Liputan6.com, Jakarta - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyebut ekonomi 60 negara di dunia diperkriakan bakal ambruk. Bahkan ekonomi dari 40 negara diantaranya telah dipastikan merosot.
Dengan demikian, Jokowi meminta jajaran pembantunya di kementerian untuk bisa peka terhadap kondisi ini. Tujuannya, guna bisa mengantisipasi berbagai kemungkinan dari ketidakpastian global.
Advertisement
"IMF menyampaikan bahwa akan ada kurang lebih 60 negara yang akan ambruk ekonominya, yang 40 diperkirakan pasti," kata Jokowi, dalam pembukaan Rakornaswasin BPKP, Selasa (14/6/2022).
Ia menyampaikan, dunia saat ini tengah mengalami ketidakpastian utamanya di sektor pangan dan energi. Sehingga, akan berdampak pada kondisi ekonomi di dalam negeri.
Buktinya, sejumlah komoditas pangan mengalami kenaikan. Beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) di sektor energi pun mengalami peningkatan yang sangat besar dibanding prediksi.
"Inilah ketidakpastian yang saya sampaikan dan kita semua harus punya kepekaan, harus punya sense of crisis semuanya. Kerja sekarang ini tak bisa hanya makronya, tidak, bisa mikronya, detailnya harus tahu," paparnya.
Guna mendukung hal itu, ia meminta Kepala Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Muhammad Yusuf Ateh untuk melakukan pengawasan. Utamanya menyoroti detail.
"Inilah yang sering saya sampaikan ke Pak Ateh, pak Kepala BPKP, pak detail ini di cek pak. Untuk apa? Policy-nya (aturan kebijakan) jangan sampai keliru," tegasnya.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Diminta Kirim Minyak Goreng
Sebelumnya, Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengaku ditelepon perdana menteri salah satu negara untuk mengirim minyak goreng. Alasannya, guna mengantisipasi krisis. Jokowi mengisahkan pasokan minyak goreng di negara itu semakin menipis. Jika tak segera dipenuhi, akan menimbulkan krisis di negara tersebut.
"Dua hari yang lalu saya dapat telepon dari seorang perdana menteri, tidak usah saya sebutkan beliau meminta-minta betul, Presiden Jokowi tolong dalam sehari dua hari ini kirim yang namanya minyak goreng. Stok kami betul-betul sudah habis dan kalau barang ini tidak datang akan terjadi krisis sosial, krisis ekonomi yang berujung pada krisis politik," katanya dalam pembukaan Rakornaswasin BPKP, Selasa (14/6/2022).
"Dan ini sudah terjadi di negara yang namanya Sri Lanka," tambah Jokowi.
Kejadian ini, kata dia, mendasari adanya bayangan krisis yang dihadapi berbagai negara di dunia. Ia menekankan seluruh dunia sedang dihadapkan dengan ketidakpastian di berbagai aspek.
"Sering syaa sampaikan bahwa situasi saat ini adalah situasi yang tak mudah, situasi yang tak gampang karena ketidakpastian global, ancaman krisis pangan, ancaman krisis energi, ancaman kenaikan inflasi semua negara mengalami dan sampai saat ini, ini baru awal-awal," paparnya.
Advertisement
Bersiap
Atas dasar itu, ia meminta para pembantunya di kabinet untuk menyiapkan berbagai kemungkinannya. Khususnya mengenai antisipasi terhadap krisis pangan dan krisis energi.
"Oleh sebab itu, kita semuanya betul-betul harus menyiapkan diri mengenai ini, pangan harus betul-betul disiapkan, energi dikalkulasi betul, katena separuh energi kita impor," kata dia.
Alasannya, dengan kondisi negara Indonesia yang cukup besar, maka kebutuhan atas pangan dan energi di dalam negeri sangat besar. Di sisi energi, kebutuhan itu melingkupi kebutuhan untuk kendaraan, industri hingga rumah tangga.
Jadi Peluang
Kendati begitu, Jokowi melihat di sisi pangan, bisa menjadikan peluang. Alasannya ada lahan-lahan yang dinilai kurang produktif.
"Tetapi ancaman krisis pangan ini juga bisa kita jadikan peluang karena lahan kita yang besar banyak yang brlum dimanfaatkan banyak yang belum produktif," katanya.
Hal ini yang kerap disampaikan Jokowi terkait pemanfaatan lahan. Ia berharap, dengan begitu, target ketahanan pangan di Indonesia bisa dicapai.
Advertisement