Liputan6.com, Jakarta - Kabupaten Bangka Tengah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dibentuk pada 25 Februari 2003 berdasarkan Undang-undang Nomor 5 Tahun 2003. Bersama dengan pembentukan Kabupaten Bangka Tengah, dibentuk pula Kabupaten Bangka Selatan, Bangka Barat dan Belitung Timur.
Kabupaten Bangka Tengah terletak di Pulau Bangka dengan ibu kota Koba. Secara administratif, wilayah Bangka Tengah berbatasan langsung dengan daratan kabupaten/kota lainnya di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, yaitu dengan Kota Pangkalpinang, Kabupaten Bangka, dan Bangka Selatan.
Awalnya, wilayah kabupaten seluas 2.155,77 km persegi itu terbagi menjadi empat kecamatan, satu kelurahan, 39 desa, dan 74 dusun. Untuk kepentingan akselerasi pembangunan daerah, pada 2006 beberapa wilayah administrasi mengalami peningkatan status sehingga wilayah administrasi menjadi enam kecamatan, tujuh kelurahan, 50 desa dan 70 dusun. Jumlah penduduk mencapai 175.064 jiwa pada 2017.
Tentu bukan itu saja hal-hal menarik dari Bangka Tengah. Berikut enam fakta menarik seputar Kabupaten Bangka Tengah yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber.
Baca Juga
Advertisement
1. Kondisi Geografis
Jarak yang relatif dekat dengan ibu kota provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Kota Pangkalpinang sangat menguntungkan secara geografis karena dapat menjadi pemicu perkembangan ekonomi dan wilayah Kabupaten Bangka Tengah.
Kondisi topografi Kabupaten Bangka Tengah sebagian besar merupakan topografi yang berombak dan bergelombang. Sebesar 51 persen tanahnya berjenis Asosiasi Podsolik Coklat Kekuning-kuningan dengan bahan induk Komplek Batu pasir Kwarsit dan Batuan Plutonik Masam.
Daerah lembah dan datar sebesar 20 persen jenis tanahnya Asosiasi Podsolik berasal dari Komplek Batu Pasir dan Kwarsit. Sedangkan, 25 persen lainnya berupa daerah rawa dan bencah/datar dengan jenis tanahnya.
Sebagai daerah yang bergunung dan berbukit, Kabupaten Bangka Tengah juga banyak dilalui sungai. Ada 31 buah sungai yang tersebar di enam kecamatan.
Adapun sungai-sungai terpanjang meliputi: Sungai Kurau, Sungai Nadi, Sungai Rangau, Sungai Berok, Sungai Teru, dan Sungai Selan. Selain untuk kebutuhan sehari-hari masyarakat seperti tempat mandi dan mencuci, sungai-sungai tersebut sangat berperan sebagai akses transportasi.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
2. Sejarah Nama Koba
Perdebatan tentang asal-usul penggunaan nama Koba, ibu kota Kabupaten Bangka Tengah, sama dengan perdebatan tentang penggunaan kata Bangka yang sampai sekarang belum usai. Setidaknya ada dua versi sejarah penggunaan kata Koba.
Versi pertama mengatakan bahwa kata Koba berasal dari sebuah kapal China pada masa awal penambangan timah dan kemudian berlabuh di Sungai Berok. Kapal China yang disebut wangkang tersebut bernama Kobe.
Wangkang Kobe kemudian tenggelam di sekitar Sungai Berok yang sejak ratusan tahun lalu tidak terlacak lagi keberadaan reruntuhannya. Lama-kelamaan, nama tersebut berubah menjadi nama kampung yang karena perjalanan waktu dan perubahan dialek mengubahnya jadi kata Koba.
Versi kedua mengatakan bahwa kata Koba berasal dari nama pohon asam yang berbuah besar (bulat seperti mangga) dan banyak terdapat di kampung ini. Pendapat ini didukung oleh banyak tokoh masyarakat Koba.
Advertisement
3. Desa Wisata Perlang
Desa Wisata Perlang di Kabupaten Bangka Tengah masuk dalam 50 besar desa wisata terbaik nasional mewakili Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) dalam ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia atau ADWI 2022.
Desa Wisata Perlang berbatasan dengan laut dan sekitar kawasan hutan. Karena itu, Desa Perlang memiliki sumber daya alam yang kaya dan beragam, mulai dari industri, pertanian, pertambangan, perikanan tangkap, budidaya perikanan, dan pariwisata.
Sektor pariwisata diharapkan sebagai penyumbang devisa dan penciptaan lapangan kerja. Selain itu, pariwisata juga berperan pada aspek sosial, budaya, dan lingkungan dalam rangka pelestarian sumber daya alam dan budaya maupun dalam meningkatkan rasa cinta tanah air serta sebagai perekat persatuan bangsa.
Masyarakat bersama para pemuda Desa Perlang memanfaatkan dan mengelola sumber daya dan kekayaan alam yang tersedia, yakni Bukit Pading, Danau Pading, Air Terjun Sadap, Wisata Bahari Gusung Perlang, dan Rumah Adat Melayu.
4. Hutan Pelawan
Salah satu destinasi wisata yang wajib untuk dikunjungi di Bangka Tengah adalah Hutan Pelawan. Hutan yang berlokasi di Namang, Kecamatan Namang ini memiliki keunikan yang tidak dimiliki hutan lainnya.
Hutan Pelawan ini ditumbuhi oleh banyak pohon pelawan, jamur pelawan, dan juga madu pahit. Saat kulit pohon Pelawan ini mengelupas, batang pohonnya akan terlihat berwarna merah.
Di hutan ini juga terdapat jembatan kayu dari batang pohon Pelawan yang berwarna merah alami tanpa harus dicat. Jembatan ini juga menjadi daya tarik tersendiri dari hutan ini.
Penggagas dan pengelola kawasan wisata Hutan Pelawan, Zaiwan mengatakan bahwa kawasan hutan seluas 300 hektare itu merupakan benteng terakhir sebagai tempat berlindung dan bertahan beragam hewan endemik.
Hewan yang hidup di dalam Hutan Pelawan antara lain berbagai jenis burung dan reptilia. Pada 2017, Hutan Pelawan ditetapkan statusnya sebagai Taman Keanekaragaman Hayati karena sudah menjadi habitat hewan dan tumbuhan langka serta menjadi kawasan edukasi.
Advertisement
5. Pulau Ketawai
Pulau Ketawai merupakan salah satu pulau yang tak boleh terlewatkan di Bangka Tengah. Di pulau ini Anda bisa melepas penyu ke laut, bermain voli pantai di sekitar pesisir, atau mungkin hanya ingin menikmati suasana pantai yang sangat indah.
Pulau Ketawai terkenal dengan ombaknya yang bersahabat. Pengunjung bisa berenang di pantai dan menghabiskan waktu dengan leluasa di pantai yang masih terjaga kebersihannya ini.
Kegiatan yang banyak disukai oleh para wisatawan adalah kegiatan pelepasan penyu ke laut. Di pulau ini ada penangkaran penyu sehingga kegiatan yang satu ini sangat digemari. Melepas penyu ke laut ini juga membantu kelestarian penyu agar jumlahnya tetap stabil di alam liar.
Wisatawan juga dapat menyelam untuk menyaksikan ikan yang berenang di sela-sela karang. Untuk tiba di Pulau Ketawai, wisatawan hanya menyeberang sekitar 20 menit dari tangkahan yang ada di Kecamatan Kurau yang berjarak sekitar 40 km dari Kota Pangkal Pinang,
6. Kuliner Khas Bangka Tengah
Ada berbagai kuliner khas Bangka Tengah yang sayang untuk dilewatkan. Salah satunya adalah Mie Koba yang merupakan makanan khas Koba Bangka Tengah. Mie Koba adalah sajian mi dengan kuah ikan tenggiri yang lezat dan gurih. Selain itu, diberi air perasan jeruk kunci yang menambah kesegaran rasa kuahnya.
Lalu ada Laksa atau Lakso, yaitu mi yang cukup tebal dibandingkan dengan mi pada umumnya. Laksa ini terbuat dari campuran tepung beras dan tepung sagu.
Makanan khas Koba Bangka Tengah ini berwarna putih dengan tekstur yang kenyal. Laksa disajikan dengan kuah santan ikan berwarna kuning yang gurih.
Selain itu ada Sambal Lingkung yang berupa abon ikan pedas. Sambal lingkung dibuat agar hasil tangkapan ikan yang melimpah ruah tidak terbuang percuma. Sambal Lingkung sebagian besar terbuat dari ikan tenggiri karena memiliki tekstur yang tidak terlalu berair.
Tekstur sambal lingkung seperti serbuk halus berwarna cokelat dan seratnya pendek seperti parutan kelapa.Kuliiner khas lainnya dari Kabupaten Bangka Tengah adalah Pempek Panggang, Lokan Laut, Otak-Otak Ase, Balacon dan Sup Gangan.
Advertisement