARO, PTBA dan yang terkenal lainnya naik,” kata dia.
Pada Januari-Mei 2022, indeks saham IDX-30 dan LQ-45 reli. Sedangkan pada 2021 cenderung tidak naik.
"Jadi awal 2022 Januari-Mei IDX-30 dan LQ-45 rally. Karena 2021 dia tidak naik, sekarang naik tinggi,” ungkapnya.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kinerja IHSG pada 6-10 Juni 2022
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung lesu dalam sepekan pada 6-10 Juni 2022. Hal ini juga diikuti rata-rata nilai transaksi harian yang merosot dalam sepekan.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (11/6/2022), laju IHSG turun 1,34 persen dalam sepekan terakhir. IHSG merosot dari 7.182,961 pada pekan lalu menjadi 7.086,64. Demikian juga kapitalisasi pasar bursa susut 1,46 persen menjadi Rp 9.269,642 triliun. Kapitalisasi pasar bursa tersebut merosot Rp 137 triliun dari pekan lalu Rp 9.406,90 triliun.
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, selama sepekan IHSG melemah diiringi dengan aliran dana investor asing sebesar Rp1,24 triliun.
“Kami mencermati, dalam sepekan ini pergerakan IHSG banyak dipengaruhi oleh sentimen dari global. Di mana kita ketahui bersama, bahwa para investor masih cenderung wait and see jelang rilis data inflasi AS yang menurut konsensus masih berada di atas 8 persen,” ujar Herditya saat dihubungi Liputan6.com.
Ia menambahkan, hal tersebut akan makin meningkatkan keyakinan The Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral Amerika Serikat (AS) untuk meningkatkan suku bunganya secara agresif dan diperkirakan akan naik sebesar 50 basis poin (bps).
Advertisement
Sentimen Lainnya
Selain itu, ECB atau Bank Sentral Eropa yang juga akan menaikkan suku bunganya sekitar Juli sebesar 25 bps.
"Tentu saja dengan adanya tingkat inflasi yang tinggi akan menyebabkan perlambatan ekonomi global dan kenaikan suku bunga akan menjadi sentimen negatif ke depannya," kata dia.
Herditya menambahkan, dengan perlambatan ekonomi global, salah satu sentimen yang dapat diperhatikan adalah pemangkasan proyeksi pertumbuhan ekonomi global oleh berbagai lembaga keuangan dunia.
“Di sisi lain, secara teknikal kami masih memperkirakan adanya awal dari fase bearish di IHSG, sehingga pergerakan IHSG saat ini masih cenderung inline dengan apa yang kami sampaikan menggunakan teknikal,” ujar dia.
Untuk pekan depan, Herditya prediksi, IHSG berpotensi menguat tetapi sementara terlebih dahulu. Hal ini karena investor masih mencermati kebijakan the Fed dan ECB serta pengaruhnya ke perekonomian,” ujar dia.
Ia prediksi, IHSG bergerak di level support 7.033 dan resistance 7.156 pada pekan depan.
Rata-Rata Nilai Transaksi Harian Merosot
Adapun rata-rata nilai transaksi harian bursa selama sepekan merosot 23,26 persen. Rata-rata nilai transaksi harian bursa menjadi Rp 17,18 triliun dari pekan sebelumnya Rp 22,39 triliun. Rata-rata frekuensi harian bursa merosot 0,05 persen menjadi 1.548.503 transaksi dari pekan lalu 1.549.235 transaksi.
Sementara itu, rata-rata volume transaksi bursa menguat tipis 0,03 persen dalam sepekan menjadi 27,72 miliar saham dari pekan lalu 27,71 miliar saham.
Investor asing pada Jumat, 10 Juni 2022, mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp195,77 miliar dan sepanjang 2022 investor asing mencatatkan beli bersih sebesar Rp70,580 triliun.
Pada Jumat, 10 Juni 2922, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk menerbitkan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan III Bank BJB Tahap II Tahun 2022 yang resmi dicatatkan di PT Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan nominal obligasi sebesar Rp 1 triliun.
PT Pemeringkat Efek Indonesia memberikan peringkat idA+ (Single A Plus) untuk obligasi ini dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk bertindak sebagai Wali Amanat dalam emisi ini.
Total emisi obligasi dan sukuk yang telah tercatat sepanjang tahun 2022 adalah 51 emisi dari 39 emiten senilai Rp63,45 triliun.
Total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 500 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp454,49 triliun dan USD47,5 juta, diterbitkan oleh 121 emiten.
Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 151 seri dengan nilai nominal Rp4.801,09 triliun dan USD205,99 juta. Efek Beragun Aset (EBA) sebanyak 10 emisi senilai Rp4,34 triliun.
Advertisement