Kakorlantas Polri Sebut Jumlah Korban Kecelakaan di Jalan Lebih Banyak dari Perang

Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri menyebutkan, angka korban kecelakaan lalu lintas saat ini masih sangat tinggi.

oleh Arief Aszhari diperbarui 15 Jun 2022, 07:46 WIB
Kasus kecelakaan lalu lintas yang terjadi di wilayah Balikpapan. Jasa Raharja pun memberikan santunan kepada para korbannya.

Liputan6.com, Jakarta - Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri mengungkap angka korban kecelakaan lalu lintas saat ini masih sangat tinggi. Bahkan, berdasarkan data, jumlah korban kecelakaan lalu lintas lebih tinggi dibanding perang.

"Ternyata, dari data korban kecelakaan lalu lintas lebih banyak dari korban akibat perang atau penyakit," ujar Kakorlantas Polri, Irjen Pol Firman Shantybud, dikutip dari laman resmi NTMC Polri, Selasa (14/6/2022).

Menurut Firman, tingginya angka kecelakaan dikarenakan rendahnya kesadaran pengguna jalan. Ia melihatnya, tidak ada pendidikan keselamatan lalu lintas sejak dini dari para orangtua.

"Masyarakat kadang menganggap, ya mohon maaf kalau saya salah, karena sudah biasa di jalan dari kecil. Begitu sudah punya kemampuan roda dua, orangtuanya kasih punya SIM atau tidak yang penting dia bisa sepertinya enggak perlu lagi belajar lalu lintas," kata dia.

Sementara itu, fakta korban kecelakaan terus berjatuhan dengan berbagai macam sumber masih sering terjadi.

"Ada tiga sumber utamanya: manusia, jalan, kendaraan," imbuhnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

Tertib Lalu Lintas

Polisi Lalu lintas memberhentikan pengendara sepeda motor saat Operasi Patuh Jaya 2020 di Jalan Letjen Suprapto, Jakarta, Kamis (23/7/2020). Ditlantas Polda Metro Jaya menggelar Operasi Patuh Jaya 2020 hingga 5 Agustus untuk menertibkan masyarakat dalam berlalu lintas. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Tidak hanya itu, Firman juga menekankan pentingnya tertib lalu lintas.

Pasalnya, masyarakat atau penggunakan kendaraan harus sadar, betapa sangat berharganya sebuah nyawa dibandingkan kerugian materi yang ada.

Firman juga mengatakan, biaya yang harus dibayar apabila sudah terjadi kemacetan atau kecelakaan lalu apalagi mengakibatkan meninggal dunia, memang sangat mahal bahkan tidak bisa dihitung,

"Kalau sudah meninggal di situ ada yatim, di situ ada janda mohon maaf atau mungkin itu ada duda, kalau sekali lagi yang menjadi korbannya ini rata-rata adalah tulang punggung keluarga," pungkasnya.


Infografis Perluasan Ganjil Genap Jakarta di 26 Ruas Jalan

Infografis Perluasan Ganjil Genap Jakarta di 26 Ruas Jalan. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya