Liputan6.com, Jakarta - Covid-19 subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 telah terdeteksi di Indonesia. Awalnya, merujuk data Kementerian Kesehatan atau Kemenkes, ada 4 kasus Omicron BA.4 dan BA.5 pertama yang dilaporkan di Indonesia pada 6 Juni 2022. Kemudian hingga Senin 13 Juni 2022, jumlah pasien terinfeksi subvarian Omicron bertambah menjadi 8 kasus.
Temuan subvarian itu berimbas pada kenaikan kasus positif harian Covid-19 di Tanah Air. Bila di akhir Mei 2022, kasus Covid-19 sempat di kisaran 200, menilik beberapa hari belakangan, kasus positif sempat berada di angka 500 bahkan 600 dalam sehari.
Baca Juga
Advertisement
Semula sejumlah pihak menduga kenaikan kasus akibat libur Lebaran 40 hari lalu. Kendati demikian, Menteri Kesehatan atau Menkes Budi Gunadi Sadikin mengonfirmasi kenaikan kasus akhir-akhir ini terjadi karena adanya varian baru, yakni BA.4 dan BA.5.
Berdasarkan pengamatan, menurut Menkes, kenaikan kasus konfirmasi Covid-19 terjadi di Jakarta, Jawa Barat, Banten, dan Bali. Budi menyampaikan beberapa negara juga mengalami kenaikan kasus akibat subvarian Omicron tersebut.
Hanya saja, Budi menuturkan situasi Covid-19 di Indonesia masih terkendali. Hal ini terlihat dari kasus positif Covid-19 yang masih kurang dari 20 per minggu per 100.000 penduduk. Selain itu, positivity rate di Indonesia masih kurang dari 5 persen. Kemudian, angka reproduksi efektif atau Rt juga berada di angka 1.
Bagaimana gejala dan pencegahan Omicron BA.4 dan BA.5? Bagaimana pula ragam tanggapan terhadap subvarian baru tersebut? Simak selengkapnya dalam rangkaian Infografis berikut ini:
Infografis Waspada Covid-19 Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 Terdeteksi di Indonesia
Advertisement
Infografis Gejala dan Pencegahan Covid-19 Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5
Infografis Ragam Tanggapan Omicron BA.4 dan BA.5 Terdeteksi di Indonesia
Advertisement