Liputan6.com, Jakarta - Belum lama ini sejumlah laporan beredar terkait kehadiran iPhone 14 Series, September mendatang. Salah satu hal yang menarik adalah iPhone 14 Pro series akan didukung fungsi always on display.
Jika fitur always on display benar ada di iPhone 14 Pro series, ini merupakan pertama kalinya ada iPhone yang dibekali fitur always on display. Padahal di Android, fitur always on display layaknya fitur yang wajib ada di ponsel seri menengah atau flagship sejak bertahun-tahun lalu.
Advertisement
Dengan implementasi fitur always on display, Apple tampaknya berupaya membuat iPhone kelihatan inovatif, padahal fitur yang diusung cukup lawas di Android.
Sebenarnya, seberapa sulitkah implementasi fitur always on display di layar iPhone?
Mengutip Gizchina, Selasa (14/6/2022), pada awal kemunculan feature phone, ada banyak ponsel yang hadir dengan flashing light alias lampu berkedap kedip. Flashing light kala itu ada untuk mengingatkan ke pengguna di ponsel mereka ada panggilan tak terjawab, SMS, hingga baterai hampir habis.
Dengan fitur flashing light, pengguna bisa mendapatkan berbagai informasi penting tanpa harus menyalakan layar. Fitur ini bahkan nyaman dipakai dan dianggap sebagai pendahulu dari always on display.
Nah, always on display menampilkan informasi penting di bagian layar OLED yang selalu aktif. Kehadirannya menggantikan fungsi flashing light. Meski begitu, pada awal kehadiran smartphone, always on display bukanlah hal yang umum, karena sebagian ponsel saat itu memakai layar LCD, di mana jenis layar ini tak terlalu cocok untuk menerapkan AoD.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informsasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Lebih Hemat Daya
Karena karakteristik latar layar LCD, meski hanya sebagian kecil konten yang ditampilkan, seluruh layarnya perlu dinyalakan. Hal ini karena saat backlight menyala, tampilan hitam yang benar-benar hitam tidak bisa dicapai di layar LCD.
Sementara, layar OLED bisa menerapkan fitur always on display. Fitur ini mengkonsumsi lebih banyak daya yang jelas akan mempengaruhi masa pakai baterai sehingga kepraktisannya tidaklah tinggi.
Di sisi lain, layar OLED mendukung emisi cahaya pada tingkat piksel yang secara independen bisa mengontrol apakah piksel tertentu menampilkan cahaya.
Misalnya saat menampilkan warna hitam murni, layar OLED dapat mematikan piksel. Tidak hanya menampilkan warna hitam yang lebih murni, tetapi juga memiliki efek yang lebih hemat daya.
Layar OLED, bisa menerangi sebagian kecil layar dan selalu menyala untuk menampilkan informasi praktis, seperti notifikasi waktu dan pesan.
Pengguna pun bisa melihat informasi utama tanpa operasi manual, sehingga lebih nyaman digunakan. Karena hanya sebagian kecil layar yang menyala, secara efektif bisa mengurangi dampak tampilan layar pada masa pakai baterai.
Dengan begitu, fitur AoD sebenarnya memperhitungkan dan meningkatkan kenyaman dan masa pakai baterai.
Advertisement
Banyak Dipakai di Android
Smartphone Android mainsteram secara umum banyak yang didukung fitur always on display. Bahkan, sebagian besar smartphone Android memiliki gaya always on display untuk dipilih si pengguna.
Selain informasi seperti notifikasi, waktu, tanggal, daya, dan lain-lain, layar juga dapat menampilkan bentuk hewan, pola artistik, teks yang dipersonalisasi, hingga gameplay yang beragam.
Pengguna juga bisa menyesuaikan konten di layar, termasuk jenis notifikasi yang ditampilkan, warna gaya bawaan, tata letak, dan lain-lain, dengan berbagai personalisasi.
Beberapa ponsel Android juga mendukung penggunaan gambar album sebagai pola always on display. Sistem operasi ColorOS milik Oppo bahkan menambahkan fungsi hand-drawn ke always on display. Pengguna pun bisa secara manual menggambar pola layar dengan karakteristik individu dan menampilkan karya gambar tangan mereka sendiri.
Meski karakteristik layar OLED yang lebih hemat daya, tampilan always on display di layar masih akan menghabiskan banyak daya. Hal ini juga akan mempengaruhi masa pakai baterai ponsel hingga batas tertentu.
Bagaimana pun, fungsi always on display pada Android biasanya tidak aktif secara default. AoD hanya aktif ketika pengguna menggerakkan ponsel atau menyentuh layar, untuk meminimalkan dampak tampilan layar pada masa pakai baterai.
Beberapa ponsel dengan layar LTPO juga akan menggunakan fitur pada layar untuk mengatur kecepatan refresh rate. Hal ini pun membantu menghemat konsumsi daya.
Bagaimana dengan AoD di iPhone?
Sebenarnya, iPhone pertama yang menggunakan layar OLED, yakni iPhone X, rilis pertama kali pada 2017.
Sementara, iPhone 12 Series telah sepenuhnya memakai layar OLED. Jenis layar ini harusnya sudah bisa mendukung fitur AoD, namun sampai saat ini belum ada satu pun iPhone yang memakainya.
Laporan mengungkap, iPhone 14 Pro series akan mendukung fungsi AoD. Dengan upgrade layar ke jenis LTPO, perangkat juga bisa menyesuaikan minimum refresh rate di 1 Hz.
Saat fungsi AoD aktif, layar bisa mengurangi tingkat refresh rate ke 1 Hz. Hal ini pun bisa sangat efektif menyimpan daya dan memperpanjang usia baterai, juga membawa pengalaman lebih di sektor layar.
Sebelumnya di ajang konferensi pengembang WWDC 2022, Apple merilis iOS 16 dengan antarmuka lockscreen yang didesain ulang. Selain perubahan besar dalam antarmuka, widget seperti cuaca dan baterai juga ditambahkan.
Pengguna nantinya bisa menyesuaikan antarmuka layar kunci mereka sendiri. Saat ini, antarmuka lockscreen di iPhone juga bisa menampilkan informasi seperti notifikasi acara atau yang lebih fungsional.
Fungsi always on display dapat langsung diterapkan ke antarmuka lockscreen. Dengan fitur lockscreen baru ini, Apple tampaknya ingin mengoptimalkan baterainya.
Fungsi AoD pada iPhone nantinya juga tidak hanya nyaman tetapi membantu masa pakai baterai perangkat. Sebelumnya juga disebutkan, ada beberapa bukti kode framework terkait dengan AoD ditemukan di beta pengembang iOS 16.
Hal ini kian membuktikan, setidaknya iPhone 14 Pro bakal didukung fungsi always on display.
(Tin/Ysl)
Advertisement