Jumlah Perusahaan Tercatat di BEI Sentuh 787 hingga Mei 2022

Jumlah perusahaan tercatat itu meningkat dari posisi Mei 2021 di posisi 729 perusahaan.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 13 Jun 2022, 21:10 WIB
Suasana kantor Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (10/11). Dari 538 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia, 181 saham menguat, 39 saham melemah, 63 saham stagnan, dan sisanya belum diperdagangkan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Jumlah perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) terus bertambah pada 2022. Hingga Mei 2022, jumlah tercatat mencapai 787 perusahaan.

Demikian mengutip data dari Badan Pusat Statistik (BPS), Senin (13/6/2022). Jumlah perusahaan tercatat itu meningkat dari posisi Mei 2021 di posisi 729 perusahaan. Pada 2022, ada sekitar 21 perusahaan yang baru mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI). Total penghimpunan dana dari IPO sekitar Rp 18,49 triliun.

Selain itu, volume transaksi saham tertinggi terjadi pada Maret 2022 yang mencapai 534.785,00 juta saham. Volume transaksi saham saham terjadi pada Mei 2022 yang mencapai 330.610,00 juta saham, dan termasuk terendah dalam lima bulan ini.

Adapun Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencapai 7.148,97 pada Mei 2022. Posisi IHSG ini lebih rendah dari posisi April 2022 yang berada di posisi 7.228,91. Namun, posisi IHSG pada Mei 2022 lebih tinggi dari posisi Mei 2021 di posisi 5.947. Dalam lima bulan ini, posisi terendah pada Januari di posisi 6.631,15.

 

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Kinerja IHSG Sepekan pada 6-10 Juni 2022

Karyawan berjalan di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Indeks acuan bursa nasional tersebut turun 96 poin atau 1,5 persen ke 6.317,864. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung lesu dalam sepekan pada 6-10 Juni 2022. Hal ini juga diikuti rata-rata nilai transaksi harian yang merosot dalam sepekan.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (11/6/2022), laju IHSG turun 1,34 persen dalam sepekan terakhir. IHSG merosot dari 7.182,961 pada pekan lalu menjadi 7.086,64. Demikian juga kapitalisasi pasar bursa susut 1,46 persen menjadi Rp 9.269,642 triliun. Kapitalisasi pasar bursa tersebut merosot Rp 137 triliun dari pekan lalu Rp 9.406,90 triliun.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, selama sepekan IHSG melemah diiringi dengan aliran dana investor asing sebesar Rp1,24 triliun.

“Kami mencermati, dalam sepekan ini pergerakan IHSG banyak dipengaruhi oleh sentimen dari global. Di mana kita ketahui bersama, bahwa para investor masih cenderung wait and see jelang rilis data inflasi AS yang menurut konsensus masih berada di atas 8 persen,” ujar Herditya saat dihubungi Liputan6.com.

Ia menambahkan, hal tersebut akan makin meningkatkan keyakinan The Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral Amerika Serikat (AS) untuk meningkatkan suku bunganya secara agresif dan diperkirakan akan naik sebesar 50 basis poin (bps).

 


Sentimen Lainnya

Karyawan mengambil gambar layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Sebanyak 111 saham menguat, 372 tertekan, dan 124 lainnya flat. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung lesu dalam sepekan pada 6-10 Juni 2022. Hal ini juga diikuti rata-rata nilai transaksi harian yang merosot dalam sepekan.

Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (11/6/2022), laju IHSG turun 1,34 persen dalam sepekan terakhir. IHSG merosot dari 7.182,961 pada pekan lalu menjadi 7.086,64. Demikian juga kapitalisasi pasar bursa susut 1,46 persen menjadi Rp 9.269,642 triliun. Kapitalisasi pasar bursa tersebut merosot Rp 137 triliun dari pekan lalu Rp 9.406,90 triliun.

Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, selama sepekan IHSG melemah diiringi dengan aliran dana investor asing sebesar Rp1,24 triliun.

“Kami mencermati, dalam sepekan ini pergerakan IHSG banyak dipengaruhi oleh sentimen dari global. Di mana kita ketahui bersama, bahwa para investor masih cenderung wait and see jelang rilis data inflasi AS yang menurut konsensus masih berada di atas 8 persen,” ujar Herditya saat dihubungi Liputan6.com.

Ia menambahkan, hal tersebut akan makin meningkatkan keyakinan The Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral Amerika Serikat (AS) untuk meningkatkan suku bunganya secara agresif dan diperkirakan akan naik sebesar 50 basis poin (bps).

 

 


Rata-Rata Nilai Transaksi Harian Susut 23,26 Persen

Pengunjung mengabadikan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Adapun rata-rata nilai transaksi harian bursa selama sepekan merosot 23,26 persen. Rata-rata nilai transaksi harian bursa menjadi Rp 17,18 triliun dari pekan sebelumnya Rp 22,39 triliun.  Rata-rata frekuensi harian bursa merosot 0,05 persen menjadi 1.548.503 transaksi dari pekan lalu 1.549.235 transaksi.

Sementara itu, rata-rata volume transaksi bursa menguat tipis 0,03 persen dalam sepekan menjadi 27,72 miliar saham dari pekan lalu 27,71 miliar saham.

Investor asing pada Jumat, 10 Juni 2022, mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp195,77 miliar dan sepanjang 2022 investor asing mencatatkan beli bersih sebesar Rp70,580 triliun.

Pada Jumat, 10 Juni 2922,  PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk menerbitkan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan III Bank BJB Tahap II Tahun 2022 yang resmi dicatatkan di PT Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan nominal obligasi sebesar Rp 1 triliun.

PT Pemeringkat Efek Indonesia memberikan peringkat idA+ (Single A Plus) untuk obligasi ini dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk bertindak sebagai Wali Amanat dalam emisi ini.

Total emisi obligasi dan sukuk yang telah tercatat sepanjang tahun 2022 adalah 51 emisi dari 39 emiten senilai Rp63,45 triliun.

Total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI berjumlah 500 emisi dengan nilai nominal outstanding sebesar Rp454,49 triliun dan USD47,5 juta, diterbitkan oleh 121 emiten.

Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 151 seri dengan nilai nominal Rp4.801,09 triliun dan USD205,99 juta. Efek Beragun Aset (EBA) sebanyak 10 emisi senilai Rp4,34 triliun.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya