Bursa Saham Asia Merosot, Indeks Nikkei Anjlok 2 Persen

Bursa saham Asia Pasifik merosot pada perdagangan Senin, 13 Juni 2022 setelah pekan lalu wall street tertekan dan indeks Nikkei merosot tajam.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 13 Jun 2022, 08:51 WIB
Orang-orang berjalan melewati sebuah indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Bursa saham Asia turun setelah Korea Utara (Korut) melepaskan rudalnya ke Samudera Pasifik. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia tergelincir pada Senin pagi (13/6/2022), seiring investor menantikan rilis data ekonomi utama China minggu ini serta keputusan suku bunga the Federal Reserve (the Fed) yang diawasi ketat.

Indeks Nikkei 225 di Jepang turun 2,4 persen karena saham konglomerat SoftBank Group turun 4,58 persen. Indeks Topix turun 1,8 persen. Demikian mengutip dari laman CNBC, awal pekan ini.

Indeks Kospi Korea Selatan tergelincir 2 persen. Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang diperdagangkan 0,53 persen lebih rendah. Sementara itu, pasar di Australia tutup pada Senin karena hari libur.

Akhir pekan ini, sejumlah data ekonomi China termasuk produksi industri dan penjualan ritel untuk Mei akan dirilis pada Rabu.

Bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Fed juga diperkirakan mengumumkan keputusan suku bunganya akhir pekan ini. Itu terjadi setelah rilis data inflasi AS yang lebih panas dari perkiraan pada Jumat.

Harga minyak lebih rendah di pagi hari jam perdagangan Asia, dengan patokan internasional minyak mentah berjangka Brent turun 1,9 persen menjadi USD 119,69 per barel. Minyak mentah berjangka AS turun 1,96 persen menjadi USD 118,31 per barel.

Indeks USD berada di 104,476 setelah baru-baru ini melintasi level 104. Sedangkan, Yen Jepang diperdagangkan pada 134,67 per dolar, setelah melemah dari level di bawah 132 terhadap greenback minggu lalu.  Dolar Australia berada di 0,7015 setelah turun dari atas 0,72 minggu lalu.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Pergerakan Bursa Saham Asia Jumat Pagi 10 Juni 2022

Seorang wanita berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Sebelumnya, bursa saham Asia Pasifik tergelincir pada perdagangan Jumat pagi, 10 Juni 2022 seiring investor menantikan rilis data inflasi Mei dari China dan Amerika Serikat (AS).

Di daratan China, indeks Shanghai melemah 0,57 persen, dan indeks Shenzhen merosot 0,46 persen. Inflasi produsen China pada Mei 2022 menguat sesuai harapan. Indeks harga produsen China pada Mei 2022 naik 6,4 persen, dan ini sejalan dengan polling Reuters.

Sementara itu, inflasi konsumen China pada Mei 2022 juga menguat  sesuai harapan. Indeks harga konsumen melonjak 2,1 persen, ini di bawah polling Reuters di kisaran 2,2 persen. Demikian mengutip CNBC, Jumat pekan ini.

Indeks Hong Kong Hang Seng melemah 1,44 persen seiring saham Tencent turun 2,13 persen. Saham Alibaba jatuh hampir 3 persen pada perdagangan Jumat pagi setelah grup Ant Jack Ma dan regulator China menghentikan pembicaraan tentang hidupkan kembali pencatatan Ant. Saham Alibaba yang terdaftar di AS turun 8,13 persen pada Kamis pekan ini setelah pengumuman tersebut.

 


Selanjutnya

Seorang pria melihat layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Indeks Nikkei 225 Jepang turun 1,27 persen karena saham SoftBank Group turun 2,88 persen. Indeks Kospi Korea Selatan turun 1,34 persen. Indeks S&P/ASX 200 di Australia turun 0,76 persen. Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang diperdagangkan 0,42 persen lebih rendah.

Semalam di Amerika Serikat, S&P 500 tergelincir 2,38 persen menjadi 4.017,82. Dow Jones Industrial Average jatuh 638,11 poin, atau 1,94 persen, menjadi 32.272,79. Nasdaq Composite yang berbasis teknologi turun 2,75% menjadi 11.754,23.

Indeks USD berada di 103,30 setelah baru-baru ini melintasi level 103. Yen Jepang diperdagangkan pada 134,37 per dolar, berjuang untuk pulih setelah melemah dari level di bawah 132 terhadap greenback awal pekan ini. Dolar Australia berada di 0,7098 menyusul penurunan baru-baru ini dari atas 0,714.

Harga minyak lebih rendah di pagi hari jam perdagangan Asia, dengan patokan internasional minyak mentah berjangka Brent turun 0,23 persen menjadi USD 122,79 per barel. Minyak mentah berjangka AS tergelincir 0,21 persen menjadi USD 121,26 per barel.


Wall Street Anjlok Setelah Inflasi AS Sentuh Level Tertinggi

Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street turun tajam pada perdagangan Jumat, 10 Juni 2022 seiring antisipasi laporan inflasi AS yang menunjukkan lebih cepat dari yang diharapkan. Sektor saham konsumer sentuh level terendah.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones merosot 880 poin atau 2,73 persen ke posisi 31.392,79. Indeks S&P 500 susut 2,91 persen ke posisi 3.900,86. Indeks Nasdaq anjlok 3,52 persen menjadi 11.340,02.

Aksi jual terjadi pada perdagangan jelang akhir pekan sehingga membuat saham di indeks Dow Jones berada di zona merah. Koreksi saham di bursa saham New York melampaui kenaikan lebih dari 5 banding 1. Saham Apple turun hampir 3,9 persen. Saham Microsoft dan Dow Inc masing-masing turun sekitar 4,5 persen dan 6,1 persen.

Saham Salesforce merosot 4,6 persen dan Amazon turun lebih dari 5 persen. Saham yang merosot pada Jumat pekan ini membuat wall street alami minggu terburuk dalam beberapa bulan.

Indeks Dow Jones merosot 4,58 persen dalam minggu ke-10 dan 11 minggu terakhir. Indeks S&P 500 dan Nasdaq masing-masing turun 5,05 persen dan 5,6 persen untuk minggu kesembilan dalam 10 minggu dan minggu terburuk sejak Januari 2022.

Laporan indeks harga konsumen pada Mei 2022 mencapai level tertinggi sejak 1981, memberikan tekanan pada pasar saham. Laporan tersebut menunjukkan harga naik 8,6 persen year over year dan 6 persen jika tidak termasuk harga makanan dan energi.

 

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya