Menjaga Pelestarian dan Kearifan Lokal di Sekolah Adat Banyuwangi

Perlunya Pemerintah Daerah memberikan ruang bagi sekolah-sekolah adat yang ada di Banyuwangi

oleh Liputan6.com diperbarui 13 Jun 2022, 13:00 WIB
Kampoeng Baca Taman Rimba (Batara), salah satu sekolah adat di Banyuwangi.

Liputan6.com, Jakarta Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur menjadi pusat percontohan dibukanya sekolah adar dalam upaya menjaga kelestarian dan kearifan lokal.

Direktur Kepercayaan Terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat (KMA) Kemendikbudristek Sjamsul Hadi mengatakan sekolah adat menjadi ruh paling vital dalam menjaga dan melestarikan kearifan lokal di masing-masing daerahnya.

“Sehingga, Pemerintah Daerah juga dapat bersinergi melalui Perda Lembaga Adat, agar upaya-upaya edukasi menjadi ruang Bersama untuk memperkuat hal-hal yang berkaitan dengan budaya dan tradisi di Banyuwangi,” kata Sjamsul di Banyuwangi, Minggu (12/6/2022).

Dia mengaku sudah berkunjung ke Sekolah Adat Kampung Batara, Papring, Kelurahan Kalipuro, Banyuwangi. Agenda ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Penguatan Lembaga Adat yang dilaksanakan di Banyuwangi.

Sjamsul Hadi mengatakan, perlunya Pemerintah Daerah memberikan ruang bagi sekolah - sekolah adat di Banyuwangi

"Karena sekolah adat memiliki konsep dasar dalam menjaga dan melestarikan akar budaya lokal tetap lestari," katanya.

Oleh karena itu, Sekolah Adat Kampung Batara sebagai salah satu yang sudah mempunyai kurikulum yang bisa dijadikan sebagai percontohan. 

“Untuk kurikulum sekolah adat, Sekolah Adat Kampoeng Batara sudah memiliki bentuk kurikulumnya, sehingga bisa di adopsi oleh sekolah-sekolah adat yang lainnya. Tentu tidak semua materi kurikulum sama di setiap daerah, namun gambaran umunya sudah bisa di aplikasikan menurut sekolah-sekolah lain di Indonesia,” ungkapnya.

Apalagi, lanjut Sjamsul, Sekolah adat Kampoeng Batara tidak hanya membangun Pendidikan untuk anak-anak, tapi juga orang tua. 

Disini, Kampoeng Batara juga berbasis pemberdayaan dalam meningkatkan nilai ekonomi masyarakat Papring dan sekitarnya, melalui materi kerajinan dan pengelolaan pangan serta kemampuan digital.

"Saat ini kami bersama pusat kurikulum dan pembelajaran sedang melakukan pembahasan terkait kurikulum kontekstual," ujarnya.

Sementara itu, Kabid Dikmas Dinas Pendidikan Kabupaten Banyuwangi, Nuriyatus Sholeha menegaskan bahwa akan selalu menindaklanjuti dan mendukung kegiatan yang berkaitan dengan kebudayaan.

“Kami bangga, Kementrian memilih Sekolah Adat Kampung Batara Banyuwangi sebagai percontohan. Menlihat selama ini, praktek baik sudah dilakukan disni, apalagi sudah menjadi tujuan edukasi oleh sekolah formal, sekarang formal datang ke non formal,dari tingkat sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi terkait budaya dan adat istiadat,” katanya.

Founder Sekolah Adat Kampoeng Batara Widie Nurmahmudy mengatakan, Sekolah Adat Kampoeng Batara, fokus mengawal masyarakat untuk terus mengenyam Pendidikan formal. 

Saksikan video pilihan berikut ini


Kebijakan

Selain itu, menjaga dan melestarikan nilai-nilai budaya, adat dan tradisi menjadi bagian dari kurikulum Kampoeng Batara.

“Pendidikan itu tanggungjawab kita Bersama. Dan semua orang memiliki peran masing-masing sesuai dengan bidangnya. Sekolah Adat menjadi ruang membangun sinergi untuk menjaga pengetahuan local supaya tidak hilang.” Ungkapnya.

Widdie berharap, kegiatan penguatan Lembaga adat yang di gelar Direktorat KMA, dapat memberikan manfaat terkait eksistensi sekolah adat kedepannya.

Saling tukar pikiran antar peserta dari beberapa wilayah dan menambah pengetahuan dalam rangka pengembangan sekolah adat. 

Hasil dari kegiatan dapat dijadikan pemangku kepentingan untuk mengambil kebijakan khususnya dalam pelestarian kebudayaan.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya