Liputan6.com, Jakarta Laporan harian sebaran COVID-19 per 12 Juni 2022 pukul 12.00 WIB menunjukkan penambahan kasus baru sebanyak 551. Angka ini turut menambah akumulasi kasus COVID-19 di Indonesia menjadi 6.060.488.
Penambahan juga terjadi pada kasus sembuh sebanyak 353 sehingga akumulasinya menjadi 5.899.111.
Advertisement
Sedangkan, kasus meninggal bertambah 2 sehingga totalnya menjadi 156.643.
Kasus aktif juga terus mengalami penambahan. Hari ini penambahannya sebanyak 196 sehingga akumulasinya menjadi 4.734
Data juga menunjukkan jumlah spesimen sebanyak 45.799 dan suspek sebanyak 1.967.
Laporan dalam bentuk tabel turut merinci penambahan kasus terbanyak di 5 provinsi. Kelima provinsi itu adalah DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Bali, dan Jawa Timur.
-DKI Jakarta hari ini melaporkan 322 kasus baru dan 164 orang telah sembuh.
-Jawa Barat 77 kasus konfirmasi baru dan 24 orang sembuh.
-Banten di peringkat ketiga dengan 59 kasus baru dan 17 orang dinyatakan sembuh.
-Bali 33 kasus baru dan 10 orang sembuh dari COVID-19.
-Jawa Timur 28 kasus positif baru dan 40 orang sembuh.
Provinsi lain tidak menunjukkan penambahan kasus yang terlalu signifikan. Bahkan, ada 16 provinsi tanpa penambahan kasus sama sekali. Provinsi-provinsi itu adalah Aceh, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Bengkulu, Bangka Belitung, Kepulauan Riau, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Gorontalo, Sulawesi Barat, dan Maluku Utara.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Laporan Sebelumnya
Di hari sebelumnya yakni pada Sabtu, 11 Juni 2022 kasus positif bertambah 574 orang. Adanya tambahan ini membuat akumulasi kasus Corona di Indonesia selama lebih dari dua tahun ini menjadi 6.059.937.
Dari data Satgas COVID-19 kemarin, DKI menjadi urutan pertama dalam penambahan kasus terbanyak yakni 314.
Disusul dengan Jawa Barat sebanyak 92 kasus lalu Banten 71 kasus positif COVID-19.
Sementara itu, kasus sembuh dari infeksi virus SARS-CoV-2 ada 374. Akumulasi kesembuhan menjadi 5.898.758.
Sayangnya, masih ada laporan kasus meninggal yakni 3 kasus. Dengan akumulasi kasus meninggal 156.641.
Sementara, Indonesia terus menggenjot vaksinasi termasuk vaksinasi dosis ketiga. Dari data pada Sabtu penambahan terbanyak pada vaksinasi booster.
Berikut rinciannya:
Dosis 1:
25.369 -- akumulasi 200.818.541
Dosis 2:
33.136 -- akumulasi 168.030.935
Dosis 3 atau booster
76.508 -- akumulasi 47.535.860
Juru Bicara Kementerian Kesehatan Muhammad Syahril mengatakan capaian vaksinasi lengkap (dosis satu dan dua) di Indonesia sendiri masih kurang dari standar WHO. Menurut Syahril, hal tersebutlah yang menjadi tugas kedepannya untuk segera dipenuhi.
"Ini menjadi tugas kita bersama karena vaksinasi ini merupakan upaya kita untuk memberikan kekebalan atau imunitas pada seseorang atau komunitas yang ada di masyarakat kita," ujar Syahril.
Advertisement
Waspada BA.4 dan BA.5
Vaksinasi masih dibutuhkan untuk melindungi masyarakat mengingat Omicron subvarian BA.4 dan BA.5 sudah masuk ke Tanah Air.
Dokter spesialis paru dari Divisi Infeksi Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), Erlina Burhan menjelaskan terkait data interim (sementara) dua subvarian tersebut.
Menurutnya, transmisibilitas atau kemampuan menular dua subvarian itu kemungkinan lebih cepat ketimbang BA.1 dan BA.2.
“Namun, untuk tingkat keparahan, saat ini karena kasusnya masih sedikit belum ada indikasi lebih parah. Jadi minimal sama dengan varian Omicron yang original. Belum terlihat indikasi perbedaan mungkin karena baru sedikit (kasusnya),” ujar Erlina dalam seminar daring Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Minggu (12/6/2022).
Ia menambahkan, masa inkubasi dan penyembuhan dari varian Omicron lebih cepat dari COVID-19 biasa. Masa infeksiusnya yakni 1 hingga 2 hari sebelum gejala hingga kurang dari 10 hari setelah gejala muncul. Subvarian ini paling menular pada 1-2 hari sebelum bergejala hingga 2-3 hari setelah bergejala.
Gejala Klinis BA.4 dan BA.5
Sedangkan terkait gejala klinisnya, Erlina mengatakan bahwa pada 29 April 2022 hingga saat ini terdapat sejumlah kecil kasus BA.4 dan BA.5. Sehingga terlalu dini untuk mengetahui secara pasti apakah ada gejala baru terkait dengan garis keturunan ini.
“Namun, mengingat bahwa garis keturunan masih diklasifikasikan sebagai Omicron dan bahwa sebagian besar mutasi terutama dalam protein lonjakan adalah sama, kemungkinan gejalanya akan serupa.”
Erlina kemudian menyajikan data analisis dari UK Health Security Agency terkait kemampuan berkembang biak dari subvarian BA.4 dan BA.5.
“Dikatakan kemampuan berkembang biaknya ini lebih tinggi dibandingkan BA.2 tapi level kepercayaannya masih rendah karena ini varian baru sehingga datanya masih sedikit.”
Kemampuan berkembang biak yang tinggi dibuktikan dengan data yang tersedia dari Afrika Selatan yang menunjukkan bahwa BA.4 dan BA.5 meningkat dan mungkin sudah menjadi varian dominan.
Pada 26 April, insiden mingguan yang dilaporkan di Afrika Selatan meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan dengan minggu sebelumnya dan hasil tes positifnya pun telah meningkat.
Sedangkan terkait transmisinya, sejauh ini data belum mencukupi sehingga belum ada data epidemiologi yang tersedia dari UK Health Security Agency.
Begitu pula terkait keparahan infeksi. Sejauh ini, data tidak mencukupi lantaran tidak ada data pembanding yang tersedia. Namun, ada sedikit peningkatan pada jumlah orang yang dirawat di rumah sakit dalam seminggu terakhir di Afrika Selatan.
Advertisement