Pyridam Farma Ambil Alih Saham Ethica Industri Farmasi Rp 163,45 Miliar

Pyridam Farma, PSI dan Fresenius Kabi AG dan Fresenius Kabi Deutscheland GmbH telah menandatangani perjanjian jual beli saham pada 30 Mei 2022.

oleh Agustina Melani diperbarui 14 Jun 2022, 05:00 WIB
Seorang pria mengambil gambar layar yang menampilkan informasi pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (8/6/2020). Seiring berjalannya perdangan, penguatan IHSG terus bertambah tebal hingga nyaris mencapai 1,50 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pyridam Farma Tbk (PYFA) bersama anak usaha PT Pyfa Sehat Indonesia mengambil alih saham PT Ethica Industri Farmasi (EIF) yang dimiliki Fresenius Kabi AG dan Fresenius Kabi Deutschland Gmbh.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Pyridam Farma Tbk mengambil alih saham EIF sebanyak 41.933.333 saham seri B dan 7.400.000 saham seri A. Jumlah itu setara 100 persen dari modal ditempatkan dan disetor dalam PT Ethica Industri Farmasi yang dimiliki oleh Fresenius Kabi AG dan Fresenius Kabi Deutscheland GmbH.

Seiring transaksi tersebut, perseroan, PSI dan Fresenius Kabi AG dan Fresenius Kabi Deutscheland GmbH telah menandatangani perjanjian jual beli saham pada 30 Mei 2022.

Perseroan akan membayar Rp 163,45 miliar untuk pengambilalihan saham tersebut. Perseroan memakai dana dari penawaran obligasi Pyridam Farma I tahun 2022. Sedangkan PSI akan bayar Rp 1,39 juta dengan sumber dana internal perseroan.

PT Pyridam Farma Tbk menyatakan transaksi atas kepemilikan EIF itu akan memberikan nilai tambah kepada pemegang saham perseroan. Hal ini juga sekaligus dapat berdampak atas terciptanya sinergi di dalam industri farmasi untuk memajukan sektor kesehatan di Indonesia.

“Perseroan dapat memperkuat strategi bisnisnya dengan mendiversifikasi produk-produk yang dimiliki oleh perseroan dan memasuki segmen pasar yang baru serta meningkatkan penyediaan produk yang inovatif kepada masyarakat,” tulis manajemen perseroan dalam keterbukaan informasi BEI.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


PYFA Gandeng Produsen Betadine untuk Pasarkan Produk

Pengunjung mengabadikan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, PT Pyridam Farma Tbk (PYFA) resmi menggandeng PT Mundipharma Healthcare Indonesia, perusahaan Indonesia pemegang merek dagang produk Betadine untuk kerja sama jasa pemasaran dan promosi.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Kamis (7/4/2022), PT Pyridam Farma Tbk dan Mundhipharma telah menandatangani perjanjian jasa pemasaran dan promosi pada 4 April 2022.

Pyridam Farma dan Mundipharma tidak memiliki hubungan afiliasi sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. 

Untuk kerja sama tersebut dengan kontrak jasa pemasaran dan promosi untuk produk di Indonesia.  Berkaitan nilai kontrak, yakni perseroan berhak atas biaya kompensasi yang akan dihitung berdasarkan nilai penjualan dengan formula sebagaimana yang diatur dalam perjanjian. 

"Penunjukan perseroan sebagai mitra eksklusif untuk melaksanakan setiap kegiatan komersial untuk memasarkan, mempromoskan atau mengkomunikasikan penjualan, pemasokan, atau penggunaan produk termasuk mengiklankan, mendiskusikan produk dengan rumah sakit, institusi kesehatan masyarakat, dan atau klinik kesehatan lainnya,” tulis manajemen Pyridam Farma.

Pyridam Farma juga menjelaskan,  tidak ada dampak material dari kejadian, informasi atau fakta material tersebut terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, dan kelangsungan usaha perseroan. 


Akuisisi Holi Pharma

Karyawan berjalan di depan layar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (22/1/2021). Indeks acuan bursa nasional tersebut turun 96 poin atau 1,5 persen ke 6.317,864. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Sebelumnya, sejalan dengan rencana untuk ekspansi dan menambah diversifikasi produk, serta kapasitas produksi, PT Pyridam Farma Tbk dengan nama emiten PYFA melakukan tanda tangan perjanjian untuk mengakuisisi 100 persen saham PT. Holi Pharma.

Direktur PT. Pyridam Farma Tbk (PYFA), Yenfrino Gunadi mengatakan dengan ekspansi ini akan menambah kapasitas produksi grup secara keseluruhan lebih dari tiga kali lipat dari kapasitas yang ada.

"Kami yakin melalui akuisisi ini akan memperkuat posisi kami di bidang industri farmasi Indonesia," kata dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis, 26 Agustus 2021.

Lebih lanjut Yenfrino menambahkan bahwa proses akuisisi ini merupakan langkah awal dari berbagai inisiatif yang sedang dikembangkan.

Ked epannya PT Pyridam Farma Tbk (PYFA) akan terus berinovasi dengan menjalin kerja sama strategis dengan berbagai industri untuk memajukan industri healthcare di Indonesia dan menghadirkan produk-produk yang menjawab kebutuhan masyarakat Indonesia.


Produksi Beragam Obat

Pengunjung melintas dekat layar monitor pergerakan saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (2/1). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pembukaan perdagangan saham 2019 menguat 10,4 poin atau 0,16% ke 6.204. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

PT Pyridam Farma Tbk telah memproduksi berbagai macam produk farmasi seperti Antibiotik, Vitamin, Suplemen, dan Perawatan Herbal Tradisional.

Perusahaan ini memiliki lebih dari 200 produk dalam bentuk tablet, kaplet, kapsul, sirup krim, dan salep. Selain itu, PT Pyridam Farma Tbk. juga memproduksi produk resep seperti penisilin dan non-penisilin antibiotik, dan obat penghilang rasa sakit, serta produk non-resep produk vitamin, pencegah flu dan batuk, dan antipiretik.

PT Pyridam Farma Tbk sendiri merupakan perusahaan farmasi dengan bisnis utama berupa produksi dan/atau distribusi obat-obatan moderen dan tradisional serta distribusi alat kesehatan seperti alat laboratorium dan juga PCR test kits.

Perusahaan ini didirikan pada 1976 dan sudah menjadi perusahaan terbuka dan tercatat di Bursa Efek Indonesia sejak 2001.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya